
Suara berisik membangunkanku dari tidur. Aku mendapati diriku terduduk di kursi meja belajarku. Ah ya, aku tertidur saat membaca buku harian paman Phil. Buku itu sendiri masih terbuka di atas meja.
“Tak baik membaca buku harian orang lain,” kataku pada diriku sendiri. Aku lalu bangkit berdiri dan mengembalikan buku itu ke tempatnya di lemari kamar ayahku.
Setelah mengembalikan buku itu, aku berjalan keluar rumah mencari tahu suara berisik yang tadi kudengar. Bukan tadi, tapi sekarang pun suara itu masih kudengar. Seperti suara ledakan yang bersahut-sahutan. Aku membuka pintu rumah, menyadari bahwa hari telah malam dan kulihat ada banyak orang berkumpul di pusat kota Verdanturf. Mereka semua tampak melihat ke langit… itu kembang api!

“Aku baru datang kok…” jawabku seadanya. “Oh iya Noah, ada apa ini kok begitu ramai?”
“Lunar, inikan malam tahun baru, masa’ kamu tidak tahu?”
Malam tahun baru? Oh iya, hari ini adalah hari terakhir di tahun ini… berarti malam ini adalah malam tahun baru. Pantas saja kulihat banyak warga berkumpul dan juga ada parade kembang api.
“Lunar, aku pergi dulu ya? Pacarku sudah menunggu,” kata Noah kemudian. “Selamat tahun baru Lunar.” Dia lalu beranjak pergi meninggalkanku.
“Selamat tahun baru Noah.”
Aku terdiam di depan, termangu menengadah melihat kembang api yang menghiasi langit malam Verdanturf. Kembang api yang begitu indah dimana ledakannya membentuk wajah-wajah Pokemon seperti Pichu, Torchic, Mudkip, dan lain-lain. Melihat kembang api seperti ini membuatku teringat pada kenangan tahun baru di Slateport waktu itu. Di kota Slateport festival seperti ini baru dimulai pada tanggal 18 Januari, tanggal yang sama dengan ulang tahun seseorang… yang memberiku sebuah ciuman…
“Selamat tahun baru… Flame…”
*
Tanpa kutahu, di dalam kabin sebuah kapal pesiar…
Wanita berambut merah pendek berjambul jingga yang tak lain adalah Flame termangu duduk memandang keluar jendela. Tangan kanannya menopang dagunya sementara tatapan matanya tak beranjak dari kilauan cahaya yang ada di luar jendela kapal.
“Malam ini malam tahun baru ya…” dia bergumam pelan.
TOK! TOK!
“Siapa?” Tanya Flame saat terdengar ketukan di pintu kamarnya.
“Ini aku, Flint,” jawab suara dibalik pintu. “Boleh aku masuk?”
“Masuklah, tidak dikunci,” kata Flame mempersilakan. Pintu kamar itu pun terbuka dan lelaki berambut kribo merah bernama Flint masuk ke dalam kamar.
PREEETTT!
Terdengar suara nyaring sebuah terompet yang langsung mengejutkan Flame.
“Selamat tahun baru Flame,” kata Flint yang meniup terompet.
“Kau mengejutkanku Flint,” sahut Flame datar tanpa mengalihkan pandangannya keluar jendela.
“Maaf kalau begitu, aku hanya ingin mengucapkan selamat tahun baru saja.”
“Tidak apa-apa, orang-orang memang harus bergembira merayakan tahun baru.” Setelah mengatakan itu Flame terdiam. Tahun baru mengingatkannya pada seseorang, seseorang yang pernah berarti dalam hidupnya.
“Selamat tahun baru… Lunar…” bisiknya pelan.
*
Sementara itu di atas langit Hoenn…

Di atas kepala Pokemon yang menyerupai naga itu tampak berdiri seorang laki-laki berambut pirang. Lelaki itu berdiri dengan gagahnya tanpa berpegangan seolah tak takut jatuh dari ketinggian. Lelaki itu menatap ke jauh ke depan sambil menyeringai misterius.
“Hari pembuktian… telah tiba!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...