SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 28 September 2013

Lunar's Diary: Eps.414 - Keraguan Darko


Episode 414: Keraguan Darko

“Oh ya? Kalau begitu, terimalah kekalahanmu! Majulah… Magmortar!” teriak Volta melemparkan Pokeball terakhirnya. Seekor Pokemon menyerupai Magmar, namun dengan tubuh yang lebih besar dan tangan berbentuk bazoka muncul. Tubuhnya seperti jilatan apidengan warna merah dan kuning yang berkobar dengan liarnya. Dengan cepat, Pokemon bermulut bebek itu mengarahkan tangan kanan bazokanya ke arah Kabutops.
Aku sendiri langsung membuka Pokedex untuk melihat data Pokemon yang belum pernah kulihat itu. Dalam Pokedex tertulis…

Magmortar, Pokemon Ledakan, bertipe Api
Evolusi dari Magmar.Pokemon ini mengeluarkan bola api dengan panas di atas 3.600 derajat fahrenheit dari lengannya. Selain itu, nafasnya yang berdesis bisa menghanguskan apa yang ada di depannya.


Wow… Pokemon api. Mengerikan. Tapi apa tidak salah? Pokemon tipe Api lemah terhadap serangan bertipe Air dan Batu. Sedangkan Kabutops kan bertipe Air dan Batu. Otomatis, Pokemon Darko memiliki serangan-serangan dengan dua tipe tersebut.Apakah keputusan Volta ini bukan bunuh diri?
“Ini gila!” teriak salah seorang penonton.
“Volta, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu memilih Magmortar?” seru yang lain.
“Kupikir dia tidak punya pilihan lain. Karena hanya itu Pokemonnya yang tersisa,” komentar salah seorang penonton.
“Iya, ini salah Volta karena gagal memanfaatkan Electabuzz dan Machamp yang sebenarnya unggul dan bisa menjatuhkan Kabutops dengan mudah,” balas penonton di sampingnya.
Volta mendengar semua komentar itu.Darko pun mendengarnya. Tapi tidak ada satu pun perkataan yang keluar dari dua petarung tersebut. Darko tahu benar, meski dia unggul, namun stamina Kabutops telah terkuras saat melawan dua Pokemon sebelumnya. Dia bisa saja langsung memerintahkan serangan air yang akan sangat efektif dan langsung menjatuhkan Magmortar yang notabene Pokemon api. Tapi Volta bukan pelatih sembarangan. Dia yakin, Volta pasti memiliki strategi yang bisa membalikkan keadaan.Dia harus berhati-hati.
“Kenapa? Kenapa tidak kamu dengarkan ucapan para penonton? Kamu bisa menjatuhkanku dengan cepat. Apa lagi yang kamu pikirkan?” tanya Volta tenang.
“Aku tidak mau gegabah. Aku tidak mau peluang ini justru membuatku terlena,” sahut Darko.
“Oh ya? Apa yang kamu tunggu? Kamu tinggal melakukan jet aqua, tembakan air satu kali, atau luncuran batu untuk memenangkan pertarungan ini. Apa kamu takut?”
“Aku tidak takut!” sergah Darko cepat. “Seorang ninja sepertiku pantang untuk mengucapkan kata takut. Aku sudah yakin akan bisa mengalahkanmu. Apa kau sudah tidak sabar untuk kukalahkan?”
“Kalau begitu, kamu pasti tidak mau para pendukungmu menunggu. Semakin lama kamu berpikir, semakin menunjukkan betapa pengecutnya dirimu. Lucu, untuk hasil yang mudah ditebak begini pun kamu masih ragu,” ucap Volta, dengan nada sengaja memancing.
Darko diam. Dia tahu Volta sengaja memancingnya untuk segera menyerang. Dia bahkan curiga Volta telah menyiapkan serangan tak terduga yang akan dilakukan Magmortar ketika Kabutops menyerang. Sebagai seorang ninja, instingnya cukup bagus untuk itu.
“Ayo Darko! Tunggu apalagi?” teriak seorang penonton.
“Iya, langsung saja serang dengan jet aqua. Magmortar akan langsung pingsan,” sahut yang lain.
“Kamu sedang unggul!”
Darko memang tidak punya pilihan. Bagaimanapun dia harus segera melakukan serangan. Dalam posisi saat ini, dialah yang semestinya mengambil inisiatif serangan. Volta pastinya akan berhati-hati dalam memulai serangan. Yang perlu dilakukannya hanya memilih serangan yang tepat. Ya, dia sudah mendapatkan serangan yang dirasa tepat.
“Baiklah Volta… Terimalah kekalahanmu! Kabutops, kekuatan purbakala!” teriak Darko memberi perintah.
Kabutops langsung memasang kuda-kuda.Di sekitarnya muncul batu-batu besar yang mengelilingi tubuhnya, yang kemudian meluncur cepat ke arah Magmortar.
“Magmortar, perisai pelindung!” sebut Volta begitu menyadari serangan Darko.Batu-batu besar itu pun menghantam perisai transparan yang melindungi Magmortar dan jatuh ke lantai.
“Huh, sudah kuduga kau akan bermain aman,” ujar Darko melihat tindakan Volta. “Tapi itu sudah kutebak. Karena itulah aku menggunakan kekuatan purbakala atau ancient power. Serangan ini, juga berpotensi menambah stat Kabutops. Di antaranya yaitu kecepatan dan daya serang. Tentunya ini akan sangat bermanfaat untuk serangan berikutnya. Dan kupastikan, pada serangan berikutnya, kamu tidak akan bisa mengelak. Karena perisai pelindung biasanya tidak bisa digunakan secara beruntun.”
“Kamu tidak usah banyak omong Darko. Lakukan saja apa yang mau kamu lakukan,” sahut Volta.
“Baiklah, kini menyesallah telah mengatakan itu… Volta! Kabutops, jet aqua!” Kabutops menyelimuti tubuhnya dengan selubung air untuk berikutnya meluncur cepat ke arah Magmortar.Melihat serangan itu, para penonton langsung menahan nafas. Itu serangan terakhir Darko!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...