SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 16 Maret 2011

L's Diary: Eps.234 - Seratus Yanma, Seratus Vibrava

wooper gifEpisode 234: Seratus Yanma, Seratus Vibrava

”Hebat kau, bisa menjatuhkan Miloticku yang kecantikannya tiada tertandingi ini,” puji Wallace dengan nada sinis. ”Tapi seorang juara tidak hanya membawa satu Pokemon. Lihatlah dan rasakan kekuatan Pokemonku yang lain, majulah Whiscash!” Wallace melemparkan PokeBall, memunculkan Pokemon menyerupai ikan lele biru besar dengan kumis yang panjang tergulung. ”Whiscash, habisi Sandslash!”
Mendadak kurasakan tanah di depanku bergetar sangat keras. Rupanya Whiscash menggunakan gempa bumi, serangan bertipe tanah yang kekuatannya sangat tinggi. Aku langsung mengkhawatirkan Dian yang tadi telah terkena gelombang air dari Milotic. Satu serangan lemah bisa langsung menjatuhkannya. Aku pun menoleh ke arah Dian dan kulihat dia masih berdiri tegak disana. Rupanya selubung pasir masih bekerja sehingga gempa itu tidak mengenainya. Bagus.
”Kau beruntung sekali, mungkin aku bisa mengatakan kalau Sandslashmu itu jago Hax.”
”Hax?” tanyaku tak mengerti.
”Lupakan saja,” jawab Wallace datar. ”Kali ini kupastikan bisa menembus selubung pasir itu.... Whiscash, Magnitude... kekuatan penuh!”
”Mag... nitude... kekuatan penuh?”
Seketika kurasakan tanah kembali bergetar.... kali ini kekuatannya lebih besar....


*

Pertarungan Profesor Hurr melawan Drake

Profesor Hurr dan Drake saling berhadapan. Keduanya saling menatap mata masing-masing.
”Dalam hitungan ketiga....” kata Drake.
”Baik, dalam hitungan ketiga,” sahut Profesor Hurr.
Suasana kembali hening untuk beberapa saat hingga kemudian...
”Tiga!!!” seru kedua orang itu bersamaan.
”Perjanjian leluhur, aku Hurricane Sanctuary memanggil seratus Yanma!” pekik Profesor.
”Perjanjian leluhur, aku Molotov drake memanggil seratus Vibrava!” pekik Drake bersamaan dengan pekikan Profesor Hurr.
Mendadak keduanya disinari cahaya putih menyilaukan. Saat cahaya itu mulai memudar, dari belakang mereka masing-masing terdengar suara yang sangat berisik. Suara itu semakin mendekat hingga kemudian tampak asal mula suara. Dari belakang Profesor Hurr, muncul seratus ekor Yanma, Pokemon menyerupai capung. Sementara dari belakang Drake muncul Vibrava, Pokemon yang juga menyerupai capung, bedanya sayapnya berbentuk belah ketupat. Kini seratus Pokemon yang telah mereka panggil masing-masing terbang melayang di sekitar mereka.
”Kau masih luar biasa Hurricane,” kata Drake memuji. ”Kau masih bisa berdiri tegak setelah memanggil seratus Yanma, orang tua sepertimu masih enerjik juga rupanya.”
”Kau juga Drake, kau juga masih bertahan setelah memanggil seratus Vibrava,” balas Profesor Hurr. ”Tapi aku tak heran karena kau berasal dari klan naga, klan pelatih yang memiliki ketahanan tubuh yang kuat.”
”Kalau begitu kita mulai saja....”
“Kapanpun kau siap....”
Profesor Hurr dan Drake kembali saling menatap dengan tajam. Tatapan mereka sangat tajam hingga mungkin bisa memotong pohon sekalipun. Mereka sama sekali tak berkedip, seolah satu kedipan sudah bisa menentukan siapa pemenangnya.
”Seratus Yanma... Serang!!!”
”Seratus Vibrava... Serang!!!”
Yang terjadi kemudian begitu berisik dengan sayap-sayap yang saling bergesek. Seratus Yanma dan seratus Vibrava saling menyerang, seolah terjadi peperangan besar di antara mereka semua. Profesor Hurr dan Drake berada di antara peperangan itu, keduanya berdiri tegak dengan masih saling menatap satu sama lain tanpa berkedip sekalipun, seolah keributan dan pertarungan dahsyat dua ratus Pokemon di antara mereka tidak ada apa-apanya...


*

Pertarungan Lydia melawan Glacia

”Blissey, bom telur!” perintah Lydia. Blissey mengambil telur dari kantongnya lalu melemparkannya ke arah Walrein. Telur itu lalu meledak dan langsung melukai Walrein.
”Aku membalas, Walrein tembakan aurora!” balas Glacia. Walrein menembakkan sinar aurora, namun Blissey masih bertahan dengan kuat. ”Aku tahu pertarungan panjang seperti ini, akan membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya. Sepertinya aku terpaksa menggunakan jurus terkuat Walrein.”
“Jurus terkuat Walrein?” tanya Lydia.
Glacia mengangguk pelan. “Ya, jurus terkuat yang akan membekukan kalian semua…. Walrein, titik beku!!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...