SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 27 Oktober 2019

Eps. 485: Dua Ratus Pokemon Listrik

BAB 71: RANGER VS MAFIA PART II

Episode 485: Dua Ratus Pokemon Listrik

-- Di Battle Frontier --


Max Bladebarrel dan Arbud terperangah. Mereka tak percaya dengan yang dilihatnya. Dua ekor Plusle dan Minun, Pokemon listrik yang imut dan menggemaskan di depannya kini telah menjadi begitu banyak, berlipat-lipat jumlahnya.
“Banyak sekali!!!” seru Arbud terkejut. “Bagaimana bisa mereka menggandakan diri sebanyak ini? Apakah ini jurus bayangan?”
“Bukan, bukan jurus bayangan,” jawab Max cepat. “Aku pernah melihat yang seperti ini di Pastoria. Kupikir awalnya juga jurus bayangan, namun ternyata serangan mereka nyata.”
“Ap.. APA?!” Arbud semakin terkejut. “Kemampuan apa ini… aku baru pertama kali melihatnya.”
“Hahaha… inilah yang disebut kemampuan Perjanjian Leluhur. Kemampuan langka yang tak semua pelatih Pokemon memilikinya,” ucap Bochel tertawa. “Dengan kemampuan ini, satu Pokemon lemah bisa berubah menjadi Pokemon yang sangat kuat karena jumlahnya berlipat.”

“Teknik apa yang sebenarnya kalian gunakan? Ini bukan teknik umum,” sahut Max.
“Sudahi bicaranya, kami tak mau berlama-lama,” ujar Curie. “Sekarang posisinya akan berubah sangat drastis, kalian sudah kalah. Plusle-Minun, kilatan petir!”
Seketika Plusle-Plusle dan Minun-Minun yang ada di sana langsung meluncurkan kilatan kuning ke arah Tyranitar milik Max. Awalnya Tyranitar mampu bertahan, apalagi kemampuan sungai pasir yang dimilikinya membuat beberapa serangan tersebut meleset. Namun dengan begitu banyaknya serangan, Pokemon bersisik itu akhirnya takluk juga, terjengkang ke belakang dengan sangat keras.
“Tyranitar!” teriak Max melihat Pokemonnya terjatuh.
“HAH! Lihat kan betapa sakitnya pembalasan itu,” ledek Bochel. “Pada pertarungan di Pastoria, Plusle dan Minun bisa kamu kalahkan dengan mudah. Sekarang, Plusle dan Minun yang bisa menjatuhkan Pokemon andalanmu dengan mudah!”
Max terkesiap. Dia melihat ke arah Plusle dan Minun yang berbaris di depannya, lantas menengok pada Arbud. “Hitung berapa jumlah mereka,” ujarnya kemudian.
“Baik,” jawab Arbud langsung menghitung satu per satu.
“Bah, buat apa juga kamu hitung. Itu tidak akan mempengaruhi hasil pertarungan,” celetuk Curie. “Biar kubantu kamu, ada seratus Plusle dan seratus Minun, silakan ditambahkan sendiri.”
Seratus Plusle dan seratus Minun? Berarti ada… “Dua ratus Plusle dan Minun,” sahut Arbud.
“Sudah kuduga Ranger pasti pintar Matematika,” ujar Bochel. “Tapi sayangnya, kalian tak pintar dalam praktik di lapangan… Plusle, Minun, kilatan petir!”
“Tyranitar, bangkit cepat!” perintah Max pada Pokemonnya. Pokemon itu berdiri, namun hanya untuk menjadi bulan-bulanan kilatan petir dari dua ratus Plusle dan Minun yang ada di depannya. “Bertahanlah!” pekiknya. Tyranitar tampak kesakitan dengan serangan-serangan yang terus menghujam, membuat Max langsung mengambil langkah cepat... “Sekarang, Gempa Bumi!”
Demi mendengar perintah tersebut, Tyranitar menghujamkan kedua tangannya ke tanah, menciptakan getaran dahsyat yang bergerak ke arah Plusle dan Minun di depannya. Getaran itu seketika menghempaskan ratusan Plusle dan Minun yang sedari tadi menyerang Tyranitar dengan kilatan petirnya.
“Gempa bumi… serangan yang efektif terhadap tipe listrik,” komentar Curie sembari memandangi Plusle dan Minun yang satu per satu mulai hilang, hingga tinggal menyisakan satu Plusle dan satu Minun saja, tergelepar di atas tanah.
“Kalian terlalu cepat bersenang-senang,” sergah Max, lantas melihat Tyranitarnya yang juga jatuh tak berdaya di depannya.
“Benar sekali Ranger… kami terlalu cepat bersenang-senang,” sahut Bochel. “Karena kami masih punya… kejutan pesta lainnya!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...