SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 15 September 2019

Eps. 473: Menjaga Kepercayaan

BAB 69 PERTARUNGAN KEMATIAN PART II
Episode 473: Menjaga Kepercayaan

--Flashback--
“Jadi kamu temannya Flame, si L itu? Flame banyak bercerita tentangmu,” kata Flint kepada Lunar. Keduanya tengah duduk di bangku taman, sembari memandang seorang perempuan yang tengah mengantre di depan kios minuman di seberang mereka.
“Benarkah? Apa saja yang dia ceritakan?” Tanya Lunar penasaran.
“Ya banyak,” jawab Flint sambil menggaruk rambut kribonya. “Tentang banyak hal yang kalian lakukan sewaktu di Tim Magma,” sambungnya. Dia lantas melihat ke arah Lunar. “Dan jujur saja, semua yang diceritakannya itu membuatku iri kepadamu.”

Lunar tertawa. Dia tampak tak percaya dengan ucapan Flint. “Apa yang kamu irikan dariku, Flint? Seharusnya aku yang iri, karena kamu bisa mendapatkan perempuan seperti Flame. Dan aku turut berbahagia untuk itu,” ujar Lunar mengakhirinya dengan sebuah senyuman.
“Kamu juga menyukainya kan?” tanya Flint seketika.
Lunar terdiam, terkejut dengan pertanyaan itu. Namun dia kemudian tersenyum dan mengangguk. “Ya, aku menyukainya sebagai seorang sahabat. Kupikir itu, tidak lebih,” jawabnya. “Karena dia yang mengajarkanku tentang arti persahabatan. Kupikir aku tidak akan bisa lebih menyukainya lebih dari itu,” sambung Lunar menatap perempuan yang tak lain adalah Flame itu.
“Syukurlah kalau begitu.” Flint menghela napas lega. “Setelah melihat keakraban kalian, aku takut akan bersaing denganmu. Apalagi dia sering menceritakanmu. Kupikir akan terjadi semacam CLBK, cinta lama bersemi kembali. Kamu tahu, kupikir aku akan kehilangan Flame.”
Lunar kembali tertawa. “Kamu bercanda? Mana mungkin aku bisa mengalahkanmu, Flint. Dibandingkan kamu, aku ini siapa? Kamu itu  Elite Four, pelatih Pokemon terkuat,” selorohnya.
“Bahkan Elite Four pun bisa kalah sama tim penjahat macam Tim Magma lho,” sahut Flint tertawa. Lunar ikut tertawa. Keduanya tertawa sangat akrab, hingga tiba-tiba Lunar terdiam, menundukkan kepalanya. “Kenapa Lunar?” Tanya Flint heran.
Yang ditanya menghela napas panjang. “Aku iri dengan kalian,” jawabnya pelan. “Andai saja kekasihku masih hidup, mungkin aku akan seperti kalian. Begitu mesra dan menyenangkan. Aku merindukannya,” sambung Lunar dengan nada sedih.
Flint ikut sedih mendengar kisah teman kekasihnya itu. Dia jadi merasa bersalah karena telah mengingatkan Lunar pada tragedi cintanya. “Maafkan aku Lunar, maafkan telah membuatmu sedih,” ujar Flint pelan.
“Tidak, bukan salahmu kok. Aku hanya tiba-tiba teringat dia.” Lunar tersenyum, senyum yang dipaksakan. “Andai saja aku bisa menjaganya, dia pasti tidak akan berakhir seperti itu. Andai saja…”
Flint terdiam. Dia tak tahu harus menghibur Lunar bagaimana. Sementara Lunar sendiri terdiam murung. Menjadikan suasana hening untuk beberapa saat, hingga Flame datang menghampiri mereka.
“Hei ada apa ini? Apa ada sesuatu terjadi?” Tanya Flame heran. “Hei, Lunar, kenapa kamu murung? Ini kubawakan minuman kesukaanmu, Lemonade. Cerialah,” hibur gadis itu seraya mengulurkan gelas plastik besar kepada Lunar.
“Terima kasih Flame,” jawab Lunar menerima Lemonade seraya memaksakan senyum. “Aku tidak murung kok. Aku hanya lelah. Pertarungan di Frontier Festival ini benar-benar menguras tenagaku,” jawabnya berbohong.
“Begitukah?” Tanya Flame tampak tak percaya. Perempuan itu lalu melirik ke arah kekasihnya. “Benar begitu Flint?”
“Ya kira-kira seperti itu,” jawab Flint sekenanya. Dia lalu bangkit berdiri. “Baiklah, karena Lunar lelah, lebih baik kita kembali ke hotel. Biarkan Lunar beristirahat untuk pertarungan berikutnya. Kita tidak boleh mengganggunya bukan?” ajaknya kemudian.
“Yosh! Itu benar. Kau harus istirahat Lunar, kau harus menang. Aku sendiri sebagai Miss Festival juga harus beristirahat biar prima saat memandu pertarungan nanti. Baiklah, ayo kita istirahat!”
Ketiganya lantas beranjak meninggalkan taman tersebut. Flame berjalan lebih dahulu, diikuti Flint dan Lunar di belakangnya. Langkah kakinya yang cepat membuat Flame kini berada cukup jauh di depan meninggalkan Flint dan Lunar. Saat tengah berjalan itulah, tiba-tiba Lunar memegang bahu Flint, membuat lelaki kribo itu langsung menoleh ke arah Lunar.
“Kumohon…. Jagalah Flame. Kupercayakan dia padamu…” ujar Lunar pelan.
Flint mengangguk. "Ya, aku berjanji Lunar. Akan kujaga Flame, dengan segenap kemampuanku."

Klik di sini untuk episode 474

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...