SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 16 Maret 2011

L's Diary: Eps. 235 - Jatuhnya Pemburu Groudon

wooper gifEpisode 235: Jatuhnya Pemburu Groudon

Pertarungan Lydia melawan Glacia

“Walrein, titik beku!” perintah Glacia. Walrein lalu menghembuskan angin dingin dan mendadak angin dingin membekukan muncul menuju tempat Lydia dan Blissey.
”Apa yang....”
Lydia tak sempat bergerak saat angin dingin membekukan itu berhembus cepat ke arahnya. Sedetik kemudian tubuh Lydia menjadi sulit digerakkan, hal yang sama terjadi pada Blissey. Lydia meresakan tubuhnya menjadi sangat dingin dan kemudian Lydia sama sekali tak bisa bergerak, dia membeku. Lydia pun terjatuh ke tanah bersamaan dengan jatuhnya Blissey yang juga membeku.
Glacia menghampiri tubuh Lydia dan memandangnya penuh kemenangan. ”Koordinator dan Elite Four... jelas Elite Fourlah yang lebih kuat...” gumamnya pelan. Wanita itu lalu berbalik dan berjalan meninggalkan Lydia yang membeku begitu saja.


*

Pertarungan Profesor Hurr melawan Drake

Seratus Yanma dan seratus Vibrava masih saling bertarung satu sama lain, menimbulkan suara yang sangat berisik. Pertarungan itu berlangsung lama hingga satu persatu dari mereka jatuh dan menghilang. Kedua kelompok Pokemon itu sepertinya sama kuat, tak ada yang mendominasi dalam pertarungan itu. Pada akhirnya pertarungan yang sepertinya tiada akhir itu pun berhenti saat Yanma terakhir dan Vibrava terakhir saling mencakar, terjatuh lalu menghilang. Suasana menjadi hening sesaat.
”Sudah selesai,” kata Profesor Hurr memecahkan keheningan.
”Kita sama-sama kehabisan Pokemon,” sahut Drake.
”Sepertinya tak ada yang menang, tak ada yang kalah.”
”Dan aku heran kenapa kita masih berdiri kokoh disini.”
”Sebenarnya... sebenarnya...” Profesor Hurr tidak dapat melanjutkan kalimatnya saat tiba-tiba tubuhnya oleng dan kemudian terjatuh ke tanah.
”Huh, kau bilang tak ada yang menang? Kau salah Hurricane... yang menang adalah...” perkataan Drake terputus saat tubuhnya juga ikut oleng, lalu jatuh ke tanah seperti yang terjadi pada Profesor Hurr.

*

Kembali ke pertarunganku...

Aku terbaring tak berdaya di tanah. Pasir yang bertebaran di sekelilingku tadi perlahan menghilang hingga semuanya kini kembali bisa terlihat jelas. Kulihat Dian terkapar pingsan di depanku.
”Di... Dian...” panggilku lemah. ”Kumohon... bangkitlah... bangkitlah...” Namun tak terjadi apa-apa. Dia tetap terbaring disana dengan mata terpejam. Serangan Magnitude tadi berhasil menjatuhkannya dan juga menjatuhkanku. Tubuhku terasa sangat lemah akibat serangan itu. Sial, kalau seperti ini aku tidak bisa mencapai gua Terra.
“Akuilah kekalahanmu,” kata Wallace menatapku sedih. ”Aku tak mau menyerangmu, tapi kau tak memberiku pilihan lain.”
“Aku... aku akan ke gua Terra...” sahutku meracau sambil berusaha keras merangkak berjalan menggapai ke gua Terra yang ada di depanku. “Aku... aku akan masuk ke gua Terra... aku akan bertemu Groudon... aku akan mendapatkannya...”
”Sudahlah, jangan biarkan aku melakukan tindakan lagi,” cegah Wallace.
”Diam... aku sudah berjanji... aku harus menepati...” sahutku acuh. ”Aku sudah memulai... aku harus mengakhiri...”
”Akhiri sekarang, berhenti mengejar Groudon, kau sudah kalah.”
”Belum... aku masih bisa... aku masih bisa berjalan....” Dengan susah payah aku berusaha berdiri. Akhirnya aku berhasil berdiri walaupun aku tidak bisa mengendalikan tubuhku. Kini aku berjalan tertatih menuju gua Terra.
”Sudah kubilang hentikan!” bentak Wallace melihat kegigihanku. ”Aku tak mau melukaimu lagi!”
”Groudon... Groudon... aku ingin Groudon... aku ingin mendapatkan Groudon... biarkan aku menciptakan pulauku sendiri... biarkan aku hidup di duniaku sendiri....”
Mendadak sebuah sinar putih yang sangat kukenal menghantam tubuhku. Aku kembali terjatuh ke tanah dan kurasakan kakiku mulai membeku. Meski begitu aku berusaha bangkit, berusaha menggerakkan kakiku sebisa mungkin. Gumpalan es yang menyelimuti kakiku pun retak, membuatku kembali bisa berjalan.
”Kenapa... Kenapa kau tak mau mengerti juga?” tanya Wallace dengan nada sedih. ”Tak ada gunanya kau mencari Groudon... kau hanya membahayakan orang lain.”
”Aku punya impian... aku punya harapan... biarkan aku meraihnya... biarkan aku mendapatkannya...”

Aku terus berjalan tanpa memedulikan ucapan Wallace. Kini aku sudah berada tepat di pintu masuk gua dan mulai melangkahkan kaki untuk memasukinya. Namun baru saja aku menjejakkan kakiku dengan berat, tiba-tiba aku tak bisa merasakan tubuhku lagi. Tiba-tiba aku tidak bisa menggerakkan tubuhku. Kurasakan tubuhku begitu dingin dan keras... kusadari kalau aku sudah benar-benar membeku. Dan sebelum aku kehilangan kesadaranku, kulihat pintu gua Terra mulai menyempit... lalu menghilang dari hadapanku. Seketika itu aku terjatuh dan semuanya menjadi gelap. Samar-samar kudengar suara Wallace yang berkata....
”Maafkan aku... Lunar Servada...”


BAB XXXIV Selesai....

Keterangan alih bahasa:

Gua Terra – Terra Cavern
Tembakan es – Ice Beam
Tembakan surya – SolarBeam
Gelombang air – Surf
Rekaveri – Recover
Serangan cepat – Quick Attack
Nafas Naga – Dragon Breath
Balas Budi – Return
Meteor Naga – Draco Meteor
Cakar naga – Dragon Claw
Dampak luar biasa – Giga Impact
Taring es – Ice Fang
Bola gyro – Gyro Ball
Semburan api – Flamethrower
Lemak tebal – Thick Fat
Bola es – Ice Ball
Perisai pelindung – Protect
Pusaran air – Whirlpool
Keinginan – Wish
Racun – Toxic
Badai es – Blizzard
Bola energi – Energy Ball
Bantingan seismic – Seismic Toss
Luncuran batu – Rock Slide
Badai pasir – Sandstorm
Selubung pasir – Sand Veil
Tarian pedang – Swords Dance
Sayatan – Slash
Gempa bumi – Earthquake
Bom telur – Egg Bomb
Tembakan aurora – Aurora Beam
Titik beku – Sheer Cold
Membeku – Frozen Solid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...