Episode
423: Menyongsong Si Pincang
“Electabuzzku belum habis…
Electabuzzkulah yang menang!” seru Volta penuh semangat. “Huh, dengan tidak
bersemangat saja kamu bisa menjatuhkan Pokemonku sejauh ini. Bagaimana bila
kamu bersemangat… Tapi aku takkan membiarkan itu terjadi… karena aku akan
mengalahkanmu terlebih dulu! Electabuzz… Pukulan Petir!”
Mendadak Electabuzz bangkit berdiri
dengan sekali sentakan, dan detik berikutnya dia bergerak menerjang cepat ke
arah Froslass dengan tangan terkepal erat. Sebuah pukulah pun menghantam
Pokemon putih yang melayang di udara itu. Forslass terhempas, jatuh di atas
arena dengan kilatan listrik bermunculan di sekujur tubuhnya. Froslass pingsan.
“Aku kalah,” kata Yuki, masih dengan
nada datar. Seolah, kalah ataupun menang tidak berpengaruh pada perasaannya.
Dengan pelan dia memasukkan Pokemonnya itu kembali ke dalam Pokeball.
“Huh… kamu lawan yang menarik, Yuki,”
kata Volta melihat sikap lawannya yang tenang. “Entah kenapa aku merasa tidak
puas walaupun sudah mengalahkanmu. Seakan kamu sengaja mengalah, seolah kamu
tak mau melawanku.”
“Terserah kamu saja,” jawab Yuki datar.
Dia lalu menoleh ke arah Flame seraya berkata, “Sekarang bisa kamu umumkan,
Nona.”
Flame terkejut dengan ucapan Yuki, dan
segera tersadar dari keheranannya melihat Electabuzz memenangkan pertarungan.
Dia mengangkat tangannya ke atas, dan dengan enggan menggerakkannya menunjuk
Volta. “Dan pemenang pertarungan ini… petarung yang berhak lolos ke babak final
adalah…. Badut!!!”
Seruan Flame tak serta merta mendapat
tanggapan para penonton. Rupanya, para penonton masih takjub dengan kemenangan Volta.
Wajar saja, mengingat semestinya Electabuzz tak sanggup lagi bertarung setelah
terkena serangan badai salju yang begitu kuat dari Froslass. Pun dengan
Froslass, setelah terkena serangan halilintar dari Electabuzz, semestinya
Pokemon bertipe es itu tidak dapat bangkit lagi. Ya, jurus halilintar dan badai
salju memiliki daya serang yang sama-sama kuat, dan menjadi serangan paling
kuat pada masing-masing tipe. Tapi, kedua Pokemon itu tetap bertahan.
“Kenapa bisa seperti itu?” Tanya Flame
kemudian.
Volta mendengus. Dengan angkuhnya dia
menjawab, “Itulah yang disebut ikatan. Meskipun serangan badai salju begitu
kuat, tapi tak mampu menjatuhkan Pokemonku. Padahal semestinya Electabuzz akan
langsung pingsan. Sama juga dengan Pokemon milik Yuki. Sepertinya ikatan antara
Yuki dengan Froslass begitu kuat.
“Meski Pokemonku sanggup bertahan, tapi
HP telah menipis hingga batas terakhir. Artinya, dalam kondisi seperti itu
trainer harus bisa memanfaatkannya dengan memerintahkan serangan yang pasti,”
sambung Volta. “Karena itulah aku memerintahkan pukulan petir, yang akurasinya
100 persen. Dengan HP Froslass yang tinggal sedikit, mudah saja bagi pukulan
itu untuk menjatuhkannya telak!”
“YEEEE!!!!”
Suasana tribun mendadak meriah. Para
penonton bersorak senang dengan hasil pertandingan, walaupun sebenarnya sangat terlambat.
“BADUT! BADUT BADUT!!!”
Volta menanggapi sambutan para penonton
dengan angkuh. Dia tampak menikmati kemenangannya. Segera saja dia teringat
sosok yang telah dinantikannya di partai puncak… siapa lagi kalau bukan…
“Selamat,” kata Yuki tiba-tiba, membuat Volta
tersadar dari perasaan senangnya. Dia langsung menoleh ke arah Yuki. “Semoga
kamu bisa mengalahkan si Pincang di final,” sambung Yuki.
Berikutnya perempuan berambut merah
kecoklatan itu membalikkan tubuhnya, berjalan meninggalkan arena pertarungan.
“Orang yang aneh,” bisik Flame.
“Ya, aku setuju denganmu,” sahut Volta. “Tapi
itu tak penting. Yang terpenting sekarang aku berhasil ke final!” kata-kata
Volta terdengar sangat bersemangat. Dia lantas mencari kamera dan menggerakkan
tangannya cepat ke arah kamera, lantas mengatakan…
*
Kembali
ke Pokemon Center…
“Berikutnya adalah giliranmu, Pincang!”
teriak Volta di televisi. Dia menunjuk ke luar televisi, seakan menunjuk ke
arahku. Lagi-lagi dia melakukan itu. Aku hanya bisa tersenyum tipis mendapat
tantangan itu. Akhirnya, akhirnya saat yang kunantikan tiba. Saat untuk
bertarung kembali dengan Volta… untuk membuktikan siapa yang terkuat di antara
kami berdua!
BAB LX SELESAI
Keterangan Alih Bahasa
-
Pusaran
Pasir: Sand Tomb
-
Listrik:
Electric
-
Sungai
Pasir: Sand Stream
-
Tubuh
Api: Flame Body
-
Badai
Salju: Blizzard
-
Halilintar:
Thunder
-
Pukulan
Petir: Thunder Punch
-
Es:
Ice
-
Hantu:
Ghost
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...