Episode
413: Dukungan Spontan
“Karena itulah aku ingin membuktikan
bahwa aku lebih kuat darimu, Volta!” teriak Darko bersemangat.
“Hmph. Lebih baik kuselesaikan sekarang
juga,” sahut Volta melengos. “Aku sudah muak dengan omong kosong seperti ini.
Electabuzz, Petir!”
Electabuzz mengeluarkan sambaran petir
yang begitu kuat. Namun sambaran itu mendarat dan hilang begitu saja di
tanah.Kabutops tidak ada di tempatnya. “Apa?” sentak Volta terkejut.
“Dia disana!” tunjuk salah seorang
penonton ke udara. Dan benar saja, Kabutops tampak melayang di udara, lantas
meluncur cepat ke arah Electabuzz.
“Kabutops, Smack Down!” teriak Darko
memberi perintah. Dengan cepat Kabutops meluncur ke arah Electabuzz dan
menghantamnya dengan begitu keras. Membuat Electabuzz terhempas jauh dari
tempatnya berdiri tadi. “Ha, kamu pasti tidak menduga hal itu Volta,” kata
Darko dengan pandangan meremehkan.
“Electabuzz, bangkit!” teriak Volta.
Pokemon kuning dengan strip hitam itu tampak mencoba bangkit. Pada akhirnya,
Electabuzz berhasil bangkit. Tapi kemudian…
BRAK!
Electabuzz terjatuh dan pingsan. Membuat
Darko langsung bersorak girang.“Lihat apa yang telah kulakukan Volta…
menjatuhkan Pokemon andalanmu!” seru Darko sombong.
Volta tersenyum sinis melihat sikap
Darko. Dia lantas memainkan tangan kanannya di udara, dan dengan tiba-tiba
memunculkan sebuah PokeBall yang langsung digenggamnya erat. “Apa kamu lupa
kalau aku masih punya dua Pokemon untuk membantaimu? Sementara punyamu hanya
tersisa satu?” sahut Volta menatap tajam Darko. Darko terdiam tak menjawab, dan
saat itulah Volta langsung melemparkan Pokeballnya ke udara, memunculkan
Pokemon keduanya, monster menyerupai manusia namun bertangan empat. “Machamp…
Habisi anak sombong ini!”
*
Di
kamar rawat Flame…
Flame menatap televisi di kamar inapnya
di rumah sakit dengan tak berkedip. Flint tampak mendampinginya menyaksikan
pertarungan Volta melawan Darko. Tampak di layar, Machamp milik Volta
berhadapan dengan Kabutops milik Darko.Pertarungan berlangsung seru, dimana
masing-masing Pokemon saling menghindar dan menjatuhkan serangan.
“Darko sepertinya belajar dari
pertarungan sebelumnya. Dia bisa membuat Volta kewalahan. Padahal,
Pokemon-Pokemon milik Volta punya keuntungan elemen atas Kabutops,” komentar
Flint.
Tapi Flame tidak menyahut. Sepasang
matanya tetap menatap layar televisi kecil yang tergantung di langit-langit
kamar. Pandangannya tampak melihat erat ke arah Volta. Entah kenapa, dia berharap
Volta, mantan rekannya di Tim Magma yang memenangkan pertarungan itu. Beberapa
kali dia berdesah saat Kabutops menyarangkan serangan-serangannya pada Machamp.
“Ayo Volta!” teriak Flame spontan ketika
Machamp mendapatkan peluang serangan.Flint terkejut mendengar teriakan dukungan
kekasihnya itu. Dia menatap sekilas Flame yang tampak bersemangat menyaksikan
pertarungan, lantas lelaki berambut kribo itu tersenyum. Apapun yang dikatakan
Flame, dia senang sang kekasih telah kembali ceria seperti sebelumnya.
*
“Badut, jangan menyerah!”
“Ayo Darko! Selangkah lagi!”
“Badut!Badut! Badut!”
“Darko!Darko!”
Teriakan-teriakan para penonton membuat
suasana semakin memanas. Apalagi Trio Termenung yang begitu luar biasa
mendukung tuan mereka. Sedari tadi mereka terus meneriakkan nama Darko tanpa
henti. Aku sendiri tak menyangka Kabutops Darko bisa memberikan perlawanan
sengit menghadapi Volta. Padahal, awalnya aku mengira Kabutops akan dengan
mudah dijatuhkan Electabuzz, sebagaimana yang dilakukannya saat ujian regu
khusus di Tim Magma waktu itu.
“Darko akan kalah,” kata Guy yang
tiba-tiba sudah duduk di sampingku.
“Heh? Kenapa? Kulihat dia bisa
mengelabuhi Machamp yang seharusnya bisa menjatuhkannya dengan cepat,” sahutku.
“Ya, tapi stamina Kabutops sudah
terkuras banyak. Peluangnya untuk menang sedikit,” jelas Guy.
Hmm, benar juga, pikirku. Tapi yang
terjadi di arena tidak seperti yang diucapkan Guy. Sebaliknya, Kabutops mampu
menjatuhkan Machamp dengan sabetan mematikannya. Membuat Volta terpaksa
mengembalikan Pokemon bertangan empat miliknya. Dia pun tiba untuk mengeluarkan
Pokemon terakhirnya.
“Ini bakal seru,” gumamku pelan. Kulihat
Volta tampak mempersiapkan Pokeball terakhirnya di arena.
“Hebat juga kamu Darko, memaksaku
menggunakan Pokemon ketigaku. Ternyata kamu bukan Darko yang dulu kukenal di
Tim Magma,” ujar Volta pada Darko.
Darko mengangguk.Pemimpin X-Nin itu
lantas menyahut enteng, “Aku telah mempersiapkan banyak hal untuk hari ini
Volta. Untuk bisa mengalahkanmu!”
“Oh ya? Kalau begitu, terimalah
kekalahanmu! Majulah… Magmortar!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...