Episode 476: Flint dan Tubuh Api
Flint jatuh terduduk dengan
bersandar ke dinding. Dia tersenyum getir seraya melihat ke seberangnya. Di
sana, Cameron, pria berotot yang mengaku anggota kesepuluh dari Ten Godfather
Paciolo Mafioso terkapar. Entah sudah mati atau pingsan, Flint tak tahu. Karena
ini merupakan kali pertama dia melakoni pertarungan kematian, pertarungan
ilegal yang selama ini hanya diketahuinya terjadi di turnamen bawah tanah.
“Kita berhasil, Infernape,”
ujarnya seraya memandang ke arah PokeBall di tangan kirinya. Pokemon andalannya
itu sudah dimasukkan kembali ke dalam PokeBall setelah susah payah menjatuhkan
Rhyperior. “Pertarungan kematian itu… tidak sepenuhnya buruk,” sambung Flint
kemudian.
Entah kenapa kini dia merasa
lebih memahami Pokemonnya. Setelah merasakan sakit yang sama yang dirasakan
Infernape ketika bertarung. Tapi yang pasti dia beruntung, karena mampu
bertahan dalam pertarungan ini dan berbalik menang.
“Sebenarnya Cameron masih bisa
menang tadi, andai dia tidak diserang panik karena terbakar api,” Flint
berbicara sendiri. Tangannya kemudian mengeluarkan sebuah botol kecil dari
sakunya. Botol spray kecil berwarna hijau.
“Andai dia memiliki benda ini,
Burn Heal, dia pasti bisa melenyapkan api yang membakar Rhyperior, yang secara
otomatis juga melenyapkan api di tubuhnya. Sayangnya, dia bukan trainer Pokemon
biasa,” kata Flint sambil memandangi botol Burn Heal tersebut. Botol itu memang
selalu dibawanya, namun bukan untuk mengobati Pokemon yang terkena efek burned.
Melainkan untuk…
-- Flashback –
“Selamatkan diri kalian!
Selamatkan diri kalian! LARI!”
Kepanikan terjadi di mana-mana.
Orang-orang berlarian tak karuan di Area Penyintas (Survival Area). Mereka
semua melewati Flint, yang kala itu sedang melatih Pokemonnya di sekitar
Pegunungan Stark, Sinnoh.
“Ada apa? Apa yang terjadi?”
tanya Flint kepada salah seorang yang berhasil dihentikannya.
“Ada setan… ada iblis… dia
diselimuti api… dia membakar apa saja di sekitarnya!” jawab orang itu lalu
kembali berlari menjauh.
Setan? Iblis? Diselimuti api?
Flint langsung bertanya-tanya. Penasaran, dia malah berjalan menuju lokasi
dimaksud.
“Hei apa kamu sudah gila? Kamu
bisa terbakar! Kamu bisa mati!” teriak seseorang yang menyadari arah Flint
pergi.
“Pergilah, hubungi pihak
berwajib, kamu hanya akan menyetor nyawamu!” teriak yang lain.
“Aku ini Elite Four,” jawab Flint
seraya tetap melangkah melewati orang-orang yang berlarian berlawanan arah
dengannya. “Api adalah spesialisasiku. Jadi, kupikir aku akan melakukan apa
yang aku bisa.”
“Kamu gila! Dia itu iblis!
Manusia terkutuk!” seorang bapak-bapak yang melintasinya memperingatkan Flint.
Flint tersenyum. “Justru karena
itulah aku harus datang. Akan kuhentikan apapun yang kalian sebut iblis itu.
Karena aku digelari Elite Four, bukan tanpa alasan…”
Flint terus berjalan memasuki
Area Penyintas, daerah penuh pepohonan dan rerumputan yang biasa digunakan
pelatih Pokemon untuk mengasah kemampuannya. Dari kejauhan, dia bisa melihat
kobaran api membumbung ke atas. Pepohonan, rerumputan dan rawa-rawa yang ada di
Area Penyintas menghalanginya untuk melihat sumber api itu dari jauh. Dia harus
lebih mendekat untuk mengetahui “iblis” yang diteriakkan orang-orang.
Hingga kemudian dia sudah menjadi
begitu dekat dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. Benar yang dikatakan
orang-orang, sesosok tubuh tampak berdiri di sana dengan kobaran api
menyelimutinya penuh. Awalnya dia mengira itu Pokemon seperti Infernape, karena
yang bisa bertahan dalam kobaran api memang hanya Pokemon, bukan manusia.
Namun ketika Flint melihat lebih
dekat, dia memastikan sosok di dalam kobaran api adalah manusia. Dia tidak
mengetahui apakah itu laki-laki atau perempuan, karena dia hanya bisa melihat
sosok tubuh itu dalam bentuk siluet di dalam kobaran api yang menyelimutinya.
Yang mengherankan, manusia itu
tidak kesakitan sama sekali. Tidak ada erangan. Malahan, sepertinya manusia itu
yang mengendalikan api di sekitarnya!
Klik di sini untuk episode 477.
Klik di sini untuk episode 477.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...