SERVADA CHRONICLES: BATTLE SEASON
BAB XLIX: BERANGKAT KE BATTLE FRONTIER
Episode 335. Pesawat, Kapal, dan Hutan
--Not in My Diary—
Di dalam sebuah pesawat terbang…
“Kemana tujuan kita sekarang Tuan?” Tanya seorang wanita berambut pendek pada seseorang yang duduk membelakanginya.
“Kita ke Battle Frontier, ada festival yang harus kita datangi,” jawab lelaki yang dipanggil Tuan. Kursi dengan sandaran besar yang didudukinya membuat tubuhnya sama sekali tak terlihat dari arah wanita itu.
“Fes-Festival?” Tanya wanita berambut pendek terdengar kaget.
“Uh-huh,” gumam lelaki yang dipanggil Tuan. “Festival pertarungan Pokemon tahun ini… menarik untuk diikuti.”
“Maaf Tuan, apa tujuan kita mengikuti festival itu?”
“Tentu saja kita akan menunjukkan kekuatan kita disana,” jawab lelaki yang dipanggil Tuan. “Aku akan mendaftarkan sebuah nama untuk mengikutinya…” Lelaki itu lalu memutar kursinya dan kini menghadap ke arah si wanita sehingga tampaklah sosok berambut pirang dengan luka carut di pipi kanan. “Aku akan mendaftarkan nama… Allejandro Volta!”
Di sebuah kapal pesiar yang mewah…
Seorang wanita berambut pendek warna merah dengan jambul jingga tengah terduduk di kamarnya. Dia memandangi selembar foto yang ada di tangannya. Dalam foto itu tampak dirinya bersama dengan dua orang laki-laki, yang satu berambut hitam dan yang satu berambut pirang. Lama memandangi foto itu, wanita berambut merah lalu tersenyum.
“Mereka teman-temanmu ya?” tiba-tiba terdengar suara laki-laki yang mengagetkannya. Wanita berambut merah langsung berbalik dan menatap marah pada lelaki berambut kribo yang juga berwarna merah yang berdiri di depannya.
“Flint, berapa kali aku bilang kalau kau harus mengetuk pintu sebelum masuk ke kamarku,” protes wanita berambut merah pada lelaki kribo yang dipanggilnya Flint.
“Oh, maaf Flame... pintumu tidak tertutup rapat, lagipula kita kan...”
“Apapun situasinya, kau harus mengetuk pintu terlebih dulu bila ingin masuk ke kamar wanita,” potong wanita berambut merah bernama Flame itu dengan tegas.
“Baiklah-baiklah, aku minta maaf kalau begitu,” sahut Flint mengalah. “Aku hanya ingin mengatakan kalau kapal ini sudah mulai berangkat menuju Hoenn.”
“Sudah berangkat? Baguslah kalau begitu,” kata Flame datar. Dia lalu berjalan mendekati jendela dan memandangi lautan biru di depannya. “Kapal ini... akhirnya berangkat juga...” ujarnya lirih. “Hoenn... sudah lama sekali...”
Sesosok tubuh berpakaian jubah serba hitam dengan tudung besar yang menutupi kepalanya bersandar di sebuah pohon besar di dalam hutan yang gelap. Nafasnya terdengar memburu dan tampaknya dia kesakitan. Tangan kanannya memegangi dadanya sementara tangan kirinya memegangi kepalanya.
“Apa yang aku lakukan disini?” tanyanya dengan suara bergetar pada dirinya sendiri. “Kenapa aku bisa ada disini? Dan... siapa aku?”
Tiba-tiba dua buah sinar muncul di depan sosok itu. Seorang laki-laki dan seorang wanita muncul dari sinar itu dan melihat ke arah sosok berpakaian serba hitam.
“Tuan R, kami tidak menyangka menemukan Tuan disini,” kata yang laki-laki. “Apa Tuan tidak apa-apa?”
“Tuan tidak perlu memaksakan diri, biarkan kami yang melakukannya untuk Tuan,” kata yang wanita.
“Hah! Kalian meremehkan aku? Apa kalian pikir aku terlalu lemah?” sosok serba hitam terdengar marah.
“Bukan begitu Tuan, kami hanya...”
“Yajyu... Majyu...” potong sosok serba hitam yang dipanggil Tuan R itu. “Saat ini mungkin aku lemah, tapi aku masih bisa menjaga diriku sendiri.” Sosok serba hitam lalu bangkit berdiri dan berjalan di antara dua orang yang dipanggil Yajyu dan Majyu itu. “Aku tak menyangka bahwa perempuan tolol itu memiliki kemampuan tubuh terkutuk... membuatku terkena kutukan tak termaafkan setelah membunuhnya... ini di luar perhitunganku...”
“Lalu apa yang akan Tuan lakukan sekarang?” tanya lelaki yang dipanggil Yajyu.
