Episode
449: Bos Mafia Paling Dicari
“Kami
mengambil alih pulau ini. Pulau ini sekarang, Battle Frontier ini... kami bajak!” ujar Nanta.
Dibajak? Yang benar saja! Apa yang
diinginkan Nanta sebenarnya dengan membajak pulau ini. Dan, kenapa pula Volta
terlibat dalam persekongkolan ini? Bukankah mereka berdua itu...
Riuh penonton kembali terdengar. Ucapan
Nanta tentang pembajakan Battle Frontier tadi mengundang umpatan dan cacian
dari para penonton. Sejauh ini kulihat para penonton tidak terluka. Memang sih
ada yang kesakitan, tapi sepertinya hanya luka ringan. Tapi mereka semua
sama-sama dalam kondisi lumpuh akibat gelombang halilintar, yang aku bahkan
sama sekali tak menyadarinya.
“Hentikan omong kosong ini!” teriak
salah seorang penonton. Bukan, dia bukan penonton. Itu Tuan Scott. Lelaki gemuk
berpakaian biru corak Hawaii itu tampak susah payah berusaha menggerakkan
tubuhnya di tribun VIP. Tapi tetap saja dia tak bisa bergerak.
“Oh,
Tuan Scott rupanya. Suatu kehormatan bila Anda ingin menyampaikan sepatah dua
patah kata untuk menyambut kedatangan kami ini,” sahut Nanta terdengar
mengejek. “Dengan senang hati aku
mempersilakan...”
“Jangan main-main ya!” potong Scott
marah. “Battle Frontier adalah milikku, yang kubangun untuk para pelatih
Pokemon, para petarung Pokemon guna mengasah kemampuan mereka. Aku membangunnya
dengan susah payah. Karena itu... takkan kubiarkan siapapun merebutnya dariku!”
“Wow...
pidato yang bagus sekali Tuan Scott. Akan lebih bagus lagi bila Anda
menyampaikannya dengan berdiri. Apa Anda tidak menghormati kedatangan kami?”
sela Nanta.
“Diam!” sentak Scott semakin marah. “Aku
tahu siapa kamu... Kamu adalah Nanta Paciolo... bos mafia yang paling dicari
oleh satuan Ranger! Kamu dan kelompok Pancimu itu akan segera ditangkap oleh
ranger. Aku sudah menghubungi mereka untuk datang ke sini! Mereka akan
menangkapmu!”
“Menangkapku?
Yang benar saja Tuan Scott...” sergah Nanta tersenyum licik. “Kalau mereka mau menangkapku, semestinya
mereka sudah melakukannya dari dulu. Tapi kamu lihat sendiri kan sekarang? Aku
bahkan ada di sini, menganeksasi pulaumu yang berharga ini. Kelompok Paci, bukan Panci!”
![]() |
Nanta Paciolo |
“Tuan
Scott... Tuan Scott... Kukira Anda sudah tahu sebuah rahasia umum tentang
satuan ranger yang terkenal korup,” sambung Nanta. “Kuberitahu ya, mereka itu bisa dibeli, mudah disuap. Dan dengan
kekayaanku, aku bahkan bisa memerintah mereka untuk menangkapmu sekarang. Lucu
kan? Ya itulah kenapa aku berdiri di sini, menyaksikan kehancuranmu.”
“Apa... Apa kamu bilang?” Scott
terperangah.
“Tuan
Scott, sepertinya kamu perlu melihat ke depan. Lihatlah orang berpakaian hitam
di depan tribunmu itu,” tunjuk Nanta.
Scott melihat ke arah yang ditunjuk
Nanta. Tampak sesosok lelaki berpakaian serba hitam... itu adalah pengawalnya
sendiri!
“Ka... kamu? Kenapa?” tanya Scott pada
pengawalnya itu. Sang pengawal yang ditanya hanya diam tak menjawab.
“Anda
lihat sendiri kan? Bahkan pengawal kepercayaanmu saja bisa dengan mudahnya
membelot, mengkhianati tuannya. Hahaha... Lucu sekali,” ejek Nanta. “Kenyataannya adalah, saat dia bilang dia
sudah menghubungi ranger, itu adalah kebohongan. Ranger yang kamu pesan itu
tidak akan datang saat ini.”
“Ap... Apa?” Scott kembali terhenyak.
Dipandanginya pengawal di depannya dengan penuh marah.
“Tapi
mereka mungkin akan datang beberapa waktu ke depan setelah menyaksikan ini
semua,” lanjut Nanta. “Ya, aku lupa
kalau turnamen ini disiarkan secara langsung melalui siaran televisi ke
berbagai daerah. Pastinya mereka tidak akan tinggal diam melihat aksi
penyanderaan ini dibiarkan begitu saja dan jadi konsumsi publik.”
Televisi? Benar! Pertandingan final ini
kan disaksikan di televisi. Jelas para ranger akan mengambil tindakan dan
segera datang untuk menyelamatkan Battle Frontier. Tapi kenapa Nanta bisa
begitu tenang? Kenapa dia tidak mematikan kamera televisi? Apa dia memang
sengaja? Apa yang sebenarnya dia rencanakan?
“Meski
para ranger datang pun, bukan masalah bagi kami,” kata Nanta seolah
menjawab pertanyaan dalam hatiku. “Karena
mereka kan bisa disuap lagi, lantas berpura-pura telah mengalahkan dan
menangkap kami. Padahal mereka justru akan melepaskan kami dengan mudah.”
Aku melihat ke arah Guy yang duduk di
tribun depan. Dari raut wajahnya, aku bisa menyimpulkan kalau dia sangat marah
mendengar ucapan Nanta. Namun sepertinya dia masih bisa menahan diri dalam
tubuhnya yang lumpuh.
“Tapi
ya untuk berjaga-jaga, siapa tahu mereka menjalankan tugas mereka dengan benar,”
sambung Nanta. “Aku telah menyiapkan
rencana... atau bisa kubilang perangkap untuk mereka.”
Perangkap?
“Di
pulau ini, ada 151 anggotaku yang semuanya pelatih Pokemon berpengalaman. Akan
cukup sulit untuk bisa mengalahkan mereka,” sebut Nanta. “Kemudian, ada dua kapal yang berjaga di
sekitar pulau ini untuk kami. Sebut saja mereka back-up. Masing-masing kapal
mengangkut seratus pelatih Pokemon lagi, yang siap bertarung kapan saja untuk
melindungi rencana kami....”
“Dan
kalaupun itu masih belum cukup untuk menghentikan para ranger, kami masih punya
dua pelatih Pokemon hebat, yang bisa menyapu puluhan ranger sekaligus,”
tandas Nanta.
Lelaki yang juga sepupu Volta itu lalu
melihat ke arah kamera dan berkata, “Jadi
para ranger sekalian yang menyaksikan siaran ini, apa kalian cukup punya nyali
untuk datang ke sini... untuk menghentikan kami?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...