Episode 463: The
Phantom
Kini aku menatap ke
arah Merlin Bluesea, alias The Phantom. Pria berjanggut panjang yang kulihat
pertama kali ketika kusadar. Aku tak menyangka akan bertemu penjahat itu dalam
kondisi seperti sekarang, apalagi mendapat kenyataan kalau dia adalah paman
dari...
“Kau pasti terkejut
Lunar,” kata Melona seakan membaca pikiranku. “Tapi itulah kenyataannya. Aku
dan paman adalah satu keluarga, keluarga yang dikenal orang dengan sebutan
orang-orang air,” ungkap dia.
Orang-orang air?
Maksudnya... bangsa kuno yang tinggal berkelana di tujuh lautan, yang memiliki
akses pada kerajaan samudra? “Aku memang tidak pernah cerita, karena kupikir
juga tidak akan mengubah apa-apa,” tutur Melona. “Aku khawatir pandanganmu
padaku akan berubah ketika mengetahui The Phantom adalah pamanku.”
“Ya, aku memang telah membuat nama baik Bluesea tercoreng karena aksiku,” sambung Merlin. Mungkin lebih baik aku menyebutnya dengan nama Merlin ketimbang dengan nama The Phantom. Nama itu lebih terdengar baik. “Tapi keponakanku ini tak pernah malu dengan perbuatanku, dia selalu menganggapku sebagai pamannya,” lanjut Merlin melirik ke arah Melona.
Melona tersenyum.
Dia lantas melihat ke arahku. “Paman Merlin orang yang baik, dunia luar saja
yang salah memandangnya,” ucapnya. “Makanya aku membebaskannya dari penjara
setelah Pacifidlog hancur,” urai Melona.
Apa? Melona
membebaskan buronan ranger dari penjara? Aku tak menyangka Melona bisa senekat
itu. Tapi bila melihat hubungan keluarga di antara mereka, aku tak heran.
Melona memang sulit ditebak.
“Aku tak berpikir
Paman Merlin orang yang jahat. Aku hanya kaget mendengar hubungan kalian,”
jawabku sederhana.
Melona mengangguk
dengan berbinar. “Kau benar Lunar, Paman Merlin memang orang yang baik. Dia
bahkan rela siang malam mengerjakan kakimu. Itu bukan hal yang mudah,” ujarnya.
Mengerjakan kakiku?
Apakah.... Langsung saja kusibakkan selimut yang menutupi pinggang hingga
kakiku. Aku terperanjat saat melihat apa yang terjadi pada kakiku. Dari lutut
hingga ke telapak kaki, semuanya terbungkus besi... bukan kulit!
“Apa... apa yang
kalian lakukan?” sergahku terkejut.
“Aku tahu ini akan
sulit untuk kau terima, tapi inilah yang bisa kami lakukan untuk menyelamatkan
kakimu. Agar kau masih bisa tetap berjalan,” jelas Merlin cepat. “Itu adalah
kaki besi, kaki yang sama yang aku gunakan. Pengalaman kehilangan kaki bukan
hanya terjadi pada dirimu, Lunar,” paparnya.
“Ma... aksudmu....”
“Apa kau tidak
pernah membaca kehebatan Paman Merlin? Dia berkali-kali dihajar ranger maupun
Pokemon, tapi masih bisa tetap berdiri dan memberikan perlawanan. Itu karena
kaki androidnya yang memberikan kekuatan lebih,” Melona mengambil alih
penjelasan Merlin.
“Kaki kirimu
nantinya akan bisa sekuat itu, kaki android yang begitu mengagumkan. Ini adalah
kemajuan teknologi,” lanjut Melon.
Aku terdiam. Aku
bingung mesti berkata apa. Seperti kata Merlin, ini sulit kuterima. Ka...
kakiku kini berubah jadi kaki robot? Ba... bagaimana bisa?
Aku lantas teringat
pada kisah The Phantom. Memang dari arsip ranger yang kubaca dulu, The Phantom
dikenal sebagai penjahat dengan kekuatan super seakan memiliki tenaga tak
terbatas. Jadi, rahasia atas kekuatan tak terbatas itu adalah.... yang kini ada
pada kakiku? Kaki besi, kaki android?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...