Episode 462:
Pertemuan Mengharukan
Aku memandang lekat
ke arah perempuan itu. Pun begitu dengan sosok berambut biru panjang itu. Dari
jauh bisa kulihat setetes air jatuh di pipinya. Hingga kemudian dia berjalan
cepat ke arahku. Menyadari hal itu, lelaki bajak laut berdiri menyingkir.
“Lunar!” perempuan
itu memeluk tubuhku begitu erat. “Kupikir... kupikir kau tidak akan bertahan...
kupikir aku akan kehilanganmu....” isaknya cukup keras.
“Me... Melona...”
jawabku dipenuhi kebingungan. Perempuan itu tak lain dan tak bukan adalah
Melona Bluesea, pemilih Penginapan Bluesea di Kota Pacifidlog. Aku tak
menyangka akan bertemu dengannya di sini. “Ba... bagaimana bisa? Apa yang
sebenarnya terjadi?” tanyaku semakin bingung.
Melona melepas pelukannya dan menatap mataku lekat. Dia lantas berdiri, mengusap air matanya dan berkata, “Kutemukan kau terombang-ambing di dekat pulau ini. Aku begitu terkejut melihatmu di atas Quagsire dengan kondisi luka parah. Sampai aku tak yakin kau akan bertahan. Sudah sepekan kau tak sadarkan diri,” kisahnya.
Sepekan? Selama
itukah aku pingsan?
Jawaban Melona itu
seakan langsung memantik percikan di kepalaku. Tiba-tiba memori saat di Battle
Frontier dan pertarungan dengan Volta di pulau itu langsung muncul memenuhi
otakku, datang beruntun layaknya hujan deras. Rasa sakit pun kembali kurasakan
di kepalaku, cukup lama hingga aku bisa terbiasa dan menguasainya.
“Lunar, apa yang
terjadi padamu?” tanya Melona cemas. Aku lantas mulai menceritakan semuanya.
Menceritakan pertarunganku di Frontier Festival sampai pada serangan Kelompok
Paci. Hingga ketika kaki kiriku dihantam ekor raksasa Rayquaza milik Volta.
Menceritakan hal
itu langsung membuatku teringat kondisi kakiku. Lantas kucoba menggerakkan kaki
kiriku, tapi aku tak bisa. Kulihat ke arah kakiku yang tertutup selimut, seraya
membuang napas panjang. Dengan kuatnya serangan ekor Rayquaza waktu itu, aku
tak bisa berharap yang baik untuk kakiku. Mungkin... mungkin sekarang sudah
hancur...
“Aku mengerti kau
pasti memikirkan kakimu,” tutur Melona seakan melihat kegelisahanku. “Aku juga
memikirkan hal yang sama ketika menemukanmu,” tambahnya. Sudah kuduga, bila
Melona berkata begitu, sudah pasti tidak ada harapan.
“Tapi jangan
khawatir,” Melona melanjutkan perkataannya. “Paman telah melakukan yang terbaik
yang bisa dia lakukan. Kupikir dalam waktu dekat ini, kau sudah bisa merasakan
kakimu lagi.”
“Ap... Apa maksudmu
Melona?” tanyaku tak mengerti. “Apa yang terjadi pada kakiku? Siapa paman yang
kau maksud? Apa pria bajak laut itu?”
Melona mengangguk.
“Dia pamanku, Merlin Bluesea. Seorang pakar rekayasa mesin. Tapi orang-orang
lebih mengenalnya dengan nama The Phantom,” jelasnya.
“The Phantom?
Maksudmu...” aku lantas teringat sosok bajak laut terkenal yang sempat
merepotkan pada Pokemon Ranger. The Phantom, bajak laut yang mengincar kerajaan
samudra. Apakah dia orang yang sama?
“Kau pasti berpikir
aku orang jahat bukan,” lelaki bajak laut itu tampak sudah berdiri di pintu
ruangan. Sosok itu memang benar The Phantom, sang bajak laut legendaris buronan
Pokemon Ranger!
“Wajar saja, media
memberitakanku dengan sangat masif terkait perburuan harta karunku. Tapi aku
bajak laut bukan? Itu sudah pekerjaanku,” beber The Phantom yang ternyata
adalah paman Melona. Aku benar-benar tak percaya dengan apa yang kudengar.
Bajak laut itu adalah paman Melona, dan sekarang dia berdiri tepat di
hadapanku!
Klik disini untuk episode 463
Klik disini untuk episode 463
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...