SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Jumat, 12 Desember 2014

Lunar's Diary: Eps.434 - Pokemon Kedua Volta

Episode 434: Pokemon Kedua Volta

“Akan kuperkenalkan kamu pada Pokemon keduaku, yang tak terkalahkan! Keluarlah... MAGMORTAR!” teriak Volta.
Bersamaan dengan itu, Pokeball yang ada di sela jarinya langsung melesat cepat ke depan, terbuka dan memunculkan asap begitu tebal. Perlahan asap itu lenyap, memunculkan sosok Pokemon besar berwarna dominan merah, dengan variasi warna kuning. Kepala Pokemon itu terlihat sangar, menyerupai api. Dengan mulut menyerupai bebek. Sementara tangan Pokemon itu tampak seperti bazoka. Itu Magmortar, Pokemon Volta yang telah menjatuhkan Pokemon Darko!
“WOW! Badut telah mengeluarkan Pokemon keduanya yaitu Magmortar!” seru Flame begitu mengetahui Pokemon itu. “Kali ini Pokemon Lunar yang lebih unggul menghadapi tipe api yang dimiliki Magmortar.Kombinasi elemen rumput dan batu yang dimiliki Cradily, membuatnya tak memiliki kelemahan terhadap serangan tipe api. Ini akan jadi seru!”
--------------------------
“Hmm... Magmortar ya...” komentar Flint yang duduk di kursi depan. Dia memandangi Magmortar yang tengah menggeram di arena, yang suaranya terdengar seperti sepeda motor sedang dipanasi mesinnya. “Tampaknya Volta melatih Pokemon itu dengan baik,” lanjutnya. “Aku melihat kepercayaan Magmortar pada trainernya begitu tinggi.”
“Hmm... kamu bicara begitu karena kamu punya Magmortar kan?” tanya Guy yang duduk di sampingnya.
“Bukan hanya itu,” jawab Flint. “Ikatan antara seorang trainer dengan Pokemonnya itu terlihat dari seberapa antusias Pokemon dalam menghadapi sebuah pertarungan.”
“Ya, aku setuju denganmu, Tuan Elite Four,” sahut Guy. “Yang pasti kita berharap kemenangan dapat berpihak pada Lunar. Aku tak bisa membayangkan bila penjahat itu yang memenangkannya.”
---------------------------------
Pertarungan yang sangat seru pemirsa sekalian! Dengan kondisi saat ini Lunar memimpin untuk perolehan poin,” seru Flame.
“Huh, takkan bertahan lama,” kata Volta seraya menatapku tajam. “Apa kamu tak melihat betapa kuatnya Magmortarku saat melawan Darko? Itu baru pemanasan!”
Aku mendengus dan balas menatap Volta. “Temanku Volta, apa kamu sendiri tidak mengetahui bahwa kawan lamamu ini sudah banyak belajar?” balasku.
“Oh ya? Memangnya apa yang telah kamu pelajari selain menjadi pecundang, Dasar Pincang!”
“Aku belajar untuk... tidak berbasa-basi!” dengan cepat kutudingkan tanganku ke depan. “Treas, luncuran batu!”
Seperti yang dilakukannya pada Machamp, seketika Treas memunculkan bongkahan-bongkahan batu yang diarahkannya pada Magmortar. Namun tinggal sedetik saja bongkahan-bongkahan batu itu menghantam, Pokemon kedua Volta tersebut dengan cepat bergerak ke samping, menghindarinya.
“Apa?” aku terkejut dengan gerakannya yang cepat. Dengan cepat pula Pokemon tipe api itu mengarahkan tangan bazokanya ke arah Treas, dan yang terjadi kemudian...
“Ledakan Api!” teriak Volta.
Sebuah bola api besar keluar dari lengan bazoka Magmortar, melesat cepat dan tepat menghantam tubuh Treas. Treas terpelanting beberapa kali, hingga terbaring di lantai dengan mata berkunang-kunang.


--Lunar XOO VS OOX Badut--

0%
Cradily
100%
Magmortar

Cradily pingsan dan tak dapat melanjutkan pertarungan. Hasil sementara imbang dalam final Frontier Festival, Lunar melawan Badut!” seru Flame melaporkan hasil pertarungan.
Yel-yel dukungan terhadap Volta langsung saja bergemuruh di arena begitu Flame mengumumkan kekalahan Cradily. Meski begitu, yel-yel dukungan terhadapku pun juga tetap terdengar.
“BADUT! BADUT! BADUT!”
“PINCANG! PINCANG! PINCANG!”
------------------------
“Sengit sekali ya? Partai final ini memang sangat seru!” kata salah seorang penonton begitu berapi-api.
“Ya memang,” sahut Erou yang ada di samping penonton itu. “Setiap pertarungan Si Pincang itu memang selalu seru untuk diikuti.” Dia lantas melihat ke arah Lunar (itu aku!) yang tengah mengembalikan Cradily ke dalam Pokeball. “Menyaksikan pertarungan ini, membuat darahku kembali mendidih, ini melawan Si Pincang lagi!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...