SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 15 September 2019

Eps. 475: Pertarungan Kematian Makan Tuan

Episode 475: Pertarungan Kematian Makan Tuan

“ARGHH!!” kini ganti Cameron yang berteriak kesakitan. Dia tampak kebingungan dengan kedua lengannya yang terbakar. Api itu tak juga hilang. “Kenapa ini? Kenapa ini?!” tanyanya bingung.
“Itu karena roda api (Flame Wheel),” jawab Flint santai. Dia tersenyum, merasa unggul. “Roda api yang dikeluarkan Infernape tadi bukan karena aku sudah frustrasi. Bukan karena aku sudah putus asa. Tetapi… tetapi karena aku mengincar peluang ini!”
“Apa maksudmu?” tanya Cameron sembari menahan panas di lengannya.
Flint tersenyum sinis. “Apa kamu lupa Cameron, bahwa serangan roda api memiliki peluang untuk membakar Pokemon lawannya, untuk menciptakan efek sambaing terbakar (burned)? Itulah yang sekarang terjadi pada Pokemonmu!” sergahnya sembari menunjuk ke arah Rhyperior.

Cameron langsung melihat kea rah Pokemonnya. Benar saja yang dikatakan Flint. Rupanya bukan hanya Cameron, Pokemon bercula itu juga tengah terbakar!
“Kenapa… kenapa aku juga terbakar?” tanya Cameron dalam kebingungan. Namun tak lama, dia menyadari yang telah terjadi. Dia ikut terbakar, itu karena…
“Itu karena kita bertarung dalam aturan pertarungan kematian,” jawab Flint. “Yang artinya, sakit fisik yang dialami Pokemon selama pertarungan, juga dialami pelatihnya.Seperti ketika Infernape jatuh dihantam penghancur batu, diriku juga jatuh dan terluka. Itu juga berlaku untukmu, ketika Rhyperior terbakar… kamu juga ikut terbakar!”
“Itulah kenapa aku tadi berharap kamu terbakar di neraka! Apa kamu ingat?!” sambung Flint bersemangat.
Kini ganti Cameron yang terdiam. Apa yang menjadi strateginya dengan menggunakan peraturan pertarungan kematian kini berbalik pada dirinya sendiri. Dia tidak menyangka hal ini bisa terjadi. Tapi, bukankah dia sudah melatih ketahanan tubuhnya sebaik mungkin? Kenapa efek pertarungan kematian ini masih bisa melukainya?
“Kamu mungkin terkejut, karena merasa sudah memiliki kemampuan ketahanan tubuh manusia, sehingga tidak terdampak pertarungan kematian,” kata Flint seakan membaca kebingungan Cameron. “Akan tetapi ketahanan tubuh manusia itu hanya mampu berfungsi untuk serangan fisik saja. Kamu tidak memperhitungkan efek samping dari serangan lawan yang mungkin terjadi seperti efek terbakar, lumpuh, atau membeku.
“Padahal…” lanjut Flint, “Padahal ketahanan tubuhmu itu tidak berlaku pada efek-efek serangan tersebut… tidak berlaku pada efek terbakar yang ditimbulkan serangan roda api!” seru Flint. Dia terdiam sejenak, menghela napas pendek, kemudian melanjutkan. “Perlu kamu ketahui, Cameron, bahwa tubuh manusia biasa takkan mampu bisa bertahan lama bila terbakar api. Hanya manusia dengan kemampuan luar biasa, kemampuan tubuh api (Flame Body) yang mampu bertahan hidup.
“Dan sejauh ini, yang kutahu hanya kekasihku, Flame yang memiliki kemampuan itu, dan aku akan menyelamatkannya,” sambung Flint. “Kamu pasti sekarang berharap bisa memiliki kemampuan itu bukan?” tanyanya melihat tajam ke arah Cameron. “Tapi sayangnya, kini tinggal menunggu waktu saja, sampai kamu terbakar habis dan mati. Itukan maksud dari pertarungan kematian yang kamu ajukan?”
“Apa?!” Cameron terperangah. “Kurang ajar!”
Flint tersenyum penuh kemenangan. Tapi dia tak mau bermain-main lebih lama, ada janji yang harus dia tepati. Karena itu dia harus…
“Infernape, lanjutkan seranganmu… sudahi pertarungan ini, pukulan kecepatan!”
Infernape langsung berdiri, bergerak cepat menyongsong Rhyperior yang kesakitan akibat terbakar di depannya. Cameron hanya bisa menatap saat Pokemon kebanggaan Flint itu menerjang ke arah Pokemonnya. Panas api di lengannya membuatnya tak bisa berpikir jernih dan memberikan perintah balasan.
Dengan penuh kecepatan dan kekuatan, Infernape menghujamkan tinjunya ke tubuh Rhyperior, menghempaskannya jauh hingga terjatuh ke lantai. Bukan hanya Rhyperior yang kesakitan, namun kali ini teriakan juga terdengar dari mulut Cameron. Sebuah teriakan yang begitu keras dan menyayat hati….

Klik di sini untuk Episode 476

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...