Episode 464: Quagsire
dan Wynaut
Paginya, kuputuskan
untuk pergi ke luar. Aku tak tahan hanya diam di dalam kamar tanpa berbuat apa-apa.
Sementara kaki kiriku belum bisa kugerakkan. Diam-diam aku mencoba
menggerakkan kakiku, tapi aku tak kuat. Aku tak tahu, mungkin karena kini
kakiku terdiri dari besi. Jadinya aku mesti menggunakan tongkat untuk berdiri
dan melangkah.
Kini aku terduduk
rerumputan, di tepian pantai Pulau Ilusi. Memandang hamparan laut nan biru di
hadapanku. Mengingatkanku akan mimpi aneh yang kualami saat aku tak sadarkan
diri. Seorang perempuan berambut putih yang tampak tak asing. Semuanya terasa
begitu nyata.
Termasuk Pulau
Ilusi, pulau yang tak kusangka benar-benar eksis. Pulaunya tak begitu luas,
namun cukup luas untuk sebuah resort. Dikelilingi lautan, pulau ini terdiri
dari rerumputan dan tanaman-tanaman pendek. Hanya ada satu-dua pohon, di tepian
pantai dan salah satunya ada di depan rumah kayu bertingkat yang berada di
tengah-tengah pulau. Rumah Melona.
Bukan hanya aku, Melona, dan Merlin yang menghuni pulau ini. Beberapa Pokemon tampak menikmati waktu mereka bermain di rerumputan. Kebanyakan dari mereka yaitu Wynaut, Pokemon yang tampak selalu ceria dengan ekspresi dan mulutnya yang kerap terbuka lebar. Aku ingat Melona punya seekor Wynaut, mungkin saja Wynaut itu berasal dari pulau ini.
Sedang asyik
melamun seperti itu, tiba-tiba seekor Pokemon biru bertubuh gempal datang
mendekatiku. Dia tampak tersenyum kepadaku dan kelihatannya merasa senang. Aku
lantas mengelus kepalanya perlahan. Pokemon itu adalah Quagsire, perubahan
Wooper, Pokemon milik Kak Lydia yang telah menyelamatkan dari hari nahas itu.
Aku benar tak
menyangka Pokemon yang pernah dipinjamkan Kakak ketika aku hendak memulai
perjalananku itu bakal kembali kugunakan untuk menyelamatkan nyawaku. Dan kini
tanpa kuketahui Pokemon itu telah berevolusi dari Wooper menjadi Quagsire. Aku
berhutang banyak pada Pokemon ini.
“Dia telah berjuang
keras untuk membawa tubuhmu,” kata Melona, kini duduk di sampingku. “Mungkin
itulah yang lantas memantik evolusinya.”
Begitu ya? Bisa
jadi begitu. Dengan tubuh yang kecil, sebetulnya akan sulit bagi Wooper untuk
bisa membawa tubuhku. Sekalipun dia membawaku dengan jurus selancarnya, tetap
saja dia akan kesulitan. Badanku ini lumayan berat lho, 70 kilogram. Hehehe.
Lantas dengan berevolusi menjadi Quagsire, dia jadi lebih mudah membawaku. Tak
kusangka Wooper berevolusi ketika tengah menyelamatkan nyawaku. Aku benar-benar
berhutang pada Pokemon ini.
“Quag! Quag!”
Quagsire tampak mencoba berbicara kepadaku. (Quagsire: Badanmu berat sekali
Lunar! Untung aku berevolusi di tengah jalan! Kalau tidak mungkin aku juga ikut
pingsan!)
“Melon, kau sendiri
apa yang kau lakukan di pulau ini? Kenapa kau tak bersama warga Pacifidlog?”
tanyaku kemudian.
“Kau tahu kan siapa
Pamanku? Dia tidak mungkin tinggal begitu saja di tengah masyarakat,” jawab
Melona. “Sehingga aku membawanya ke pulau ini, membangun rumah di sini. Lantas
kuberpikir tinggal di pulau ini ternyata menyenangkan juga, begitu tenang.”
Sekerumunan Wynaut
lantas berjalan ke arah Melona, mengitarinya penuh riang. Seekor Wynaut
berkalung batu melompat ke pangkuannya, membuat Melona tersenyum. “Apalagi di
sini aku dikelilingi Wynaut, Pokemon yang sangat lucu,” ucapnya.
“Wynaut milikmu
itu, kau dapat dari sini kan?” terkaku.
Melona mengangguk.
“Iya, saat aku pertama kali menemukan pulau ini. Itu cerita yang cukup lama
terjadi.” Dia terdiam, lantas melihat jauh ke depan, ke hamparan laut biru.
“Bukan kau saja yang terdampar di pulau ini. Aku pun pernah demikian.”
“Benarkah?”
Melona mengangguk
lagi, tapi kini lebih pelan. Pandangan matanya tak lepas dari lautan biru di
depannya. “Itu terjadi... ketika aku masih kecil... Saat di mana aku berpisah
dengan kakakku.”
Kakak? Melona punya
kakak?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...