SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Selasa, 01 November 2011

L's Diary: Eps.305 - Melona versus Pin-Eye (part.2)

PhotobucketEpisode 305. Melona versus Pin-Eye (part.2)

Pertarungan Melona melawan Pin-Eye

“Kage, sengat beracun!” perintah Pin-Eye lantang. Kage yang tak lain adalah Ninjask meluncurkan jarum-jarum ke arah Vaporeon, Pokemon biru berbentuk putri duyung milik Melona. Vaporeon tampak kesakitan dengan tubuhnya yang tampak keunguan.
“Vaporeon!” pekik Melona melihat kondisi Vaporeon miliknya. “Kurang ajar kamu Pin-Eye, kamu sudah meracuni Pokemonku!”
“Kami adalah ninja, dan racun adalah bagian dari gaya hidup ninja,” jawab Pin-Eye santai.
“Oh ya? Kalau begitu terima ini.... Vaporeon, tembakan air!”

“Kage, poros udara!”
Belum sempat Vaporeon milik Melona menembakkan air dari mulutnya, Kage sudah bergerak cepat dan menubruknya keras dengan tubuhnya. Vaporeon pun terjengkang jatuh.
“Tidak!” pekik Melona lagi.
“Kage adalah Pokemon tercepat di Hoenn, terlebih kemampuannya yang mengagumkan, membuat serangannya akan selalu mendarat terlebih dulu dari serangan lawan,” kata Pin-Eye menjelaskan. “Ironisnya, Kage awalnya adalah Pokemon milik Lunar yang dihadiahkan oleh ayahku. Kini dia sudah mengembalikannya padaku, justru untuk membunuh kekasihnya sendiri! Kage, serang perempuan sialan itu... bola bayangan!”
Kage mengeluarkan bola hitam besar di tangannya dan melemparkannya ke arah Melona. Melona yang tak menyadari serangan itu langsung terlempar dan terjatuh di tanah dengan mengerang kesakitan.
“Kamu... menggunakan Pokemon untuk menyerang manusia? Kamu benar-benar telah buta!” erang Melona berusaha bangkit, namun serangan itu terlalu kuat melukainya sehingga dia masih terbaring tak berdaya.
“Aku sudah mengatakan padamu kalau aku akan membunuhmu bukan? Ucapan ninja itu adalah ucapan yang sebenarnya, yang artinya aku akan benar-benar membunuhmu!” jawab Pin-Eye ketus. Dia menatap Melona tajam dengan pandangan yang mengerikan. “Sekarang kamu kehabisan Pokemon dan lagi kamu sudah tak berdaya... berikutnya menghabisimu bukanlah hal yang sulit... Matilah kau Melona Bluesea... Kage, gunting X!”

Kage bergerak cepat ke arah Melona dengan kedua cakarnya yang telah dihunusnya membentuk huruf X. Mengetahui serangan itu, Melona hendak bangkit menghindar, namun tubuhnya terlalu lemah untuk melakukannya. Serangan bola bayangan telah melumpuhkannya.
“Kamu tidak bisa kemana-mana lagi Melona... Inilah akhir riwayatmu... ucapkan selamat tinggal pada Lunar Servada!!!”
“Ti... tidak... aku tidak akan mengucapkannya...” balas Melona berusaha bertahan dan bergerak. “Aku tidak akan mengucapkan selamat tinggal pada Lunar, karena aku mencin... karena aku mencin... mencintai....”
SLASH!
Tiba-tiba sesosok Pokemon muncul melindungi Melona. Pokemon itu menghentikan gerakan Kage dengan menahan dua cakar Kage menggunakan dua cakar Pokemon itu yang lebih besar. Melona, Pin-Eye, dan Kage langsung terkejut melihatnya.
“Itukan...”
“Guardian... Sandslash milikku...” jawab sebuah suara yang tak lain adalah diriku, Lunar Servada. Aku dan Tropius mendarat pelan ke tanah. “Aku tak menyangka kau bisa melakukan hal memalukan seperti ini Pin-Eye,” kataku melihat ke arah Pin-Eye. “Kupikir ninja bisa menghormati cinta sejati, inikah yang aku lihat? Seorang ninja sedang membantai wanita lemah hanya karena ingin mendapatkan cinta dari seorang laki-laki?”
“Lunar, aku mencintaimu!” jawab Pin-Eye lantang. “Aku jauh lebih baik dari perempuan sial itu, aku jauh lebih hebat dari dia... tapi kenapa kau tetap memilihnya? Kenapa kau tak menerima lamaran ayahku? Kau akan menjadi ketua ninja Abu suatu hari nanti bila kau menikah denganku... apakah itu kurang bagimu?”
“Diam kau Pin-Eye!” bentakku marah. Pin-Eye langsung terdiam, begitu juga Kage. Kage menurunkan cakarnya dan melihat ke arahku. Aku melihat ke arah Pin-Eye dan menatapnya dengan penuh kebencian. “Sudah berapa kali kukatakan kalau aku tulus membantumu... sudah berapa kali kukatakan kalau aku sudah memiliki kekasih, kalau aku mencintai perempuan lain. Aku hanya menganggapmu sebagai seorang teman, itu saja Pin-Eye... kenapa kau mengharapkan yang lainnya? Kenapa kau terus memaksaku?”
“Aku tak mau tahu Lunar,” sahut Pin-Eye. “Aku tak mau tahu... yang pasti kau harus menjadi milikku... tidak boleh yang lain...” sambungnya ketus.
“Ternyata kau begitu keras kepala...” sahutku miris. “Aku tak yakin akan mengulang pertanyaan ini, tapi kupikir cuma ini satu-satunya cara menyelesaikannya.”
“Apa maksudmu?” Pin-Eye tampak bingung.
Aku menyunggingkan senyum misterius dan berkata, “Kira-kira dua tahun yang lalu saat aku memulai perjalananku sebagai trainer, waktu itu aku menantang ayahmu dalam pertarungan Pokemon demi menyelamatkan kota Lavaridge.”
“Lalu?”
Aku menarik nafas panjang. “Tak kusangka...” kataku sambil membuang nafas. “Tak kusangkan aku akan mengatakannya lagi... kali ini untuk menyelamatkan harga diriku...” Aku terdiam sejenak, kemudian melanjutkan. “Pin-Eye... aku menantangmu... dalam pertarungan Pokemon satu lawan satu!”

(bersambung)

BAB XLIV NINJA YANG PENASARAN SELESAI

Keterangan alih bahasa:
Kota Pasifidlog – Pasifidlog Town

Kunyah – Crunch

Gempa Bumi – Earthquake

Tembakan Air – Water Gun
Sengat Beracun – Poison Sting

Poros Udara – Aerial Ace

Bola Bayangan – Shadow Ball

Pingsan – Fainted

Gunting X – X-Scissor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...