SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 03 Maret 2018

Eps. 463: The Phantom


Episode 463: The Phantom

Kini aku menatap ke arah Merlin Bluesea, alias The Phantom. Pria berjanggut panjang yang kulihat pertama kali ketika kusadar. Aku tak menyangka akan bertemu penjahat itu dalam kondisi seperti sekarang, apalagi mendapat kenyataan kalau dia adalah paman dari...
“Kau pasti terkejut Lunar,” kata Melona seakan membaca pikiranku. “Tapi itulah kenyataannya. Aku dan paman adalah satu keluarga, keluarga yang dikenal orang dengan sebutan orang-orang air,” ungkap dia.
Orang-orang air? Maksudnya... bangsa kuno yang tinggal berkelana di tujuh lautan, yang memiliki akses pada kerajaan samudra? “Aku memang tidak pernah cerita, karena kupikir juga tidak akan mengubah apa-apa,” tutur Melona. “Aku khawatir pandanganmu padaku akan berubah ketika mengetahui The Phantom adalah pamanku.”

“Ya, aku memang telah membuat nama baik Bluesea tercoreng karena aksiku,” sambung Merlin. Mungkin lebih baik aku menyebutnya dengan nama Merlin ketimbang dengan nama The Phantom. Nama itu lebih terdengar baik. “Tapi keponakanku ini tak pernah malu dengan perbuatanku, dia selalu menganggapku sebagai pamannya,” lanjut Merlin melirik ke arah Melona.
Melona tersenyum. Dia lantas melihat ke arahku. “Paman Merlin orang yang baik, dunia luar saja yang salah memandangnya,” ucapnya. “Makanya aku membebaskannya dari penjara setelah Pacifidlog hancur,” urai Melona.
Apa? Melona membebaskan buronan ranger dari penjara? Aku tak menyangka Melona bisa senekat itu. Tapi bila melihat hubungan keluarga di antara mereka, aku tak heran. Melona memang sulit ditebak.
“Aku tak berpikir Paman Merlin orang yang jahat. Aku hanya kaget mendengar hubungan kalian,” jawabku sederhana.
Melona mengangguk dengan berbinar. “Kau benar Lunar, Paman Merlin memang orang yang baik. Dia bahkan rela siang malam mengerjakan kakimu. Itu bukan hal yang mudah,” ujarnya.
Mengerjakan kakiku? Apakah.... Langsung saja kusibakkan selimut yang menutupi pinggang hingga kakiku. Aku terperanjat saat melihat apa yang terjadi pada kakiku. Dari lutut hingga ke telapak kaki, semuanya terbungkus besi... bukan kulit!
“Apa... apa yang kalian lakukan?” sergahku terkejut.
“Aku tahu ini akan sulit untuk kau terima, tapi inilah yang bisa kami lakukan untuk menyelamatkan kakimu. Agar kau masih bisa tetap berjalan,” jelas Merlin cepat. “Itu adalah kaki besi, kaki yang sama yang aku gunakan. Pengalaman kehilangan kaki bukan hanya terjadi pada dirimu, Lunar,” paparnya.
“Ma... aksudmu....”
“Apa kau tidak pernah membaca kehebatan Paman Merlin? Dia berkali-kali dihajar ranger maupun Pokemon, tapi masih bisa tetap berdiri dan memberikan perlawanan. Itu karena kaki androidnya yang memberikan kekuatan lebih,” Melona mengambil alih penjelasan Merlin.
“Kaki kirimu nantinya akan bisa sekuat itu, kaki android yang begitu mengagumkan. Ini adalah kemajuan teknologi,” lanjut Melon.
Aku terdiam. Aku bingung mesti berkata apa. Seperti kata Merlin, ini sulit kuterima. Ka... kakiku kini berubah jadi kaki robot? Ba... bagaimana bisa?
Aku lantas teringat pada kisah The Phantom. Memang dari arsip ranger yang kubaca dulu, The Phantom dikenal sebagai penjahat dengan kekuatan super seakan memiliki tenaga tak terbatas. Jadi, rahasia atas kekuatan tak terbatas itu adalah.... yang kini ada pada kakiku? Kaki besi, kaki android?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...