SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 16 November 2011

L's Diary: Eps.320 - Perjanjian dengan Legenda

PhotobucketEpisode 320: Perjanjian dengan Legenda


“Apa katamu? Aku adalah PokeHuman?” tanyaku terperangah. “Itu tidak mungkin!”
Kalau begitu bagaimana kamu menjelaskan tentang badai pasir yang tiba-tiba muncul dan melenyapkan kemarauku? Jelas-jelas itu tidak muncul dari Sandslash, itu muncul dari tubuhmu,” tukas Groudon.
Aku terkejut. Groudon benar, maksudku selama ini pasir-pasir yang muncul tiba-tiba itu memang dari tubuhku... Sandslash bahkan belum mempelajari jurus badai pasir. Jadi apakah itu jawaban dari badai pasir yang selalu muncul saat kurasakan sakit kepala hebat, pening yang luar biasa, di saat-saat aku sedang putus asa? Jadi itu karena aku adalah PokeHuman? Manusia yang memiliki kemampuan spesial Pokemon? Ini... ini tak bisa dipercaya!
Pokemon legenda tidak meragukan PokeHuman,” kata Groudon kemudian membuyarkan keterkejutanku. “Apalagi bila PokeHuman itu adalah MegaWand.”
“Mega... Wand?” belum habis keterkejutanku dengan kenyataan bahwa aku adalah PokeHuman, kini Groudon menyebutkan satu kata baru... MegaWand. “Apa itu?” tanyaku tak mengerti.
Sebagai PokeHuman kamu tidak tahu hal itu? Kamu menyedihkan sekali,” kata Groudon mengabaikan keterkejutanku. “Lupakanlah, kupikir kamu harus mendengarkan lanjutan ucapanku. Kita akan membicarakan tentang PokeHuman setelah kamu medengarkan semua ucapanku.
“Baiklah, lanjutkan perkataanmu,” sahutku mengiyakan, walaupun sebenarnya aku masih bingung dengan PokeHuman dan MegaWand... sepertinya banyak hal yang tidak kuketahui.
Lunar, aku ingin kamu membawaku pergi dari gua ini, sehingga aku bisa melihat dunia luar kembali, kali ini tanpa menyebabkan bencana. Sebagai gantinya aku akan membantumu menepati janjimu pada sahabatmu itu.”
“Bagaimana caranya? Katamu aku tak boleh menggunakan Master Ball?” tanyaku bingung.
Groudon melihat ke arah tangan kiriku yang terbakar, membuatku ikut melihat pada tanganku itu. “Kenapa kau melihat tanganku yang sudah kau bakar?”
Kamu bisa membawaku pergi sesukamu tanpa menggunakan bola penangkap Pokemon, bila kamu mengizinkanku bersemayam di tangan kirimu,” jawab Groudon, langsung mengejutkanku.
“Apa? Membawamu di dalam lenganku? Yang benar saja! Mana mungkin aku bisa...”
PLUK! Sesuatu yang bulat merah tiba-tiba terjatuh dari mulut Groudon dan menggelinding ke arahku. Secara reflek aku langsung memungutnya. Benda itu adalah bola merah yang berkilauan seperti batuan berlian berharga. Ukurannya sama dengan ukuran orb biru pemberian Melona waktu itu.

