SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Selasa, 01 Maret 2011

L's Diary: Eps.227 - Glacia dan Lydia

wooper gifEpisode 227: Glacia dan Lydia

Aku dan Profesor berjalan terus menuju ke sumber cahaya yang terang benerang di atas bukit. Bukit itu begitu terjal sehingga kami kesulitan melewatinya. Aku bisa saja langsung menggunakan Tropius untuk menaikinya, tetapi sumber cahaya itu berasal dari celah bukit dan akan sulit menemukannya bila aku menggunakan Tropius.
”Lunar, kita harus cepat,” ujar Profesor melihatku kesusahan melewati bebatuan yang licin. ”Gua itu akan segera menghilang...”
”Iya Profesor, aku sedang beru...” jawabanku terputus saat tiba-tiba sebuah sinar meluncur tepat ke arahku. Beruntung aku manyadarinya dan berhasil menghindarinya. Sinar itu mengenai tanah dan berubah menjadi es. Aku dan Profesor langsung menoleh pada asal datangnya sinar.
”Salam kenal dariku, Lunar Servada,” seorang wanita berambut krem berdiri di atas bukit yang berada di atas kami. Di samping wanita itu tampak Pokemon berbentuk batu putih bertanduk. Wanita itu lalu melompat dan kini berada tepat di depan kami. ”Namaku Glacia, salah satu dari Elite Four Hoenn,” ujarnya memperkenalkan diri. ”Sebagai Elite Four, sudah tugasku untuk menghentikanmu, Lunar Servada... Ester banyak bercerita tentangmuu. Walaupun aku tahu kau adalah kekasih dari Ester, aku tidak peduli.”

Glacia? Dia adalah salah seorang Elite Four, spesialisasinya Pokemon tipe es. Ternyata Elite Four tidak hanya mengirimkan seorang saja untuk menghentikanku.
”Kami tidak punya waktu untuk meladenimu,” kata Profesor. ”Kami harus segera pergi untuk bertemu Groudon.”
”Mau tak mau kalian harus! Glalie, tembakan es!” perintah Glacia pada Pokemon batu putih menyrupai topeng yang dipanggilnya Glalie itu. Glalie kemudian menembakkan sinar putih membekukan ke arah kami. Jarak kami terlalu dekat dengan serangan itu, membuat kami tak sempat menghindar. Namun tiba-tiba muncul sebuah perisai pelindung yang melindungi kami dari serangan itu. Rupanya seseorang berpakaian serba hijau yang sangat kukenal memerintahkan seekor Pokemon burung menyerupai burung Pelikan untuk menciptakan perisai pelindung. Dia adalah kak Lydia dengan Pelipper miliknya.

”Kalian tidak apa-apa?” tanya kak Lydia.
”Kak Lydia? Kenapa bisa ada disini?” tanyaku terkejut.
”Sebenarnya aku menyusulmu untuk meminta ganti rugi atas pencurian yang dilakukan oleh Pokemonmu, tapi setelah melihat Glacia ada disini hendak membekukanmu, tentu saja aku tidak bisa diam,” jawab kak Lydia panjang.
”Pencurian? Pencurian apa?”
”Sudahlah, kita bicarakan lain kali,” jawab kak Lydia tanpa mengalihkan pandangannya pada Glacia. Dia lalu menatap ke arah Glacia. ”Glacia, sudah lama kita tidak bertemu. Sudah lama pula kita tidak bertarung. Sepertinya tak ada salahnya untuk sebuah pertarungan.”
”Ya, tentu saja Angin Perak Verdanturf, aku juga merindukan pertarungan kita,” jawab Glacia.
Kak Lydia melirik ke arahku dan berkata, ”Lunar, serahkan Glacia pada Kakak, biar Kakak yang meladeninya. Kamu pergilah cepat, dapatkan Groudon.”
”Kakakmu benar, kita harus pergi,” sahut Profesor.
”Ba...baik... terima kasih kak...” ujarku dan kak Lydia hanya tersenyum
Aku dan Profesor kemudian meninggalkan kak Lydia yang berhadapan dengan Glacia. Aku menoleh sebentar ke arahnya, berharap semuanya baik-baik saja, dan kemudian kembali berjalan menuju arah cahaya.

*

Pertarungan Lydia melawan Glacia

”Ayo, tunjukkan kelasmu, Glacia!” tantang Lydia. ”Tentunya sebagai Elite Four kau memiliki kemampuan bertarung yang hebat.
”Dan tentunya sebagai koordinator terkenal, kau sangat ahli meramu strategi,” balas Glacia. ”Baiklah, terimalah ini... Glalie, tembakan es!”
”Aku melawanmu... Pelipper, tekanan air!”
Kedua Pokemon itu pun saling meluncurkan serangan. Glalie meluncurkan tembakan es, sementara Pelipper memunculkan deburan air yang bergelombang. Kedua serangan itu saling mengenai Pokemon satu sama lain, namun kedua Pokemon masih bertahan.
”Aku tak meragukan kualitasmu sebagai Elite Four, Glacia,” puji Lydia.
”Aku pun tak meragukan kualitasmu sebagai top koordinator di Hoenn,” balas Glacia.
”Kalau begitu mari mainkan pertarungan ini dengan serius!”
”Glalie, badai es!”
”Pelipper, tekanan air!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...