SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 15 September 2019

Eps. 474: Bangkitnya Si Rambut Merah

Episode 474: Bangkitnya Si Rambut Merah

Ingatan Flint atas kejadian beberapa waktu lalu itu langsung menyadarkannya. Dia tahu kondisi tubuhnya saat ini sangat tidak baik. Tetapi, ucapan Lunar yang memercayakan Flame padanya tak bisa diabaikan begitu saja. Dia sudah berjanji pada lelaki itu, bahwa dia akan menjaga perempuan yang disayanginya, perempuan yang disayangi semua orang.
“A… aku…. Tidak … akan… menyerah…” ujar Flint tergagap. Dia tampak berusaha bangkit, mendorong tubuhnya dengan satu tangan, sementara tangan yang lain memegangi dadanya.
Cameron yang menyaksikan itu tampak terkejut. Tapi kemudian tersenyum, seakan meremehkan Flint. “Ternyata kamu keras kepala juga ya Rambut Merah,” kata Cameron kemudian. “Baiklah, kusudahi sekarang. Rhyperior, hantaman batu!”
Flint tercekat. Dia tidak menyangka Cameron bakal menyerang kembali secepat itu. Dia mesti segera memikirkan serangan tandingan. Bagaimana pun, dia masih harus terus bertarung… karena ada janji yang mesti dia tepati.
“Infernape, pukulan kecepatan!” seru Flint seraya berdiri mantap. Dia sempat terhuyung, sampai kemudian mampu berdiri tegak, walaupun tangannya masih memegangi dada. Darah tampak menetes dari bibirnya.

Seketika itu, Infernape yang tadinya juga terkapar, kini langsung bangkit. Pokemon kera tinggi itu langsung bergerak cepat mengarahkan tinjunya ke arah Rhyperior, menyongsong bebatuan yang sudah meluncur ke arahnya. Dengan cepatnya bebatuan itu dijatuhkan Infernape dengan tinju kecepatan miliknya.
“Hohoho… mantap sekali kamu ini Flint,” puji Cameron dengan tawa meledek. “Bahkan dalam kondisi kritis pun kamu masih sempat memikirkan serangan balasan untuk menyelamatkan diri. Baguslah, ini akan jadi menarik,” sambungnya. “Baiklah, Ryhperior, serang lagi…. Magnitude!”
Apa?! Magnitude?! Serangan tipe tanah yang menggetarkan tanah… serangan yang efektif menghajar tipe api seperti Infernape!
Seketika lantai di bawah mereka semua bergetar, dan menghasilkan getaran keras di bawah Infernape. Satu-satunya Pokemon yang bisa digunakan Flint itu pun terhempas. Bersamaan dengan itu, Flint turut terdorong mundur hingga menghantam dinding. Namun kali ini dia masih mampu berdiri.
“Kamu mungkin punya serangan tipe petarung yang ampuh melawan tipe batu, tapi jangan lupa kalau Rhyperior ini juga tipe tanah. Artinya dia bisa kapan saja menjatuhkan Pokemon tipe api milikmu,” ungkap Cameron. “Artinya dari awal sebenarnya aku sudah bisa memenangkan pertarungan ini.”
Flint terdiam. Dia sudah tahu itu. Tapi sama seperti Cameron, sebenarnya dari awal dia juga bisa memenangkan pertarungan ini bila melihat tipe Pokemon yang ada. Namun dengan serangan magnitude yang ada, tentu telah menghilangkan hit point Infernape begitu banyak. Artinya, Infernape takkan bertahan lama. Dia harus bisa memenangkan pertarungan ini dengan cepat!
“Baiklah Flint, kusudahi ini sekarang,” sambung Cameron tanpa menunggu jawaban Flint. “Rhyperior, habisi dia…. Magnitu…” tiba-tiba ucapan Cameron terhenti. Sesuatu yang ada di lengannya membuat pria berotot itu terkejut sehingga tak mampu melanjutkan perintahnya. Sesuatu itu adalah… api?!
“Api…. Api apa ini? Kenapa ada api di lenganku… kenapa lenganku terbakar?” Cameron tampak panic menyadari hal tersebut. “Bagai… bagaimana mungkin?” Dia menunduk, dengan cepat dipukul-pukulkannya lengannya ke lantai, berusaha memadamkan api yang membara di sana. Namun bukannya padam, api yang lain muncul di lengan yang satunya. “Ada apa ini?!” teriaknya frustrasi.
Flint yang awalnya juga terkejut, perlahan menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Api itu bukan muncul begitu saja. Melainkan api itu adalah hasil dari pertarungan yang sudah berlangsung tadi. Api itu adalah efek terbakar (burned), yang dihasilkan dari serangan roda api!

Klik di sini untuk episode 475.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...