SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Kamis, 12 Februari 2015

Lunar's Diary: Eps.453 - Berpindah Tempat

Episode 453: Berpindah Tempat

ZAM!
Tiba-tiba aku sudah berdiri di sebuah tempat yang sangat asing, yang belum pernah kudatangi sebelumnya. Alakazam Volta tampaknya membawaku ke sebuah pulau tak berpenghuni dengan jurus teleportasinya. Hanya cadas dan tanah gersang yang kulihat di sini. Pulau ini tak terlalu besar, mungkin seukuran enam kali lapangan sepak bola. Aku bisa melihat dan mendengar deburan ombak menghantam tiap sisinya. Entah apa yang tengah direncanakan Volta, tapi aku mesti tetap waspada.
ZAM!
Pada kilatan kedua muncul Volta dengan membopong tubuh Flame yang tampak tak sadarkan diri di sampingnya. Mereka muncul di seberangku, sekitar lima belas meter dari tempatku berdiri.
“Volta, apa yang kau lakukan? Kenapa kau membawa kami ke tempat ini?” tanyaku penasaran.
“Agar aku bisa menghabisimu dengan mudah,” jawab Volta singkat. Dia lalu menyandarkan tubuh Flame di sebuah batu besar di dekatnya.
“Jadi kau serius akan membunuhku? Lalu kenapa kau mesti membawaku jauh dari Battle Frontier? Kenapa pula kau membawa Flame? Kupikir ini hanya antara kita berdua,” cecarku.
Volta mendengus dan memandang ke arahku. “Pulau ini berada tak jauh di sekitar Battle Frontier. Aku membawa Flame agar dia tidak mengganggu rencana kami dengan kemampuan tubuh apinya. Kamu tahu sendiri kan bagaimana dia begitu menyusahkan di depan rumah sakit waktu itu? Lagipula aku tak bisa membiarkannya di sana bersama si mesum itu,” jawab Volta.
“Yeah, aku sudah menduga itu. Sejahat apapun dirimu, kau takkan bisa membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada Flame,” sahutku.
“Jangan terburu-buru menyimpulkan, Lunar,” sergah Volta. “Sudah kukatakan kalau aku ini bukan lagi sahabatmu, bukan lagi sahabat kalian. Aku ini bagian dari kelompok Paci, yang tak segan-segan melukai kalian.”
“Oh ya? Kalau kau memang bagian dari mereka, kenapa kau menolak perintah Nanta? Kenapa pula kau...”
“Sudahlah Lunar!” bentak Volta mengagetkanku. “Aku tak punya waktu untuk menjawab setiap pertanyaan bodohmu itu. Saat ini prioritasku adalah menghabisimu,” lanjutnya mendelik.
“Memangnya apa yang akan kau dapatkan setelah membunuhku? Bukankah masalah di antara kita sudah selesai dalam pertarungan final?”
Volta diam tak menjawab pertanyaanku. Dia lantas tersenyum, seraya mengeluarkan sebuah bola berwarna hijau dari dalam saku... bukan, bukan dari dalam saku. Tapi dari dalam dadanya! Yang benar saja!
“Apa... Apa itu? Bagaimana dia bisa keluar dari dadamu?” tanyaku tercengang.

Volta terkekeh mendengar pertanyaanku. Dilempar-lemparkannya bola itu ke udara, mencengkeramnya dengan kuat, lantas dengan cepat menunjukkannya padaku. “Lunar, kamu juga punya bola seperti ini bukan? Bola berwarna merah, yang ada di lengan kirimu. Benar bukan?”
Apa? Bagaimana mungkin Volta tahu tentang orb merah yang tertanam di lenganku? Bukankah hanya aku dan RedClaw yang tahu mengenai hal ini? Bagaimana mungkin...
“Mungkin sekarang kamu bertanya-tanya kenapa aku bisa tahu mengenai Pokemon yang bersemayan di tubuhmu,” ujar Volta kemudian. “Tapi aku takkan repot-repot mengatakan dari mana aku tahu hal itu. Karena kamu tahu, Pokemon itu... Groudon, akan segera kudapatkan. Sekalipun aku mesti menghabisi nyawamu!”
Aku terkejut. Sudah jelas Volta takkan main-main dengan ucapannya. Dari nada suaranya dan dari sorot matanya, aku bisa mengetahui kalau dia benar-benar serius. Lalu bola hijau itu, apakah itu ada hubungannya dengan Pokemon legenda seperti yang kumiliki. Bila benar, kalau bolaku adalah Groudon, maka bisa jadi bola milik Volta itu adalah..
“Lunar, biar kuperkenalkan padamu Pokemon yang akan menghabisimu hari ini,” kata Volta mencengkeram bolanya mantap. “Ini bukan sembarang Pokemon. Ini adalah Pokemon legendaris. Apapun yang akan kamu lakukan, akan dapat dihentikan olehnya.”
“Perasaan ini... Ada apa?”
“Inilah alasan keberadaanku di dalam kelompok Paci, yang sebenarnya sangat tidak kuinginkan,” lanjut Volta.
“Kenapa... Kenapa rasanya...”
“Meski begitu, inilah cara terhebat untuk menunjukkan kemampuanku sebagai pelatih Pokemon yang sebenarnya.”
“Jangan-jangan... Ini adalah...
“Sambutlah Lunar, sambutlah Pokemon terhebat yang pernah kudapatkan... sambutlah Pokemon terkuatku.... Pokemon langit tinggi!”

Sebuah sinar hijau berkilat-kilat muncul dari bola hijau di tangan Volta. Kilatan sinar itu terus berputar-putar, hingga akhirnya membesar, terus membesar dan memunculkan ledakan cahaya yang dahsyat. Dan setelah cahaya itu hilang, sesosok Pokemon hijau raksasa bertubuh menyerupai ular naga melayang di sana. Pokemon itu adalah...

BAB LXV SELESAI


Keterangan alih bahasa:

-          Pelatih Pokemon: Pokemon Tainer
-          Galian: Dig
-          Teleportasi: Teleport
-          Bola hijau: Green Orb
-          Bola merah: Red Orb
-          Lumpuh: Paralys
-          Gelombang petir: Thunder Wave
-          Serangan bunuh diri: Selfdestruct
-          Mobil kabel: Cable Car
-          Tubuh Api: Flame Body

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...