Sosok serba hitam terdiam lama. Tak jelas bagaimana ekspresinya saat ini karena wajahnya sama sekali tak terlihat. “Aku akan ke Battle Frontier,” katanya kemudian. “Aku ingin melihat... sekuat apa trainer-trainer yang ada di masa ini...”
BAB XLIX: BERANGKAT KE BATTLE FRONTIER
Episode 335. Pesawat, Kapal, dan Hutan
--Not in My Diary—
Di dalam sebuah pesawat terbang…
“Kemana tujuan kita sekarang Tuan?” Tanya seorang wanita berambut pendek pada seseorang yang duduk membelakanginya.
“Kita ke Battle Frontier, ada festival yang harus kita datangi,” jawab lelaki yang dipanggil Tuan. Kursi dengan sandaran besar yang didudukinya membuat tubuhnya sama sekali tak terlihat dari arah wanita itu.
“Fes-Festival?” Tanya wanita berambut pendek terdengar kaget.
“Uh-huh,” gumam lelaki yang dipanggil Tuan. “Festival pertarungan Pokemon tahun ini… menarik untuk diikuti.”
“Maaf Tuan, apa tujuan kita mengikuti festival itu?”
“Tentu saja kita akan menunjukkan kekuatan kita disana,” jawab lelaki yang dipanggil Tuan. “Aku akan mendaftarkan sebuah nama untuk mengikutinya…” Lelaki itu lalu memutar kursinya dan kini menghadap ke arah si wanita sehingga tampaklah sosok berambut pirang dengan luka carut di pipi kanan. “Aku akan mendaftarkan nama… Allejandro Volta!”
*
Di sebuah kapal pesiar yang mewah…
Seorang wanita berambut pendek warna merah dengan jambul jingga tengah terduduk di kamarnya. Dia memandangi selembar foto yang ada di tangannya. Dalam foto itu tampak dirinya bersama dengan dua orang laki-laki, yang satu berambut hitam dan yang satu berambut pirang. Lama memandangi foto itu, wanita berambut merah lalu tersenyum.
“Mereka teman-temanmu ya?” tiba-tiba terdengar suara laki-laki yang mengagetkannya. Wanita berambut merah langsung berbalik dan menatap marah pada lelaki berambut kribo yang juga berwarna merah yang berdiri di depannya.
“Flint, berapa kali aku bilang kalau kau harus mengetuk pintu sebelum masuk ke kamarku,” protes wanita berambut merah pada lelaki kribo yang dipanggilnya Flint.
“Oh, maaf Flame... pintumu tidak tertutup rapat, lagipula kita kan...”
“Apapun situasinya, kau harus mengetuk pintu terlebih dulu bila ingin masuk ke kamar wanita,” potong wanita berambut merah bernama Flame itu dengan tegas.
“Baiklah-baiklah, aku minta maaf kalau begitu,” sahut Flint mengalah. “Aku hanya ingin mengatakan kalau kapal ini sudah mulai berangkat menuju Hoenn.”
“Sudah berangkat? Baguslah kalau begitu,” kata Flame datar. Dia lalu berjalan mendekati jendela dan memandangi lautan biru di depannya. “Kapal ini... akhirnya berangkat juga...” ujarnya lirih. “Hoenn... sudah lama sekali...”
*
Di sebuah hutan yang gelap...

“Apa yang aku lakukan disini?” tanyanya dengan suara bergetar pada dirinya sendiri. “Kenapa aku bisa ada disini? Dan... siapa aku?”
Tiba-tiba dua buah sinar muncul di depan sosok itu. Seorang laki-laki dan seorang wanita muncul dari sinar itu dan melihat ke arah sosok berpakaian serba hitam.
“Tuan R, kami tidak menyangka menemukan Tuan disini,” kata yang laki-laki. “Apa Tuan tidak apa-apa?”
“Tuan tidak perlu memaksakan diri, biarkan kami yang melakukannya untuk Tuan,” kata yang wanita.
“Hah! Kalian meremehkan aku? Apa kalian pikir aku terlalu lemah?” sosok serba hitam terdengar marah.
“Bukan begitu Tuan, kami hanya...”
“Yajyu... Majyu...” potong sosok serba hitam yang dipanggil Tuan R itu. “Saat ini mungkin aku lemah, tapi aku masih bisa menjaga diriku sendiri.” Sosok serba hitam lalu bangkit berdiri dan berjalan di antara dua orang yang dipanggil Yajyu dan Majyu itu. “Aku tak menyangka bahwa perempuan tolol itu memiliki kemampuan tubuh terkutuk... membuatku terkena kutukan tak termaafkan setelah membunuhnya... ini di luar perhitunganku...”
“Lalu apa yang akan Tuan lakukan sekarang?” tanya lelaki yang dipanggil Yajyu.
Sosok serba hitam terdiam lama. Tak jelas bagaimana ekspresinya saat ini karena wajahnya sama sekali tak terlihat. “Aku akan ke Battle Frontier,” katanya kemudian. “Aku ingin melihat... sekuat apa trainer-trainer yang ada di masa ini...”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...