Episode 475: Pertarungan Kematian Makan Tuan
“ARGHH!!” kini ganti Cameron yang
berteriak kesakitan. Dia tampak kebingungan dengan kedua lengannya yang
terbakar. Api itu tak juga hilang. “Kenapa ini? Kenapa ini?!” tanyanya bingung.
“Itu karena roda api (Flame
Wheel),” jawab Flint santai. Dia tersenyum, merasa unggul. “Roda api yang
dikeluarkan Infernape tadi bukan karena aku sudah frustrasi. Bukan karena aku
sudah putus asa. Tetapi… tetapi karena aku mengincar peluang ini!”
“Apa maksudmu?” tanya Cameron
sembari menahan panas di lengannya.
Flint tersenyum sinis. “Apa kamu
lupa Cameron, bahwa serangan roda api memiliki peluang untuk membakar Pokemon
lawannya, untuk menciptakan efek sambaing terbakar (burned)? Itulah yang
sekarang terjadi pada Pokemonmu!” sergahnya sembari menunjuk ke arah Rhyperior.
Cameron langsung melihat kea rah
Pokemonnya. Benar saja yang dikatakan Flint. Rupanya bukan hanya Cameron,
Pokemon bercula itu juga tengah terbakar!
“Kenapa… kenapa aku juga
terbakar?” tanya Cameron dalam kebingungan. Namun tak lama, dia menyadari yang
telah terjadi. Dia ikut terbakar, itu karena…
“Itu karena kita bertarung dalam
aturan pertarungan kematian,” jawab Flint. “Yang artinya, sakit fisik yang
dialami Pokemon selama pertarungan, juga dialami pelatihnya.Seperti ketika
Infernape jatuh dihantam penghancur batu, diriku juga jatuh dan terluka. Itu
juga berlaku untukmu, ketika Rhyperior terbakar… kamu juga ikut terbakar!”
“Itulah kenapa aku tadi berharap
kamu terbakar di neraka! Apa kamu ingat?!” sambung Flint bersemangat.
Kini ganti Cameron yang terdiam.
Apa yang menjadi strateginya dengan menggunakan peraturan pertarungan kematian
kini berbalik pada dirinya sendiri. Dia tidak menyangka hal ini bisa terjadi.
Tapi, bukankah dia sudah melatih ketahanan tubuhnya sebaik mungkin? Kenapa efek
pertarungan kematian ini masih bisa melukainya?
“Kamu mungkin terkejut, karena
merasa sudah memiliki kemampuan ketahanan tubuh manusia, sehingga tidak
terdampak pertarungan kematian,” kata Flint seakan membaca kebingungan Cameron.
“Akan tetapi ketahanan tubuh manusia itu hanya mampu berfungsi untuk serangan
fisik saja. Kamu tidak memperhitungkan efek samping dari serangan lawan yang
mungkin terjadi seperti efek terbakar, lumpuh, atau membeku.
“Padahal…” lanjut Flint, “Padahal
ketahanan tubuhmu itu tidak berlaku pada efek-efek serangan tersebut… tidak
berlaku pada efek terbakar yang ditimbulkan serangan roda api!” seru Flint. Dia
terdiam sejenak, menghela napas pendek, kemudian melanjutkan. “Perlu kamu
ketahui, Cameron, bahwa tubuh manusia biasa takkan mampu bisa bertahan lama
bila terbakar api. Hanya manusia dengan kemampuan luar biasa, kemampuan tubuh
api (Flame Body) yang mampu bertahan hidup.
“Dan sejauh ini, yang kutahu
hanya kekasihku, Flame yang memiliki kemampuan itu, dan aku akan
menyelamatkannya,” sambung Flint. “Kamu pasti sekarang berharap bisa memiliki
kemampuan itu bukan?” tanyanya melihat tajam ke arah Cameron. “Tapi sayangnya,
kini tinggal menunggu waktu saja, sampai kamu terbakar habis dan mati. Itukan
maksud dari pertarungan kematian yang kamu ajukan?”
“Apa?!” Cameron terperangah.
“Kurang ajar!”
Flint tersenyum penuh kemenangan.
Tapi dia tak mau bermain-main lebih lama, ada janji yang harus dia tepati.
Karena itu dia harus…
“Infernape, lanjutkan seranganmu…
sudahi pertarungan ini, pukulan kecepatan!”
Infernape langsung berdiri,
bergerak cepat menyongsong Rhyperior yang kesakitan akibat terbakar di
depannya. Cameron hanya bisa menatap saat Pokemon kebanggaan Flint itu
menerjang ke arah Pokemonnya. Panas api di lengannya membuatnya tak bisa
berpikir jernih dan memberikan perintah balasan.
Dengan penuh kecepatan dan
kekuatan, Infernape menghujamkan tinjunya ke tubuh Rhyperior, menghempaskannya
jauh hingga terjatuh ke lantai. Bukan hanya Rhyperior yang kesakitan, namun kali
ini teriakan juga terdengar dari mulut Cameron. Sebuah teriakan yang begitu
keras dan menyayat hati….
Klik di sini untuk Episode 476
Klik di sini untuk Episode 476
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...