SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 16 November 2011

L's Diary: Eps.319 - Curahan Hati Pokemon Legenda

PhotobucketEpisode 319. Curahan Hati Pokemon Legenda

Aku mengeluarkan anti racun dari tasku lalu menyuntikkannya pada dagu Groudon yang lunak. Seluruh tubuh Groudon memang terdiri dari lempengan merah padat yang begitu keras, terkecuali bagian dalam tubuhnya mulai dari dagu hingga perutnya yang seperti kulit Pokemon biasa. Anti racun bereaksi cepat dan perlahan warna biru keunguan dari tubuhnya lenyap. Groudon terlihat sehat dan mencoba bangkit berdiri. Pokemon raksasa itu berhasil melakukannya dalam satu kali percobaan. Mungkin aku bodoh karena dengan mudahnya mengobati “mangsaku”. Setelah perlakuanku tadi, bukan tidak mungkin Groudon yang telah kembali sehat bisa membalas menyerangku atau lebih buruknya membunuhku. Tapi entah kenapa aku percaya saja pada ucapan Pokemon itu.
“Kau takkan menyerangku setelah aku mengobatimu bukan?” tanyaku memastikan.
Groudon tampak menggerak-gerakkan tubuhnya, tampaknya senang keadaan tubuhnya membaik. Dia lalu mengarahkan pandangannya ke arahku.

Ketahuilah, aku sangat ingin menyerangmu,” jawabnya kemudian, membuatku langsung bergidik. “Tapi Pokemon tidak akan menyerang manusia yang telah mengobatinya, itu namanya air susu dibalas air tuba.”
Weleh, tak kusangka Pokemon juga tahu peribahasa seperti itu, Hahaha...
“Lalu, apa yang akan kau lakukan? Apa yang ingin kau bicarakan denganku?”
Groudon berpikir sejenak. Dia memalingkan wajahnya ke kiri lalu melontarkan bola api besar yang mengejutkanku. Bola api itu menghantam dinding gua dan lenyap begitu saja.
Maaf, tenggorokkanku sedikit gatal, kupikir aku butuh sedikit lozenges,” katanya. “Permen Woods atau Hexos boleh juga...
“Jangan bertele-tele, katakan saja apa yang ingin kau katakan,” sahutku mulai bosan. Aku merogoh sakuku dengan tangan kananku, mengeluarkan sebungkus permen dan mengulurkannya pada Groudon. “Aku cuma punya Strepsils, gak apa-apa kan?”
Tidak apa-apa, terima kasih,” jawab Groudon. Aku lalu melemparkan permen Strepsil ke mulut Groudon. Groudon tampak mengunyahnya pelan. Aku heran saja bagaimana bisa Pokemon legenda suka permen pelega tenggorokan. “Ah, ini sangat melegakan,” komentarnya. “Baiklah, ini yang ingin kubicarakan.” Groudon menatap mataku dan melanjutkan, “Kamu tidak memerlukan Master Ball, karena aku akan sukarela ikut denganmu. Karena bila aku masuk dalam bola penangkap Pokemon, itu artinya aku telah menjadi milikmu sedangkan aku tidak ingin menjadi milik siapapun, aku akan selalu hidup bebas.”
“Tunggu dulu... apa katamu tadi? Kau mau sukarela ikut denganku?” tanyaku tak percaya dengan yang kudengar.
Sebenarnya tidak sukarela, karena aku mengajukan persyaratan,” ralat Groudon.
“Hei, kenapa kau tiba-tiba bilang ingin ikut denganku?” tanyaku terkejut. “Bukannya kau tadi...”
Dengarkan aku dulu,” potong Groudon. “Siapa namamu?
“Lunar... Lunar Servada,” jawabku.
Ya, Lunar. Dengarkan dulu ucapanku,” sambung Groudon. “Sudah kukatakan tadi kalau aku bosan hidup sendirian, bersembunyi seperti ini. Keberadaanku di dunia luar adalah bencana, karena itulah aku tak bisa hidup seperti Pokemon-Pokemon lainnya yang berkelompok pada habitat mereka masing-masing. Itulah resiko menjadi Pokemon legenda, terkadang hidup kesepian dengan tugas berat yang diembannya. Aku iri dengan Pokemon legenda lainnya yang bisa hidup bebas dan berteman dengan Pokemon-Pokemon, sebut saja Pokemon legenda seperti Mew, Celebi, dan Manaphy.”
Mew, Celebi, dan Manaphy? Apa itu nama-nama Pokemon legenda lainnya?
Mereka bertubuh kecil, penampilan lucu dan imut, serta kemampuannya tidak menimbulkan bencana, wajar bila mereka bisa hidup bebas dan berteman dengan yang lainnya,” lanjut Groudon. “Bandingkan dengan diriku, badanku besar, penampilanku sangar menyeramkan, dan aku memunculkan kemarau. Pokemon mana yang mau berteman denganku?
Wah-wah... aku tak menyangka Pokemon juga memiliki masalah seperti itu... mirip manusia saja ya? Aku jadi kasihan... ceritanya mengingatkan pada diriku sendiri.
“Lalu apa yang kau inginkan dari diriku?” tanyaku langsung ke pokok masalah.
Lunar, aku yakin kaamu adalah trainer yang baik, tidak seperti trainer-trainer lainnya yang pernah mengejarku sebelumnya,” kata Groudon. “Aku yakin bila aku bersamamu, takkan ada kekacauan yang timbul, karena itulah aku mau berbicara denganmu.”
“Kenapa kau bisa begitu yakin?” tanyaku heran. “Kita kan baru bertemu.”
Apa kamu pikir tadi aku hanya sembarang menyerangmu? Aku tadi juga melihat, memperhatikan bagaimana reaksimu, tindakanmu, dan aku bisa melihatnya. Kamu mati-matian menolong anak kecil itu, kamu begitu kukuh ingin mendapatkanku, sementara itu juga kamu tidak berani menggunakan Master Ball. Apalagi yang bisa kusimpulkan?” Groudon terdiam sejenak, mendongak lalu mengeluarkan asap dari mulutnya dan kembali menatapku. “Terlebih lagi saat kusadari kalau kamu adalah... PokeHuman.”
“Poke... Human?” tanyaku terkejut. Kalau tidak salah PokeHuman adalah... ini tidak mungkin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...