
Sumber cahaya itu semakin dekat. Tak lama lagi kami akan mencapai Gua Terra, membuatku semakin bersemangat menyusuri celah-celah perbukitan yang curam.
”Hati-hati Lunar,” kata Profesor Hurr memperingatkan saat aku terpeleset dan hampir terjatuh. ”Kalau kau terjatuh, selesai semua pencarian kita selama ini.”
”Iya Profesor,” jawabku pelan.
Aku mengkhawatirkan Parmin dan kak Lydia. Mereka semua bertarung untuk membantuku, aku sangat terharu. Masalahnya, yang mereka hadapi adalah trainer terkuat di Hoenn, semoga mereka baik-baik saja.
”Lunar, menyingkir!” tiba-tiba Profesor menubruk tubuhku dan menjatuhkanku ke tanah. Seketika itu di tempatku berdiri tadi berjatuhan bebatuan besar yang langsung membakar tanah. ”Kurang ajar!” umpat Profesor keras. Beliau langsung menoleh ke atas dan mendapati seekor Salamence, Pokemon naga besar berwarna biru melayang di atas. Seorang lelaki berpakaian kapten pelaut duduk di atas Pokemon itu. ”Apa kau berniat membunuh kami?”
”Ya, bila itu bisa menghentikan kalian,” jawab lelaki di atas Salamence. Salamence kemudian bergerak perlahan mendekati daratan, mendekati kami. ”Lama tak jumpa, Hurricane Sanctuary,” sapa lelaki berpakaian kapten pelaut yang tak lain Drake, salah seorang anggota Elite Four yang kutemui di rumah sakit Ever Grande waktu itu. ”Apa kau masih mengingatku?”
”Tentu saja aku sangat mengingatmu, Molotov Drake,” jawab Profesor Hurr ketus. ”Aku takkan melupakan pertarungan kita waktu itu.”

”Kau tidak memberiku pilihan, itu pertarungan yang adil ...”
”Aku terima itu dengan adil, dan sekarang aku memintamu untuk berhenti membantu bocah ini mencari Groudon, karena kau pasti tidak mau pertarungan waktu itu kembali terulang. Kupikir saat ini kau adalah seorang tua yang lemah, yang bisa hanya bermain-main dengan kertas saja.”
”Bahkan hobiku bermain kertas masih kau ingat, Molotov,” sahut Profesor. ”Kau benar-benar sahabat yang baik, tapi aku tidak akan berhenti karena aku telah memulai. Seorang ilmuwan sejati harus menyelesaikan penelitiannya.”
”Tapi kali ini kau takkan pernah menyelesaikannya! Salamence, nafas naga!” perintah Drake. Salamence kemudian menyemburkan nafas naganya yang merah membakar.
”Keluarlah Furret!” dengan cepat Profesor melemparkan PokeBall dan kemudian muncul Furret, Pokemon tupai cokelat dengan ekor bergaris. ”Perisai pelindung!” Furret pun membentuk perisai pelindung yang melindungi kami dari nafas naga Salamence.
”Furret itu lemah, apa kau yakin akan menggunakannya melawan Salamenceku yang sangat kuat ini?” ejek Drake.
”Tidak ada Pokemon yang lemah, selama kau mempercayai Pokemonmu. Akan kubuktikan bahwa bahkan seekor Furret kecil ini bisa menjatuhkan Salamence yang besar dan kuat,” jawab Profesor berapi-api. Profesor kemudian menoleh ke arahku dan berkata, ”Lunar, teruskan perjalananmu. Biar aku yang menghadapi Drake. Bawa semua peralatanku, bagaimanapun kamu tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan bertemu Groudon.”
”Ta...tapi Profesor...”
”Kubilang cepat pergi!” Profesor berteriak keras. ”Bila kamu sudah memulai, kamu harus menyelesaikannya... apapun hasilnya, yang terpenting kamu harus menyelesaikannya. Jangan biarkan pengorbanan kami sia-sia.”
Aku terdiam. Aku benar-benar tak bisa berpikir. Parmin, kak Lydia, dan Profesor Hurr... semuanya rela bertarung agar aku bisa mencapai keinginanku... agar aku bisa mendapatkan Groudon. Aku... aku tak boleh berhenti.
”Baiklah Profesor,” ujarku kemudian. ”Terima kasih banyak, kuharap Profesor baik-baik saja. Akan kupastikan aku menyelesaikan apa yang telah aku mulai!”
Usai mengatakan kalimat itu aku langsung berlari membawa koper Profesor Hurr. Aku berhenti sejenak dan menoleh, melihat ke arah Profesor dengan sedih. Kulihat Profesor tersenyum padaku seraya mengangguk. Aku balas mengangguk, dan kemudian berbalik berlari menuju gua Terra... untuk bertemu dengan Groudon!
*

”Kau tidak boleh memasukinya,” kata suara itu. Aku mencari asal suara, menoleh ke samping dan melihat seorang lelaki berjubah putih menutupi seluruh tubuhnya berdiri disana.
”Siapa kau?” tanyaku spontan.
Lelaki itu tersenyum dan menjawab pelan, ”Namaku Wallace, dan aku adalah juara... di Hoenn...”
Apa katanya? Ju... Juara?
BAB XXXIII Selesai....
Keterangan alih bahasa:
Permen Langka – Rare Candy
Gua Terra – Terra Cavern
Angin Perak – Silver Wind
Paruh Pengebor – Drill Peck
Kunyah – Crunch
Serangan Cepat – Quick Attack
Tendangan Berganda – Double Kick
Pukulan Penghisap – Sucker Punch
Tembakan Surya – SolarBeam
Tembakan Es – Ice Beam
Badai Es – Blizzard
Tekanan Air – Water Pulse
Perisai Pelindung – Protect
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...