SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 03 Maret 2018

Eps. 465: Saudara yang Hilang


Episode 465: Saudara yang Hilang

“Kau punya kakak?”
“Ya,” jawab Melona. “Aku tak ingat jelas. Semuanya samar-samar. Hingga kemudian Paman Merlin menceritakan semuanya.”
“Eh? Samar-samar?” aku semakin penasaran.
“Aku tak benar-benar berasal dari Pacifidlog. Aku berasal dari tempat yang begitu jauh, yang aku sendiri tak tahu di mana,” tutur Melona mulai bercerita.
“Orang tuaku, Melony dan Melanie Bluesea, adalah pelaut, mereka pembuat peta. Karena pekerjaannya itu mereka mengarungi tujuh samudra. Bersama kami, putri-putrinya.”
“Putri? Kakakmu perempuan?” tanyaku memotong.
“Sepertinya begitu,” jawabnya. “Aku tak ingat, aku masih sangat kecil,” lanjut Melona. “Hingga kemudian kedua orang tuaku meninggal, kami berdua dibawa ke panti asuhan. Aku masih sangat kecil untuk bisa mengingatnya. Tapi Paman bilang umurku waktu itu masih lima tahun.”
Lima tahun? Wajar bila Melona tak ingat.

“Pihak panti asuhan mencoba mencari siapa keluarga kami, dan menemukan paman sebagai pemegang hak asuh kami. Sebagaimana tertulis dalam wasiat orang tua kami.”
“Pamanku, Merlin,” sambung Melona, “Waktu itu sudah menjadi seorang perompak. Dia datang ke panti asuhan untuk membawa kami berdua. Namun rupanya keberadaan Paman sudah diincar ranger. Dia pun dikejar ranger, namun berhasil melarikan diri bersama kami berdua. Kami menumpang kapal kecil, merasa sudah aman dari kejaran ranger.
“Tapi ranger rupanya tak menyerah dan terus mengejar kami. Mereka menemukan kami dan terjadilah pertarungan di atas perahu. Dalam pertarungan itulah, perahu kami terbelah. Aku dan kakakku terhanyut, terbawa ombak. Di situlah kami terpisah.”
“Terpisah?”
Melona tak menjawab. Dia tampak berpikir sejenak. Lantas melanjutkan perkataannya, “Aku tak ingat pasti. Tapi kilasan peristiwa waktu itu kerap muncul di mimpiku. Kilasan peristiwa ketika aku dan kakak terombang-ambing di atas puing-puing perahu. Itu selalu mengganggu tidurku.”
“Apa yang terjadi setelah itu?” tanyaku semakin penasaran.
“Seperti yang kubilang tadi, kau bukan satu-satunya yang terdampar di pulau ini,” jawab Melona. “Ya, tubuhku hanyut dan terbawa ke pulau ini. Peristiwa itu pun sebenarnya terlupakan begitu saja. Namun seperti ingatan akan kakakku, peristiwa itu juga kerap menyambangi dalam mimpiku, yang kemudian kusadari itu bukan mimpi.”


Melona memperhatikan Wynaut-Wynaut yang tampak bersandar di sekitar tubuhnya. “Seperti inilah kira-kira waktu itu,” tunjuk Melona pada Wynaut di sekelilingnya. “Yang kuingat, aku ada di bibir pantai dengan Wynaut mengelilingiku. Hingga kemudian aku ditemukan nenek dan membawaku ke Pacifidlog, kira-kira seperti itu,” tutupnya.
“Jadi nenekmu di Pacifidlog itu...”
Dia mengangguk. “Benar. Beliau bukan nenek kandungku. Tapi beliau sudah merawatku seperti cucu sendiri. Sementara aku memercayainya sebagai nenek kandungku. Sampai kemudian Paman datang dengan tiba-tiba, waktu itu aku beranjak remaja.”
“Ya, itu benar,” terdengar suara berat seorang lelaki. Aku menoleh, Merlin sudah ada di belakang kami berdua. “Dalam pertarungan di perahu kecil itu, aku tertangkap ranger. Namun aku tak pernah bisa melupakan mereka berdua,” kini ganti Merlin yang bercerita.
“Makanya ketika aku bebas dari penjara, segera kucari keberadaan dua keponakanku. Tapi hanya Melona sejauh ini yang berhasil kutemukan di Pacifidlog. Dia bahkan ketakutan saat pertama kali melihatku, karena tahu siapa aku, The Phantom,” bebernya.
“Ya, Paman menceritakan semuanya waktu itu,” sahut Melona. “Menceritakan kalau sebenarnya aku punya kakak, yang entah kini berada di mana. Cerita Paman menjawab semua tanda tanya yang selama ini hadir dalam mimpiku...
“Aku pun memutuskan untuk mencari keberadaan kakakku. Dan ketika kusadari, aku telah bergabung dengan Tim Aqua untuk bisa menemukannya. Itulah alasan sebenarnya kenapa aku mau bergabung dengan Tim Aqua. Walaupun sampai sekarang aku juga belum menemukannya.”
Jadi alasan Melona bergabung dengan Tim Aqua yang sebenarnya adalah... untuk mencari kakaknya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...