Episode 483: Fling dari Tim Voltase
![]() |
Kira-kira seperti inilah Bochel. |
“Kalian… Tim Voltase!” sentak Max
begitu menyadari siapa dua orang yang berdiri di hadapannya.
Bochel dan Curie, dua anggota
kelompok penjahat yang menamakan diri mereka Tim Voltase. Keduanya pernah
melawan Max saat di Rawa Besar, Pastoria, dalam pertempuran yang berujung
direbutnya Rayquaza dari pengawasannya.
“Ya benar sekali. Tentu kamu
tidak akan lupa, Max Bladebarrel,” sahut Bochel. “Kami kalah waktu itu karena
Shedinjamu.”
Max mendengus. “Huh, jadi kalian
masih belum puas mencuri Rayquaza?” tanyanya tampak marah. “Atau kalian belum
puas kukalahkan waktu itu?”
“Ckckck… jangan salah sangka
dahulu Ranger,” jawab Curie sambil memainkan kedua telunjuknya ke arah Max.
“Kami di sini hanya untuk melumpuhkanmu, agar kamu tidak mengganggu rencana bos
kami, tentu saja,” sambungnya.
“Ya, aku paham… sepertinya
kemenanganku waktu itu masih belum cukup untuk menyadarkan kalian yang keras
kepala,” ujar Max bangkit berdiri. Dia tersenyum percaya diri, lalu
mengeluarkan PokeBall dari sakunya. “Kalau begitu mari kita ulang pertarungan
di Rawa Besar,” kata dia seraya menunjukkan PokeBall ke arah Bochel dan Curie.”
“Dengan senang hati Tuan Ranger,”
sahut Curie dan Bochel bersamaan. Keduanya lalu menundukkan badan, mundur satu
langkah, diikuti Plusle dan Minun yang berlari ke arah Max.
“Shedinja, aku memilihmu!” teriak
Max melemparkan PokeBall ke udara. Pokemon serangga berwarna cokelat,
menyerupai kulit, bersayap, dengan lingkaran putih di atas kepalanya muncul
keluar. Melihat Pokemonnya itu, Max lantas memandang ke arah pasangan Tim
Voltase di depannya.
“Aku akan menghempaskan Pokemon
kalian sebagaimana aku melakukannya dahulu,” serunya seraya menyilangkan kedua
tangan di depan dadanya. “Aku ingin melihat apakah kalian belajar dari
kesalahan kalian atau tidak,” lanjut Max.
Bochel tersenyum sinis. “Tentu
saja kami sudah,” ujarnya lantas menoleh ke arah Curie. “Benar kan Curie?”
“Benar sekali,” yang ditanya
mengangguk. “Dan inilah yang telah kami pelajari…. Siap Bochel?”
Bochel mengangguk. Keduanya lalu
menatap ke depan dengan tatapan penuh semangat. “Sekarang… Plusle. Minun.
FLING!” seru keduanya serempak.
Bersamaan dengan perintah itu,
Plusle dan Minum serempak melemparkan sebuah bola berwarna ungu ke arah
Shedinja. Kedua bola itu menghantam Shedinja dengan begitu kerasnya, membuat
Pokemon yang melayang di udara itu kini jatuh ke tanah. Max terkejut dibuatnya
“Apa yang kalian lemparkan?”
tanyanya heran. Pasalnya, Shedinja memiliki kemampuan Wonder Guard atau perisai
ajaib. Dia hanya bisa diserang dengan jurus yang benar-benar super efektif,
alias jurus yang memiliki tipe yang unggul atas tipe Shedinja, tipe serangga
dan hantu.
“Kamu terkejut Ranger? Kamu pikir
wonder guard-mu tak terkalahkan oleh Pokemon kami yang bertipe listrik?” ledek
Bochel.
“Itu tadi adalah jurus Fling,
yang bertipe kegelapan, tipe yang unggul atas tipe hantunya Shedinja,” jelas
Curie.
“Fling adalah jurus yang membuat
Pokemon melemparkan held item yang dibawanya,” tiba-tiba terdengar suara Arbud.
Rupanya ranger muda itu sedari tadi menyaksikan pertarungan Max dengan Tim
Voltase.
“Arbud, kamu masih di sini?”
tanya Max terkejut. Tapi perhatian Max langsung kembali ke Bochel dan Curie,
yang di luar dugaan mampu menembus perisai ajaib Shedinja. Padahal dalam duel
sebelumnya, Plusle dan Minun tak mampu menembusnya. “Kalian benar-benar sudah
belajar rupanya,” ujarnya kemudian dengan nada kagum.
“Kami bukan sekadar belajar,
Ranger. Kami belajar banyak,” sahut Bochel. “Lihatlah Pokemonmu,” tunjuknya.
Max melihat ke arah Shedinja yang
terkapar di tanah. Warna kulitnya berubah keunguan. Dia keracunan!
“Toxic Orb ya…” ucap Max begitu
menyadari bola yang dilemparkan Plusle dan Minun. Bola itu punya efek meracuni
Pokemon yang terpapar olehnya. Rupanya Max terlalu meremehkan Tim Voltase.
Keduanya lebih kuat, berbeda ketika saat berhadapan kali pertama dahulu.
“Baiklah, kita serie.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...