SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 15 September 2019

Eps. 477: Berbicara dengan “Iblis”

Episode 477: Berbicara dengan “Iblis”

Flint terperangah dengan apa yang disaksikannya. Sesosok manusia, yang mampu mengendalikan api? Bagaimana mungkin? Atau apakah benar yang dikatakan orang-orang bahwa sosok ini adalah iblis?
“Siapa kamu dan apa maumu? Kenapa membuat onar di sini,” tanya Flint mencoba tenang. Padahal sejatinya dia juga cukup bergidik melihat fenomena yang belum pernah dilihatnya sebelumnya itu.
Kumohon, pergilah,” tiba-tiba terdengar suara perempuan dari dalam kobaran api itu. Flint semakin terkejut. Sosok itu adalah perempuan?



Kumohon, pergilah,” terdengar lagi suara perempuan itu. “Aku tak mau menyakitimu,” sambungnya.
Flint terdiam. Demi mendengar suara itu, kini dia meyakini bahwa sosok perempuan di balik kobaran api itu bukanlah iblis. Karena tidak mungkin iblis mengatakan kalau dia tak mau menyakiti orang lain. Dugaan Flint saat ini, perempuan itu adalah manusia biasa, yang entah bagaimana caranya bisa mengendalikan api.
“Aku takkan pergi sebelum tahu siapa kamu,” jawab Flint kemudian. “Namaku Flint, aku seorang anggota Elite Four. Aku bisa membantumu,” sambungnya memperkenalkan diri.
Elite Four?” tanya perempuan itu.
“Ya, aku satu dari empat pelatih Pokemon terkuat di Sinnoh. Setidaknya itulah kata Liga Pokemon Sinnoh,” angguk Flint. “Sebelumnya, kumohon jelaskan apa yang terjadi. Karena api ini membuat takut warga di sini. Bisakah mungkin, kamu mematikan apinya? Aku khawatir pepohonan, rerumputan, dan Pokemon terluka karenanya.”
Aku membuat takut?” tanya sosok itu. “Ya memang, aku membuat takut. Aku benci pada diriku sendiri,” ujarnya kemudian.
“Bu… bukan begitu,” sahut Flint cepat. “Orang-orang takut, karena tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bukankah kita semua takut akan hal yang belum kita ketahui?”
Contohnya?” tanya perempuan itu lagi.
Flint terkesiap. Dia tak menyangka upayanya bernegosiasi dengan makhluk misterius ini bakal menjadi sebuah obrolan yang sama sekali tak terduga. “Contohnya… contohnya aku takut kalau aku tidak akan pernah punya kekasih, misalnya seperti itu,” jawabnya sekenanya. “Tentu akan menyedihkan bukan kalau aku hidup sendirian,” lanjut Flint. Sebenarnya itu ucapan jujur Flint, dia tidak sekadar memberi contoh.
Sosok di balik api terdiam cukup lama. Hingga kemudian dia berujar, “Ya, itu memang menakutkan. Bila kamu hidup sendirian sampai akhir hayatmu.
“Nah, sekarang kamu mengerti kan kalah…”
Aku juga takut…” potong sosok itu sebelum Flint menyelesaikan kalimatnya. “Aku juga takut kalau aku akan hidup sendiri dan kesepian karena kemampuanku ini…. Kemampuan yang kubenci ini…. Aku merasa terkutuk.
“Tak ada yang mau mendekatiku… tak ada yang mau berteman denganku… tak ada yang mau hidup bersamaku… Mungkin aku akan mati dalam kesendirian,” sambungnya. “Bila seperti ini, lebih baik aku mati saja… seperti kata orang-orang, aku memang iblis…
Flint terperangah dengan yang dia dengar. Ada kesedihan dalam ucapan sosok misterius ini. Kesedihan yang terasa begitu dalam. Seolah-olah kesedihan yang sudah begitu lama terpendam, dan keluar dengan begitu dahsyatnya laksana kobaran api yang dilihatnya saat ini.
“Kamu salah,” jawab Flint. “Kamu bukan iblis. Tak ada iblis yang berusaha menyelamatkan manusia. Pekerjaan iblis adalah menyesatkan manusia. Sedangkan kamu tadi malah menyuruhku pergi, karena tak mau menyakitiku.”
Jangan mencoba menghiburku… nyatanya tidak ada yang mau mendekatiku. Mereka menjauhiku, memanggilku setan, memanggilku iblis.”
“Kamu salah,” sela Flint. “Mungkin ada yang menjauhimu, tetapi pasti akan ada yang mendekatimu, mengajakmu berteman. Akan kubuktikan itu.” Flint berjalan pelan mendekati sosok tersebut. Dia semakin dekat, hingga dapat dirasakannya panas api mulai menjalar di tubuhnya.
Apa yang kamu lakukan! Pergilah, pergi! Jangan mendekatiku!” teriak sosok itu ketika menyadari Flint mendekatinya. “Kamu bisa mati!
Flint tersenyum dan terus melangkahkan kakinya. “Tidak apa-apa… karena aku sangat ingin bisa berteman denganmu.”

Klik di sini untuk episode 478.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...