Itu adalah Orb Ruby, jantungku. Bentuknya mungkin mirip dengan Orb merah karena memang Orb merah dibuat berdasarkannya,” kata Groudon menjelaskan. "Selama kamu membawanya, kamu bisa memunculkanku kapan pun kamu mau. Tapi bola itu sama denganku, efek kemarau masih muncul darinya dan bisa menyebabkan bencana. Kamu bisa menyebut bola itu sebagai versi kecil dari diriku. Karena itulah aku membutuhkan lenganmu.”
“Kenapa?” tanyaku semakin tak mengerti.
Karena tubuhmu adalah sungai pasir, kemampuan yang mematikan kemarau,” jawab Groudon. “Selama bola itu berada di dalam tubuh sungai pasir, kemampuan kemaraunya tidak akan bisa keluar. Sungai pasirmu adalah segel terhadap kekuatan kemarau bila orb itu diletakkan di dalamnya.”
“Sungai pasir?”
Ya, kemampuan yang kamu miliki memunculkan badai pasir itu adalah kemampuan sungai pasir, kemampuan yang sama yang dimiliki oleh Tyranitar, Hippopotas, dan Hippowdon.”
Jadi... jadi aku adalah PokeHuman dengan kemampuan sungai pasir? Aku masih tak percaya dengan kenyataan ini... Aku adalah PokeHuman sungai pasir!
Jadi bagaimana? Apa kamu setuju dengan penawaranku ini?” tanya Groudon.
Aku terdiam dan berpikir. Aku tak menyangka mendapat tawaran seperti ini dan juga tak menyangka kalau aaku adalah seorang PokeHuman. Tapi bukankah hal ini yang selama ini kuinginkan? Maksudku, hei... aku membawa Groudon dalam tubuhku... aku mendapatkan Groudon!
Dua hal yang perlu kamu tahu,” sambung Groudon tanpa menunggu jawabanku. “Pertama, kamu hanya boleh memanggilku keluar hanya apabila merasa terdesak, di saat-saat genting dimana kamu tidak bisa menyelesaikannya dengan Pokemonmu yang biasa kamu gunakan. Kamu harus tahu kalau aku tidak mau bertarung dengan Pokemon biasa, aku hanya mau dan mengharapkan pertarungan melawan Pokemon legenda, karena Pokemon legenda hanya tepat melawan Pokemon legenda pula.
Kedua,” lanjut Groudon. “Dengan berada di dalam tubuhmu, aku bisa melihat dari sudut pandangmu. Aku bisa melihat dunia luar, merasakan lingkungan dimana kamu berada dari sudut pandangmu. Lebih itu, aku juga bisa mengendalikan tubuhmu, tapi sebisa mungkin tidak akan aku lakukan karena itu adalah pelanggaran. Lalu sekarang apa keputusanmu?
“Aku setuju,” jawabku tanpa pikir panjang lagi. Bagaimanapun dengan menerima kesepakatan ini, maka impianku untuk mendapatkan Groudon tercapai sudah dan aku bisa menepati janjiku pada Flame. Aku tak punya pilihan lain, aku juga tidak mau pulang dengan tangan hampa. “Tapi bagaimana caranya memasukkan bola sebesar peluru atletik ini ke dalam lenganku?”
Jadi kamu sudah setuju?” tanya Groudon memastikan. Aku mengangguk. “Kalau begitu pejamkan matamu, akan kumasukkan bola itu ke dalam lenganmu. Itu bukan perkara susah bagiku, terlebih aku sudah membakar lenganmu sebelumnya. Yang perlu kamu lakukan hanya memejamkan matamu dan jangan membukanya sebelum kamu benar-benar merasakan seluruh bola berada di dalam lenganmu. Bila hal itu telah terjadi, aku sudah tidak ada di depanmu lagi, sebaliknya aku akan berada di lenganmu. Sekarang pejamkan matamu... kuharap kamu bisa tahan karena ini akan terasa sangat sakit.
Aku menurut dan memejamkan mataku. Beberapa detik kemudian kudengar suara gemuruh yang sangat keras, diikuti dengan rasa sakit yang menusuk lenganku. Sesuatu yang berat terasa masuk ke dalam lengan kiriku, seperti dijejalkan dengan paksa dan itu sangat menyakitkan. Aku menjerit sejadi-jadinya tapi aku tetap memejamkan mata seperti yang dikatakan Groudon. Dan hingga kurasakan bola itu benar-benar masuk di dalam lenganku, aku menjerit sangat keras, memunculkan gaung yang menggetarkan seisi gua....
“ARGHHHH!!!!”

*

Aku tersentak kaget dan menyadari diriku tengah duduk di kursi meja kamarku. Aku seperti baru saja bermimpi, tapi mimpi itu terasa begitu nyata seolah-olah aku benar-benar mengalaminya. Mendadak tangan kiriku yang memegang pena kembali bergerak dengan sendirinya dan menuliskan sebuah kalimat di kertas.

Itu bukan mimpi, itulah yang kamu alami.

Aku terdiam. Jadi, itulah yang sebenarnya terjadi waktu itu? Jadi sebenarnya aku telah... telah mendapatkan Groudon! Sebenarnya pencarianku selama ini tidaklah sia-sia! Groudon ada di dalam lenganku!


BAB XLVI
Bagian Ingatan yang Hilang
Selesai

Keterangan Alih Bahasa:
~Tembakan Air – Water Gun
~Badai Pasir – Sandstorm
~Sungai Pasir – Sand Stream
~Kemampuan – Ability
~Orb Biru – Blue Orb
~Orb Merah – Red Orb
~Gua Terra – Terra Cave
~Keracunan – Poisoned
~Anti Racun – Antidote
~Kemarau – Drought
~Gempa Bumi - Earthquake

5 komentar:

  1. sumpah , chapter yg ini keren banget , ada bagian yg konyol lagi ,"lupakan profesor bodoh itu" , wkwkwkwk , lanjutkan kak(gaya sby)!

    BalasHapus
  2. Sip... Terima kasih komentarnya dan terima kasih sudah membaca... :D

    BalasHapus
  3. Hehehe... keren anehnya... Terima kasih... :D

    BalasHapus
  4. episod paling keren nih!jangan jangan zekrom jga bsa dmasukin ke perut gue.

    BalasHapus

Anda sopan, Sandslash pun segan...