SERVADA CHRONICLES 3
BATTLE SEASON: RAID SESSION
BAB LXV: PEMBAJAKAN BATTLE FRONTIER
Episode
448: Munculnya Kelompok Paci
Sebuah ledakan dahsyat muncul di dalam
Battle Dome. Entah darimana asalnya, namun kudengar para penonton berteriak-teriak
ketakutan. Aku sendiri terhempas jatuh di tepi arena dengan kepala yang terasa begitu
pusing.
Segera aku melihat ke sekeliling. Asap
tebal menyelimuti berbagai sudut Battle Dome. Asap itu muncul di setiap tribun,
sementara para penonton tampak tak bergerak. Semuanya terjatuh dari tempat
duduk mereka masing-masing, seakan tak bisa bergerak.
“FLAME!” teriakku begitu menyadari
situasinya. Langsung aku melihat ke arah Flame dan mendapati perempuan berambut
merah itu jatuh berlutut di tanah. Dia tampak terbatuk-batuk dan kesakitan. Aku
hendak berdiri ketika tiba-tiba seseorang muncul dari balik kepulan asal yang
ada di depanku.
“Setia kawan... seperti biasanya...”
kata suara yang tak lain adalah Volta itu. Lelaki itu terlihat baik-baik saja,
dia berdiri tegak, dan berjalan dengan mudahnya. “Tapi Lunar, hari ini tak ada
yang bisa kamu lakukan selain menyaksikan apa yang ada di depanmu,” lanjutnya
dengan wajah penuh kemenangan.
“Apa... Apa katamu? Apa yang telah kamu
lakukan?” sentakku penuh emosi. Aku memang belum tahu apa yang sebenarnya
terjadi. Tapi satu hal yang kutahu, Volta jelas terlibat dalam ledakan ini.
“Well... Well... Kerja bagus, Volta,”
ujar lelaki lain yang muncul dari kepulan asap di tengah arena. “Seperti yang
kukatakan sebelumnya, kita bisa menjadi tim yang hebat bila saling bekerja
sama.”
Aku melihat sosok itu dengan seksama.
Sosok bertubuh pendek, berambut pirang, mengenakan sweater warna hitam. Sosok
itu pernah kulihat sebelumnya... dia itu Nanta! Ya, dia Nanta Paciolo, pimpinan
kelompok Paci, kelompok Mafia dari Johto. Kenapa... kenapa dia ada di sini?
Nanta berjalan menghampiri Flame. Dia
memungut mikropon Flame, lantas berjalan ke tengah arena dengan santainya.
Perlahan asap hitam yang ada di tengah arena memudar, sehingga kini Nanta
tampak begitu jelas di sana.
“Selamat
siang, kawan-kawanku semuanya. Maaf
karena telah mengganggu keasyikan kalian menyaksikan pertarungan ini,” kata
Nanta dengan menggunakan mikropon. Dia memandang berkeliling, melihat ke setiap
tribun penonton, kemudian tersenyum. “Kalian
mungkin terkejut dengan apa yang terjadi saat ini. Itulah kenapa aku ada di
sini untuk menjelaskannya,” sambungnya.
Seluruh perhatian penonton kini tertuju
ke arah Nanta. Semua penonton melihatnya, namun mereka tetap belum bisa
bergerak. Tak satupun dari penonton yang ada di Battle Dome dapat menggerakkan
tubuhnya. Kenapa ini?
“Ledakan
yang terjadi tadi, di berbagai tempat di dalam gedung ini, adalah ledakan
pelumpuh. Itu diciptakan oleh kombinasi antara gelombang halilintar dan ledakan
bunuh diri yang dilakukan oleh Voltorb. Ya, kami telah menyusupkan dua ratus Voltorb
ke dalam gedung ini, dan meledakkannya di saat yang tepat,” jelas Nanta
tersenyum jahat.
Apa dia bilang? Dua ratus Voltorb?
Perkataan Nanta tadi membuatku terkejut. Bukan, bukan hanya aku. Tapi semua
penonton di Battle Dome terkejut. Suara-suara kemarahan pun terdengar hampir
dari seluruh tribun penonton.
“Apa maumu? Kenapa kamu melakukan ini?”
teriak salah seorang penonton.
“Kalian ini penjahat atau apa?” teriak
yang lain.
“Ambil saja harta kami, tapi tolong
jangan lukai kami!” seru penonton yang panik.
“Dua ratus Voltorb? Apa kamu berniat
membunuh kami?”
Mendengar seruan-seruan itu, Nanta
justru tersenyum. Dia mendekatkan kembali mikropon ke mulutnya. “Aku tahu pasti akan banyak pertanyaan yang
datang dari kalian. Tapi mulutku hanya satu, aku tak bisa menjawab pertanyaan
kalian semua ini yang jumlahnya ratusan secara bersamaan,” jawabnya enteng.
“Tapi aku sudah menyiapkan sebuah
jawaban, yang akan bisa menjawab semua pertanyaan itu sekaligus....”
“Kami
dari kelompok Paci. Jumlah kami ada sekitar seratus orang yang menyamar sebagai
penonton di sini...” bersamaan dengan ucapan Nanta itu,tiba-tiba muncul
orang-orang berpakaian serba hitam dari setiap tribun penonton. Orang-orang itu
berjalan keluar dari tempat duduk penonton, lantas berdiri di depan setiap
tribun. “Seratus orang ini, yang
sebelumnya menyaksikan final bersama kalian, kuberitahu ya... mereka bukan
orang-orang yang ramah,” sambung Nanta dengan gaya berbisik. “Jadi, jangan berani macam-macam atau ya...
kalian sudah tahu sendiri kan akibatnya?”
Kurang ajar... Apa sebenarnya yang
diinginkan Nanta dan kelompoknya. Dan sekarang, sekarang Volta bersama mereka.
Ini jelas buruk.
“Dan
kami sengaja melakukan semua ini. Melumpuhkan kalian adalah salah satu langkah
awal kami agar kalian tidak bisa mengganggu rencana brilian kami. Kalian tahu
apa rencana brilian kami itu?” tanya Nanta. Dia terdiam sejenak seraya
melihat ke berbagai arah, seolah menunggu jawaban. “Ya ya ya, tentu kalian belum tahu,” ujarnya kemudian. “Kalau begitu
kuberitahu. Rencana kami adalah... mengambil alih tempat ini. Bukan, bukan
tempat, tetapi pulau ini. Kami mengambil alih pulau ini. Pulau ini sekarang,
Battle Frontier ini... kami bajak!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...