SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 16 April 2011

L's Diary: Eps. 245 - Groudon Terbangun

wooper gifEpisode 245: Groudon Terbangun

”Kak... Kak L... Groudonnya bangun Kak...” Parmin yang tadi begitu bersemangat kini tampak ketakutan. Begitulah dengan... aku...
”Iya... kak L juga tahu....” jawabku gemetar. Kini kurasakan tubuhku berkeringat, entah karena suhunya yang memanas atau karena aku begitu ketakutan. Dengan serta merta kulepas baju lengan panjangku pemberian misterius kala itu dan kini aku mengenakan kaos hitam ala militer. Aku memang suka merangkap pakaianku dengan kaos hitam ini, dan akan melepas pakaian utamaku bila suhunya terasa panas. Baju merah lengan panjangku pun aku lilitkan begitu saja di leherku membentuk syal.
Kini aku dan Parmin menatap Groudon dengan ngeri. Pokemon itu tampak menggerak-gerakkan lehernya, seolah meluruskan otot-ototnya yang tegang selama tertidur. Aku iri dengan Pokemon ini yang bisa tidur nyenyak dalam posisi duduk, tapi sekarang bukan waktunya iri mengenai posisi tidur... sekarang waktunya berpikir!
Butuh beberapa menit bagi Groudon untuk membuat dirinya nyaman dengan menggerak-gerakkan tubuhnya sementara aku dan Parmin berdiri terpaku menatapnya. Tak butuh waktu lama baginya untuk menyadari ada dua orang penyusup yang masuk ke dalam sarangnya.... penyusup itu adalah kami berdua!
”GROOOOO...”

Groudon meraung begitu keras. Suaranya begitu keras hingga bisa memekakkan telinga. Tampaknya Pokemon itu marah dengan kehadiran kami berdua. Sepertinya Pokemon itu merasa wilayahnya terancam dan tentu saja akan melenyapkan segala hal yang dianggapnya mengancam... dan itu artinya bahaya bagi kami berdua!
”Sekarang saatnya bertindak,” ujarku cepat. ”Parmin, keluarkan Poliwhirlmu.” Parmin dengan gugup melemparkan PokeBallnya memunculkan Poliwhirl sementara aku langsung melemparkan dua PokeBall memunculkan Polar dan Solar.
”GROOOOO...”
Groudon kembali meraung keras, kali ini diikuti dengan api besar yang keluar dari mulutnya. Api itu bergerak cepat meluncur ke arah kami berdua.
”Parmin menyingkir!” aku mendorong tubuh Parmin cepat, membuat bola api besar itu meleset dan menghantam dinding gua, meninggalkan bekas terbakar yang menyala-nyala disana.
”Polar, sekarang saatnya.... gelombang air!” perintahku cepat. Polar memunculkan gelombang air besar dari mulutnya yang bergerak menyapu ke arah Groudon. Groudon tampak kesakitan dan meraung keras. Pokemon itu tampak mengamuk dalam tubuh besarnya, membuatku semakin bergidik.
”GROOOOO...”
Groudon kembali membuka mulutnya, namun kali ini muncul bola sinar kekuning-kuningan yang semakin membesar lalu sinar itu menyebar dan bergerak ke arah Polar... dengan cepat menghempaskan Polar menghantam dinding gua dan pingsan.
”Polar!!”
”Poliwhirl, tembakan es!” perintah Parmin ikut membantu. Poliwhirl menembakkan sinar putih membekukan yang terarah pada Groudon, membuat Groudon kembali meraung kesakitan dan kemudian Pokemon itu tampak membeku.
”Bagus, dia membeku, ini kesempatan kita!” seruku begitu melihat Groudon membeku. Tapi ternyata aku terlalu cepat untuk senang karena gumpalan es di tubuh Groudon mendadak langsung saja mencair dan Groudon kembali memunculkan sinar kuning menyala di mulutnya, lalu menembakkanya kali ini ke arah Poliwhirl. Pokemon kebanggaan Parmin itu langsung pingsan menyusul Polar.
”Oh Poliwhirl... tidak...” Parmin tampak kecewa dan memasukkan Pokemonnya itu kembali ke dalam PokeBall.
”Saatnya menggunakan alat Profesor,” ucapku cepat langsung membuka koper Profesor Hurr yang aku bawa. Kuambil alat pertama, berbentuk segitiga berwarna keemasan yang langsung saja aku lemparkan ke arah Groudon. Segitiga itu terjatuh di depan Groudon, lalu terbelah menjadi tiga bagian yang masing-masing bergerak membentuk segitiga di tanah, mengelilingi Groudon dan kini memunculkan perisai transparan yang mengurung Groudon. Groudon tampak heran dengan perisai tersebut dan mencoba bergerak mencakarnya, namun serangannya tampak tertahan membuat Groudon meraung marah. Tampaknya Pokemon itu kesal karena gerakannya terhalang.
”Bagus! Alat itu berfungsi,” seruku senang. ”Parmin, kita tidak boleh panik, Profesor telah membekali kita dengan peralatan canggih dan itu bisa cukup membantu. Sekarang saatnya kita melemahkannya.”
”Baik, aku akan membantu sebisanya... keluarlah Fearow!” Parmin melemparkan PokeBall keduanya memunculkan Fearow, Pokemon burung berparuh panjang yang setia menemaninya.
”Segitiga itu pastinya tidak akan menahan untuk waktu lama, kita harus cepat melumpuhkan Groudon.... Solar, tembakan surya!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...