SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 03 Maret 2018

Eps. 462: Pertemuan Mengharukan


Episode 462: Pertemuan Mengharukan

Aku memandang lekat ke arah perempuan itu. Pun begitu dengan sosok berambut biru panjang itu. Dari jauh bisa kulihat setetes air jatuh di pipinya. Hingga kemudian dia berjalan cepat ke arahku. Menyadari hal itu, lelaki bajak laut berdiri menyingkir.
“Lunar!” perempuan itu memeluk tubuhku begitu erat. “Kupikir... kupikir kau tidak akan bertahan... kupikir aku akan kehilanganmu....” isaknya cukup keras.
“Me... Melona...” jawabku dipenuhi kebingungan. Perempuan itu tak lain dan tak bukan adalah Melona Bluesea, pemilih Penginapan Bluesea di Kota Pacifidlog. Aku tak menyangka akan bertemu dengannya di sini. “Ba... bagaimana bisa? Apa yang sebenarnya terjadi?” tanyaku semakin bingung.

Melona melepas pelukannya dan menatap mataku lekat. Dia lantas berdiri, mengusap air matanya dan berkata, “Kutemukan kau terombang-ambing di dekat pulau ini. Aku begitu terkejut melihatmu di atas Quagsire dengan kondisi luka parah. Sampai aku tak yakin kau akan bertahan. Sudah sepekan kau tak sadarkan diri,” kisahnya.
Sepekan? Selama itukah aku pingsan?
Jawaban Melona itu seakan langsung memantik percikan di kepalaku. Tiba-tiba memori saat di Battle Frontier dan pertarungan dengan Volta di pulau itu langsung muncul memenuhi otakku, datang beruntun layaknya hujan deras. Rasa sakit pun kembali kurasakan di kepalaku, cukup lama hingga aku bisa terbiasa dan menguasainya.
“Lunar, apa yang terjadi padamu?” tanya Melona cemas. Aku lantas mulai menceritakan semuanya. Menceritakan pertarunganku di Frontier Festival sampai pada serangan Kelompok Paci. Hingga ketika kaki kiriku dihantam ekor raksasa Rayquaza milik Volta.
Menceritakan hal itu langsung membuatku teringat kondisi kakiku. Lantas kucoba menggerakkan kaki kiriku, tapi aku tak bisa. Kulihat ke arah kakiku yang tertutup selimut, seraya membuang napas panjang. Dengan kuatnya serangan ekor Rayquaza waktu itu, aku tak bisa berharap yang baik untuk kakiku. Mungkin... mungkin sekarang sudah hancur...
“Aku mengerti kau pasti memikirkan kakimu,” tutur Melona seakan melihat kegelisahanku. “Aku juga memikirkan hal yang sama ketika menemukanmu,” tambahnya. Sudah kuduga, bila Melona berkata begitu, sudah pasti tidak ada harapan.
“Tapi jangan khawatir,” Melona melanjutkan perkataannya. “Paman telah melakukan yang terbaik yang bisa dia lakukan. Kupikir dalam waktu dekat ini, kau sudah bisa merasakan kakimu lagi.”
“Ap... Apa maksudmu Melona?” tanyaku tak mengerti. “Apa yang terjadi pada kakiku? Siapa paman yang kau maksud? Apa pria bajak laut itu?”
Melona mengangguk. “Dia pamanku, Merlin Bluesea. Seorang pakar rekayasa mesin. Tapi orang-orang lebih mengenalnya dengan nama The Phantom,” jelasnya.
“The Phantom? Maksudmu...” aku lantas teringat sosok bajak laut terkenal yang sempat merepotkan pada Pokemon Ranger. The Phantom, bajak laut yang mengincar kerajaan samudra. Apakah dia orang yang sama?
“Kau pasti berpikir aku orang jahat bukan,” lelaki bajak laut itu tampak sudah berdiri di pintu ruangan. Sosok itu memang benar The Phantom, sang bajak laut legendaris buronan Pokemon Ranger!
“Wajar saja, media memberitakanku dengan sangat masif terkait perburuan harta karunku. Tapi aku bajak laut bukan? Itu sudah pekerjaanku,” beber The Phantom yang ternyata adalah paman Melona. Aku benar-benar tak percaya dengan apa yang kudengar. Bajak laut itu adalah paman Melona, dan sekarang dia berdiri tepat di hadapanku!

Klik disini untuk episode 463

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...