SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Jumat, 01 April 2011

L's Diary: Eps. 242 - Bocah yang Bersembunyi

wooper gifEpisode 242: Bocah yang Bersembunyi

--Not in my diary—


”Glacia!”
Glacia tengah berjalan pelan menyusuri jalan setapak saat seseorang memanggil namanya. Wanita berambut krem itu lalu menoleh ke asal suara dan menemukan Sidney tengah bersedekap bersandar di sebuah pohon tak jauh dari tempatnya berdiri.
”Sidney? Kau mengikutiku?” tanya Glacia tampak terkejut.
”Aku tak sabar menunggu jawaban bocah itu,” jawab Sidney santai. ”Lalu apa katanya? Apa dia akan berhenti?”
”Dia bilang begitu padaku,” jawab Glacia seadanya. ”Dia bilang dia tidak akan mencari Groudon lagi dan itu dilakukan demi kakaknya.”
”Dan kau percaya begitu saja?”
”Sulit untuk tidak percaya, kupikir...”
Sidney menarik nafas panjang. ”Kalau begitu kita lupakan saja masalah dengan bocah itu, kita fokus untuk menjaga Hoenn selama Ester dan Drake belum sadar.”
”Baiklah, kita kembali ke markas sekarang. Tak ada yang perlu kita khawatirkan lagi mengenai Lunar. Walaupun aku sedikit khawatir... tapi sudahlah...”
”Apa yang kau khawatirkan? Kalaupun dia masih bersikeras mencari Groudon, kupikir dia bukan ancaman lagi bagi kita. Mengertilah bahwa kini dia seorang diri, dan bocah idiot itu tidak bisa diandalkan. Kalau dia sampai bertemu Groudon, aku yakin dia akan segera mati terbakar api panas Groudon...”
Glacia tersenyum. ”Sudahlah, kita pulang sekarang...”
Kedua anggota Elite Four itu kemudian berjalan bersama menuju markas mereka di kota Ever Grande.

*
Kembali ke Diariku...

Aku baru saja akan meninggalkan kota Verdanturf dengan bus menuju ke kota Fallarbor saat semak-semak di dekatku bergoyang-goyang. Kupikir ada Pokemon liar yang bersembunyi di situ. Aku yang penasaran pun langsung mendekati semak-semak itu dan kemudian menyibaknya perlahan. Pelan-pelan kujulurkan kepalaku dan terkejut saat mendapati seorang bocah berambut ikal menatapku dari balik rerumputan dengan wajah berbinar-binar...
”Parmin!” seruku terhenyak kaget. ”Sedang apa kamu disini?”
”Hehehe... ketahuan juga sama kak L,” sahut Parmin polos sambil keluar dari balik semak.
”Apa-apaan kamu ini? Kenapa bisa-bisanya sembunyi di tempat seperti ini?” sergahku marah. Siapa coba yang tidak marah bila dikagetkan seperti itu?
”Tadi sebenarnya aku hendak menghampiri kak L, tapi kulihat ada nona Glacia jadi aku sembunyi saja takut ketahuan....” jawabnya polos.
Duh... bocah ini menyusahkan saja... dasar bocah konyol!
”Oke, lalu kamu kenapa menyusulku kesini? Kamu tidak menjaga Profesor?” tanyaku mencoba meredam amarahku.
”Aku kan capek, jadi aku juga mau istirahat... rencananya sih mau menginap di rumah kak L... boleh kan?” pinta Parmin dengan tatapan memelas. Duh, tatapan bocah ini membuatku tidak tega saja...
”Iya deh... boleh kok kamu menginap di rumah kak L,” jawabku meluluskan keinginannya.
”Asyik!” Parmin bersorak riang. ”Kalau begitu ayo kita ke rumah...” ajaknya kemudian.
”Ke rumah? Aku ini mau pergi...”
”Pergi? Pergi kemana?” tanya Parmin semakin membuatku ingin mengenyahkannya dari muka bumi.
”Bukan urusanmu...” jawabku acuh.
”Ayolah Kak L... Kak L mau pergi kemana?” tanya Parmin sambil menggoyang-goyangkan tanganku seperti anak kecil minta dibelikan permen sama bapaknya.
”Oh, baiklah... ke gua Terra... kesana kak L akan pergi,” jawabku akhirnya menyerah menghadapi sikap kekanak-kanakan Parmin.
”Aku ikut!!!” Parmin berseru keras sekali sehingga memekakkan telingaku.
”Duh, jangan keras-keras... kalau mau jadi sound system jangan disini... noh, pergi ke acara nikahan situ aja,” ujarku sambil menunjuk sebuah rumah dengan tenda biru besar di halamannya yang memang kebetulan sedang mengadakan resepsi pernikahan.
”Yee... siapa juga yang mau jadi sound system,” cibir Parmin menjulurkan lidahnya. ”Aku mau ikut kak L pergi ke gua Terra, menangkap Groudon.”
”Tidak, aku tidak mengizinkanmu,” tolakku tegas.
”Tapi Kak, aku ingin ikut... aku ingin membantu kak L,” rengek Parmin. Oh, c’mon... jangan tambahkan masalahku...
”Parmin, bukannya aku tidak mau mengajakmu... tapi aku tidak mau jatuh korban lagi,” jawabku pelan. ”Pada pertarungan terakhir aku telah melukai kak Lydia dan juga Profesor... beruntung kamu baik-baik saja.”
”Percayalah kak L, aku akan baik-baik saja... pada saat melawan Sidney aku berhasil selamat bukan? Aku bisa jaga diri. Ini adalah kesempatanku untuk bisa melihat Pokemon legenda secara langsung... aku ingin ikut denganmu dan membantumu... kumohon...”
Aku terdiam. Aku belum bisa memutuskan karena kupikir hal ini terlalu berbahaya. Setelah pertarungan itu aku memutuskan untuk mencari Groudon seorang diri dan tidak mau melibatkan orang lain karena aku tak mau ada korban lagi.... tapi Parmin...
”Baiklah... kamu boleh ikut,” ujarku akhirnya mengiyakan. ”Berjanjilah untuk menurut kata-kataku dan jangan bertindak bodoh... aku tidak mau ada yang terluka lagi...”
”Beres bos!!!” sahut Parmin lantang dengan tangan langsung digerakkan menempel di kepalanya seperti memberi hormat.
”Kalau begitu ayo kita berangkat.... kita dapatkan Groudon!”
Aku dan Parmin pun melangkah bersama... menuju kota Fallarbor.... untuk sekali lagi berusaha mendapatkan Groudon... mendapatkan keinginan terbesarku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...