Episode 482: Ranger Muda Beraksi
-- Battle Frontier --
![]() |
Arbud dan Luna |
“Beedrill, rudal jarum!” perintah
Luna pada Beedrill, Pokemon lebah miliknya yang langsung menembakkan
rudal-rudal berbentuk jarum ke arah dua Pokemon yang menjadi lawannya, Arbok
dan Cacturne. Dua Pokemon milik kelompok Paci itu jatuh dibuatnya.
“Kurang ajar!” teriak dua pria
berjas yang menjadi lawan Luna.
“Arbud, sekarang!” seru Luna
kemudian.
Arbud mengangguk. “Capture ON!” Disk
Penangkap dari CAPS miliknya lantas meluncur ke arah Arbok dan Cacturne,
memunculkan garis menyala yang perlahan mengitari, mengikat kedua Pokemon itu.
Dengan hati-hati Arbud mengendalikan disknya hingga benar-benar mengikat kedua
Pokemon itu, menetralkan sifat jahatnya.
“Capture SUCCESS!” Arbud berseru
setelah dia berhasil melenyapkan pengaruh jahat pada Arbok dan Cacturne, yang
keduanya langsung pergi begitu saja.
Melihat itu, dua pria berjas
pemilik Arbok dan Cacturne tampak ketakutan. “Para ranger memang tak seharusnya
dilawan,” kata salah satu di antaranya. “Ayo pergi sebelum ditangkap!” ajaknya
dan kedua pria itu langsung berlari kabur.
“Hei!” teriak Luna hendak
mencegah.
“Tangkapan yang bagus Arbud,”
puji Max yang baru saja melumpuhkan dua orang anggota Kelompok Paci lainnya.
“Kamu punya bakat jadi Pokemon Ranger.”
“Kamu dengar itu Arbud? Kamu
dapat pujian dari si Lucky Ranger!” goda Luna.
“Hahaha…. Aku sebenarnya gugup
lho. Ini kan misi pertempuran pertamaku.” Arbud merendah, namun di dalam hati
dia senang sekali.
“Huh, orang-orang ini banyak
sekali… mereka seperti tidak habis-habis,” kata Max. “Bahkan seratus ranger
yang terjun ke sini semuanya kewalahan. Ada berapa sebenarnya mereka ini,” kata
Max kemudian.
“Kudengar ada dua ratusan…
entahlah, tapi lihatlah Battle Frontier ini, rasanya mereka ada di mana-mana,”
jawab Luna.
“Karena itu kita harus
berhati-hati. Seorang ranger harus selalu waspada terhadap…”
BLAZZZTTT!
“Kak Max, awas!” Luna tiba-tiba
mendorong Max, menyelamatkannya dari serangan listrik yang tiba-tiba muncul ke
arahnya. Alih-alih mengenai Max, serangan itu menyetrum Luna, membuatnya
terpelanting dan jatuh ke tanah.
“Kak Luna!” teriak Arbud langsung
berlari ke arah Luna. Sementara Max terkesiap dan langsung mencari sumber
serangan. Segera saja dia melihat dua ekor Pokemon kuning imut bertubuh kecil,
masing-masing memiliki warna telinga biru dan merah.
“Plusle… Minun…” ujarnya
menyadari sepasang Pokemon itu. Dia lalu melihat lebih jelas, mendapati dua
orang laki-perempuan berdiri di belakang kedua Pokemon listrik tersebut. Dua
orang itu punya wajah yang familiar…. Mereka adalah yang telah menyerangnya di
Rawa Besar….
“Kita bertemu lagi, ranger,” kata
yang perempuan.
“Tidak disangka ya, Hahahaha,”
sambung yang laki-laki, yang berambut hitam kribo.
“Kalian kan…. Penjahat yang
waktu….”
“Benar sekali,” sela si kribo
sembari menyentuh bingkat kacamatanya. “Aku Bochel.”
“Dan aku Curie,” lanjut yang
perempuan. “Sepertinya momen pembalasan dendam itu datang hari ini…. Ranger
hebat….”
“Kalian… Tim Voltase!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...