SERVADA CHRONICLES: HUNTER SEASON
BAB XXXIV TRAINER-TRAINER TERKUAT
BAB XXXIV TRAINER-TRAINER TERKUAT

Lelaki berjubah itu tersenyum dan menjawab pelan, ”Namaku Wallace, dan aku adalah juara... di Hoenn...”
”Ju... Juara?”
”Ya, juara baru Hoenn yang menggantikan Steven,” jawab lelaki bernama Wallace. ”Sebagai juara yang mendukung Elite Four, aku takkan membiarkanmu masuk ke dalam gua.”
”Huh, apakah aku begitu berbahaya sehingga bahkan seorang juara harus turun tangan untuk menghentikanku?” dengusku kesal. ”Sebaiknya biarkan aku masuk, aku sudah menunggu lama untuk ini.”
”Aku tak peduli seberapa lama penantianmu, tapi aku akan tetap menghentikanmu.”
”Persetan.” Aku berjalan begitu saja menuju ke dalam gua tanpa menghiraukan larangan Wallace, namun tinggal selangkah lagi aku memasuki gua, sebuah sinar putih muncul dan menciptakan sebuah stalagmit es di depanku.
”Bila kau tetap bersikeras, kaulah yang akan menjadi stalagmit,” cegah Wallace. Kulihat seekor Pokemon berbentuk ular besar namun terlihat cantik dan anggun berada di sampingnya, itu Milotic.
”Aku tak mau melawanmu, aku lebih tertarik melawan Steven,” sahutku mengejek.
”Itu bukan pilihanmu, pilihanmu adalah berhenti atau berhadapan denganku, hanya dua itu,” kata Wallace tenang.
Melihat hal ini mau tak mau aku harus berhadapan dengan lelaki yang mengklaim dirinya sebagai juara ini. Sebenarnya aku tak mau membuang waktuku karena gua Terra akan segera lenyap, tapi aku tak punya pilihan.
”Keluarlah Solar!” dengan tiba-tiba aku melemparkan PokeBall dan memunculkan Tropius milikku. Bila aku ingin bertarung, aku harus melakukannya dengan cepat! ”Tembakan Surya!”
”Milotic, tembakan es!” perintah Wallace terkejut dengan serangan mendadakku.
Solar menembakkan sinar terang benderang dengan cepat ke arah Milotic, mengenainya dengan tepat dan membuat Milotic kesakitan. Aku yakin Milotic akan langsung pingsan karena Pokemon itu lemah terhadap serangan tipe rumput. Namun rupanya Milotic masih bertahan dan kemudian berbalik mengeluarkan tembakan es ke arah Solar. Solar yang lemah empat kali terhadap serangan bertipe es langsung terjatuh dan terkapar pingsan karena serangan itu. Aku tak menyangka Milotic bisa sekuat itu, padahal kekuatan tembakan surya sangatlah besar. Pokemon milik juara memang kuat.

”Kurang ajar... aku takkan kalah! Keluarlah Polar!”
Berikutnya aku mengeluarkan Polar, Todoggler milikku. Setelah terkena serangan super efektif tembakan surya tadi, aku yakin kalau Health Points Milotic tinggal tersisa sedikit. Dengan demikian serangan lemah pun bisa menjatuhkannya.
”Polar, tembakan es!” perintahku dan kemudian Polar menembakkan sinar es ke arah Milotic.
”Milotic, rekaveri!” Wallace memberikan perintah sambil mengangkat tangannya tinggi. Tubuh Milotic bersinar dan kemudian Pokemon cantik itu tampak sehat seperti sedia kala. Tembakan es dari Polar menjadi tidak berefek apa-apa.
”Serangan es tidak efektif terhadap Pokemon tipe air, harusnya kau tahu itu,” kata Wallace. ”Tetapi untukku, hal tersebut tak ada artinya... Bahkan serangan tidak efektif bisa menjadi efektif menjatuhkan lawan. Sekarang lihatlah betapa kuatnya Pokemonku, Milotic gelombang air!” Milotic memunculkan gelombang besar yang dengan cepat menghantam Polar. Polar langsung terjengkang dan berkunang-kunang. Polar pingsan.
”Apa?” aku terkejut bukan kepalang. Satu serangan tipe air yang harusnya tidak efektif mampu menjatuhkan Polar... ini tidak masuk akal!
”Seharusnya kau pikir ulang kalau mau menantang sang juara. Kau tahu, hanya mereka yang memiliki delapan lencana yang berhak menantang juara, belum saatnya bagimu untuk itu.”
”Diam! Aku memang tak berniat melawanmu.... tapi aku tak punya pilihan, dan aku belum kalah!” tantangku mencoba menumbuhkan semangatku sendiri. ”Akan kubuktikan biarpun masih memiliki tujuh lencana, aku mampu untuk melawanmu!”
”Oh ya? Buktikan itu...”
Aku mengambil PokeBall dan langsung melemparkannya. ”Keluarlah Shadow!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...