SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 28 September 2013

Lunar's Diary: Eps.413 - Dukungan Spontan


Episode 413: Dukungan Spontan

“Karena itulah aku ingin membuktikan bahwa aku lebih kuat darimu, Volta!” teriak Darko bersemangat.
“Hmph. Lebih baik kuselesaikan sekarang juga,” sahut Volta melengos. “Aku sudah muak dengan omong kosong seperti ini. Electabuzz, Petir!”
Electabuzz mengeluarkan sambaran petir yang begitu kuat. Namun sambaran itu mendarat dan hilang begitu saja di tanah.Kabutops tidak ada di tempatnya. “Apa?” sentak Volta terkejut.
“Dia disana!” tunjuk salah seorang penonton ke udara. Dan benar saja, Kabutops tampak melayang di udara, lantas meluncur cepat ke arah Electabuzz.
“Kabutops, Smack Down!” teriak Darko memberi perintah. Dengan cepat Kabutops meluncur ke arah Electabuzz dan menghantamnya dengan begitu keras. Membuat Electabuzz terhempas jauh dari tempatnya berdiri tadi. “Ha, kamu pasti tidak menduga hal itu Volta,” kata Darko dengan pandangan meremehkan.
“Electabuzz, bangkit!” teriak Volta. Pokemon kuning dengan strip hitam itu tampak mencoba bangkit. Pada akhirnya, Electabuzz berhasil bangkit. Tapi kemudian…
BRAK!
Electabuzz terjatuh dan pingsan. Membuat Darko langsung bersorak girang.“Lihat apa yang telah kulakukan Volta… menjatuhkan Pokemon andalanmu!” seru Darko sombong.
Volta tersenyum sinis melihat sikap Darko. Dia lantas memainkan tangan kanannya di udara, dan dengan tiba-tiba memunculkan sebuah PokeBall yang langsung digenggamnya erat. “Apa kamu lupa kalau aku masih punya dua Pokemon untuk membantaimu? Sementara punyamu hanya tersisa satu?” sahut Volta menatap tajam Darko. Darko terdiam tak menjawab, dan saat itulah Volta langsung melemparkan Pokeballnya ke udara, memunculkan Pokemon keduanya, monster menyerupai manusia namun bertangan empat. “Machamp… Habisi anak sombong ini!”

*

Di kamar rawat Flame…

Flame menatap televisi di kamar inapnya di rumah sakit dengan tak berkedip. Flint tampak mendampinginya menyaksikan pertarungan Volta melawan Darko. Tampak di layar, Machamp milik Volta berhadapan dengan Kabutops milik Darko.Pertarungan berlangsung seru, dimana masing-masing Pokemon saling menghindar dan menjatuhkan serangan.
“Darko sepertinya belajar dari pertarungan sebelumnya. Dia bisa membuat Volta kewalahan. Padahal, Pokemon-Pokemon milik Volta punya keuntungan elemen atas Kabutops,” komentar Flint.
Tapi Flame tidak menyahut. Sepasang matanya tetap menatap layar televisi kecil yang tergantung di langit-langit kamar. Pandangannya tampak melihat erat ke arah Volta. Entah kenapa, dia berharap Volta, mantan rekannya di Tim Magma yang memenangkan pertarungan itu. Beberapa kali dia berdesah saat Kabutops menyarangkan serangan-serangannya pada Machamp.
“Ayo Volta!” teriak Flame spontan ketika Machamp mendapatkan peluang serangan.Flint terkejut mendengar teriakan dukungan kekasihnya itu. Dia menatap sekilas Flame yang tampak bersemangat menyaksikan pertarungan, lantas lelaki berambut kribo itu tersenyum. Apapun yang dikatakan Flame, dia senang sang kekasih telah kembali ceria seperti sebelumnya.

*


Kembali ke arena…

“Badut, jangan menyerah!”
“Ayo Darko! Selangkah lagi!”
“Badut!Badut! Badut!”
“Darko!Darko!”
Teriakan-teriakan para penonton membuat suasana semakin memanas. Apalagi Trio Termenung yang begitu luar biasa mendukung tuan mereka. Sedari tadi mereka terus meneriakkan nama Darko tanpa henti. Aku sendiri tak menyangka Kabutops Darko bisa memberikan perlawanan sengit menghadapi Volta. Padahal, awalnya aku mengira Kabutops akan dengan mudah dijatuhkan Electabuzz, sebagaimana yang dilakukannya saat ujian regu khusus di Tim Magma waktu itu.
“Darko akan kalah,” kata Guy yang tiba-tiba sudah duduk di sampingku.
“Heh? Kenapa? Kulihat dia bisa mengelabuhi Machamp yang seharusnya bisa menjatuhkannya dengan cepat,” sahutku.
“Ya, tapi stamina Kabutops sudah terkuras banyak. Peluangnya untuk menang sedikit,” jelas Guy.
Hmm, benar juga, pikirku. Tapi yang terjadi di arena tidak seperti yang diucapkan Guy. Sebaliknya, Kabutops mampu menjatuhkan Machamp dengan sabetan mematikannya. Membuat Volta terpaksa mengembalikan Pokemon bertangan empat miliknya. Dia pun tiba untuk mengeluarkan Pokemon terakhirnya.
“Ini bakal seru,” gumamku pelan. Kulihat Volta tampak mempersiapkan Pokeball terakhirnya di arena.
“Hebat juga kamu Darko, memaksaku menggunakan Pokemon ketigaku. Ternyata kamu bukan Darko yang dulu kukenal di Tim Magma,” ujar Volta pada Darko.
Darko mengangguk.Pemimpin X-Nin itu lantas menyahut enteng, “Aku telah mempersiapkan banyak hal untuk hari ini Volta. Untuk bisa mengalahkanmu!”
“Oh ya? Kalau begitu, terimalah kekalahanmu! Majulah… Magmortar!”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...