SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 01 Oktober 2011

L's Diary: Eps.285 - Kerumunan di Penginapan

SERVADA CHRONICLES: BATTLE SEASON
BAB XLII KRISIS NINJA DI PASIFIDLOG

PhotobucketEpisode 285: Kerumunan di Penginapan

“Jadi kamu sudah dapat pekerjaan? Baguslah kalau begitu,” kata kakakku saat aku menghubunginya melalui PokeNav.
“Ya,” jawabku. “Aku bekerja di penginapan Blue Sea di Pasifidlog, aku tak menyangka akan mendapat pekerjaan di tempatku berlibur, unik sekali.”
“Bekerjalah yang rajin dan jangan kecewakan bosmu,” kata Kak Lydia menasehati.
“Tentu saja, aku akan berusaha sebaik mungkin... lagipula tempat ini menyenangkan...”
“Apapun Lunar... asal itu tidak membahayakan dirimu, seperti pencarianmu terhadap Groudon...”
Aku terdiam. Kakakku sangat mengkhawatirkanku, membuatku menyesal telah melakukan pencarian Groudon beberapa waktu yang lalu, dimana kakakku terluka karena membantuku. “Percayalah Kak, kali ini aku akan baik-baik saja... takkan ada lagi Groudon atau Pokemon legenda lainnya...”
“Aku percaya padamu Lunar,” sahut kak Lydia. “Ayah pernah berkata bahwa harus ada saling percaya di antara keluarga.”
“Terima kasih Kak... Terima kasih...”

*

Sudah dua minggu lebih aku bekerja di penginapan Blue Sea. Aku melakukan apa-apa yang diperintahkan Melona, membantunya mengurus penginapan peninggalan neneknya tersebut. Melona sangat baik padaku, walaupun terkadang dia sangat garang. Dia sering memasak makanan yang enak, seperti yang dikatakannya dulu. Masakannya memang sangat enak, membuatku betah tinggal di penginapan sekaligus kafe atau rumah makan ini. Hanya saja tak banyak yang bisa kulakukan untuk meramaikan tempat ini, sedikit sekali pengunjung penginapan ini. Gairah wisata memang sedang turun, tak banyak yang datang ke kota Pasifidlog. Paling-paling hanya perenang atau penyelam yang mampir untuk beristirahat setelah seharian menjelajah lautan. Beberapa dari mereka adalah atlet yang sedang mempersiapkan untuk olimpiade sementara yang lainnya adalah pehobi renang yang mencari harta karun di lautan. Harta karun? Yang benar saja...
Tapi hari ini lain. Saat aku sedang menyapu lantai penginapan dengan malasnya, kulihat ada kerumunan orang yang tampak berjalan menuju ke penginapan. Melona yang melihatnya langsung keluar dan tampak kesulitan menenangkan orang-orang tersebut yang sepertinya ingin sekali masuk ke dalam penginapan. Hmm, Melona aneh... kenapa orang-orang itu tidak langsung dimasukkan saja ke dalam penginapan?
“Tenang semuanya... tenang ya... semuanya pasti akan kebagian, tidak akan ada yang terlewatkan, tenang saja,” kudengar suara Melona mencoba menenangkan orang-orang yang tampaknya sudah tak sabar itu. Suasana keramaian ini sepertinya kukenal... jangan-jangan...
Aku melangkah keluar penginapan untuk mencari tahu saat seseorang di kerumunan itu berteriak keras, “Itu dia! Itu dia! Dia si Pincang dari Verdanturf!”
Seketika pandangan orang-orang langsung melihat ke arahku, dan tentu saja Melona ikut menoleh.

(gak selebay gini juga kalee...)

“Benar! Itu Lunar Servada! Si Pincang!” teriak yang lain. Yang terjadi berikutnya adalah kekacauan, orang-orang itu bergerak sporadis melewati Melona dan bahkan menabraknya begitu saja untuk... mendekatiku!
“Waaaa... Melona, apa-apaan ini?” teriakku saat tiba-tiba saja orang-orang itu mengelilingiku di pintu masuk penginapan sambil terus-menerus meneriakkan namaku.”
“Aku minta tanda tangannya!” kata salah seorang dari mereka.
“Maukah kau bertarung denganku? Aku ingin menjadi kuat sepertimu,” kata yang lainnya.
“Kau sudah punya pacar belum? Kalau belum aku mau jadi pacarmu... biar bisa kupamerkan ke teman-temanku!” kata seorang gadis yang langsung membuatku... eswete...
“Kau mau memberi makan Pokemonku tidak? Psyduck milikku pasti akan sangat senang bila dia diberi makan oleh trainer kuat sepertimu,” pinta yang lainnya tak kalah aneh. What? Memberi makan Psyduck? Itukah yang dilakukan oleh juara liga... maksudku juara kedua liga Pokemon?
“MENYINGKIR SEMUA!” tiba-tiba Melona berteriak sangat keras, membuat orang-orang yang ribut berebut mengelilingiku langsung terdiam seketika. Melona memasang tampang kusut dengan tatapan matanya memandang kesal pada setiap orang di sekelilingku. Dia lalu bergerak cepat membelah kerumunan dan kini berdiri di sampingku. “Akulah pemilik penginapan ini, jadi kalian harus mematuhi peraturan di tempat ini bila tidak ingin aku cincang jadi dendeng!” Semuanya langsung terdiam tanpa suara, dan aku juga. Melona terlihat bingung. Dia kemudian mendesah dan berkata, “Kalian semuanya harus memesan makanan disini, bila kalian ingin meminta tanda tangan, berfoto, atau bahkan menyatakan cinta pada si Pincang! Apa kalian paham?”
“Pahammmm!” sahut orang-orang itu serentak seperti paduan suara.
“Melona... apa yang terjadi sebenarnya?” tanyaku bingung.
Melona tersenyum dan mengerlingkan matanya padaku. “Tenang saja Lunar, kau akan makan enak kok... dan sekali lagi kuingatkan, panggil aku Nona...”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...