SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Selasa, 01 Maret 2011

L's Diary: Eps.225 - Hadangan Pertama

Rata Penuhwooper gifEpisode 225: Hadangan Pertama

Di suatu tempat tanpa aku tahu...

”Mereka telah bergerak,” ujar lelaki berambut punk.
”Kita pun harus bergerak,” jawab lelaki berpakaian kapten pelaut. ”Kita tidak boleh membiarkan mereka berhasil.”
”Kau yakin melakukan hal yang benar?” tanya wanita berambut krem.
”Ini tugas kita... ini tugas kita sebagai Elite Four!” jawab lelaki berpakaian kapten pelaut. ”Kita akan melawan mereka satu persatu. Kupikir tidak sulit menjatuhkan mereka, mungkin seorang dari kita saja sudah cukup. Sid, giliranmu yang pertama!”
”Sip, aku akan mengalahkan mereka dengan cepat... dan dengan senang hati....” jawab lelaki berambut punk tersenyum.

*

Aku terbang bersama Tropius menuju ke tampat yang dimaksud oleh Professor Hurr. Tempat itu ada di rute 118, di seberang selat di timur kota Mauville. Cukup lama aku terbang hingga kemudian aku tiba di tempat yang dimaksud oleh Professor. Kulihat Profesor dan Parmin sudah ada di tempat itu menungguku.
”Dimana gua itu Profesor?” tanyaku setelah mendarat dan memasukkan Tropius kembali ke dalam Nest Ball.
”Gua itu berada di antara perbukitan di depan kita ini, mungkin tersembunyi di dalamnya,” jawab Profesor. ”Perhatikan sekitarmu, bukankah sinar mataharinya sangat terik?”
Aku lalu melihat ke sekeliling dan merasakannya. Profesor benar, sinar matahari di tempat kami berdiri saat ini benar-benar terik dan panas. Kondisi cuaca seperti ini adalah salah satu pertanda kemunculan gua Terra.
“Hore! Kita akan bertemu Groudon!” sorak Parmin gembira.
”Jangan terlalu senang Parmin, yang akan kita hadapi bukanlah Pokemon biasa. Yang akan kita hadapi adalah satu dari tiga Pokemon legenda cuaca, dan mereka memiliki kekuatan yang luar biasa,” kata Profesor. ”Aku sudah menyiapkan beberapa peralatan untuk menangkap Groudon, di antaranya adalah segitiga penangkap, salah satu penemuan Tim Rocket yang telah aku modifikasi, berguna untuk menyulitkan pergerakan Groudon. Aku juga telah menyiapkan beberapa Ultra Ball yang akan kita gunakan untuk menangkap Groudon. Nah, maka aku bergantung pada kalian berdua untuk melumpuhkan Groudon sehingga kita dapat menangkapnya. Kalau pun terpaksa, kita bisa menggunakan PokeBall berteknologi canggih terkuat yang bisa menangkap Pokemon apa saja.”
”PokeBall terkuat? Maksud Profesor...”
”Master Ball,” jawab Parmin. ”PokeBall yang sangat legendaris!”
Master Ball? Itukan PokeBall langka yang tidak sembarang orang memilikinya. Kabarnya dengan Master Ball kita bisa menangkap semua Pokemon dengan sekali lempar saja. Aku tak menyangka Profesor memiliki bola legendaris itu. Tapi hal ini sebenarnya tidak aneh mengingat yang memilikinya adalah Profesor Pokemon seperti Profesor Hurr.
”Baiklah, kita tidak punya waktu banyak, kita harus bergerak sekarang,” perintah Profesor. ”Kemunculan gua Terra hanya sebentar saja, kita harus bisa memanfaatkan hal ini sebaik-baiknya karena gua itu akan segera....”
”Hilang...” terdengar suara lelaki memotong ucapan Profesor. Kami bertiga langsung menoleh dan mendapati seorang lelaki berambut punk berdiri di seberang kami. Lelaki itu pernah kulihat sebelumnya di rumah sakit tempat Nona Ester dirawat. Aku juga melihatnya dalam potret yang ada di kamar Nona Ester. Lelaki itu adalah...

”Sidney, anggota Elite Four Hoenn!”
”Benar sekali!” jawab lelaki berambut punk itu. ”Aku adalah Sidney, anggota Elite Four Hoenn, spesialis Pokemon kegelapan. Sebagai anggota Elite Four, aku takkan membiarkan kalian melangkah lebih dari ini.”
Sudah kuduga hal ini akan terjadi. Apa yang dikatakan Steven benar, Elite Four akan berusaha mencegah kami mendapatkan Groudon. Mereka bisa melakukan apa saja untuk menghentikan kami. Kata Steven mereka yang terkuat, aku bukanlah tandingan untuk mereka. Tapi ini sudah menjadi ambisiku... ini sudah menjadi obsesiku... aku tak boleh berhenti. Sekuat apapun Elite Four, aku akan berusaha melawan mereka... tidak ada yang bisa menghentikan keinginanku untuk mendapatkan Groudon, bahkan Elite Four sekalipun!
Aku baru saja hendak mengeluarkan PokeBall saat Parmin mencegahku. ”Ada apa Parmin? Kita harus melawannya.”
”Aku tahu kak L,” jawab Parmin. ”Tapi biarkan aku saja yang menghadapinya. Kalian berdua cepatlah pergi ke gua Terra, gua itu tidak akan bertahan lama.”
”Ho... jadi si idiot ini yang mau melawanku?” tantang Sidney santai. ”Aku akan dengan senang hati menghancurkanmu.”
”Buktikan ucapanmu!” gertak Parmin. Aku belum pernah melihat Parmin seberani ini sebelumnya. ”Kak L sudah sejauh ini mencari Groudon, aku tidak bisa membiarkanmu menghentikannya,” lanjut Parmin berapi-api. ”Aku mungkin lemah dan tidak pintar bertarung, tetapi aku akan berusaha, aku tidak akan menyerah!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...