
Ninjask meluncurkan pukulan-pukulan beruntun ke arah Sandshrew. Sandshrew tampak kewalahan menghadapi serangan beruntun Ninjask.
”Sandshrew, gulungan pertahanan!” perintahku mengantisipasi serangan Ninjask. Sandshrew langsung menurutinya dengan patuh dan menggulung tubuhnya menjadi bola gulungan sebesar bola basket dan menggelinding dengan cepat menghindari hantaman beruntun Ninjask.
”Huh, gulungan pertahanan ya?” Jiken menyeringai jahat. ”Kau pikir Ninjaskku tak dapat menghancurkannya?”
Pukulan-pukulan beruntun terus-menerus menyerang Sandshrew yang kini telah berbentuk bola. Sandshrew terus menghindar dan menggelinding dalam usahanya menghindari serangan Ninjask.
”Sampai kapan Sandshrew milikmu itu bermain petak umpet dalam bola?” ejek Jiken. Dia benar, Sandshrew tak boleh bertahan dalam tubuh bolanya terus menerus. Biarpun pertahanannya meningkat, tapi bila dihantam terus-menerus Sandshrew bisa kalah.
”Baiklah, Sandshrew serangan pasir!” Sandshrew keluar dari tubuh bolanya dan langsung menendang banyak pasir ke arah Ninjask. Sekali lagi Ninjask kesulitan mengontrol gerakannya.
”Hahahaha!” entah kenapa Jiken justru tertawa melihat hal itu. ”Kau mau bermain-main denganku ya? Kenapa dari tadi hanya menggunakan jurus-jurus status yang tak berguna seperti itu? Apa Sandshrew kecil milikmu tidak memiliki jurus lain?” ejek Jiken. Sekarang aku tahu alasannya tertawa. ”Kalau seperti ini sih Ninjaskku bisa langsung menghabisi Sandshrew milikmu!”
Sial! Dia mengejekku. Baiklah, seperti yang kau mau. “Sandshrew, serangan cakar!” perintahku.
”Jangan, dia hanya memancingmu!” tiba-tiba Flannery memberikan peringatan.
”Apa?” aku terkejut, namun dengan cepat aku mengerti apa yang dimaksud Flannery. Tapi terlambat, Sandshrew sudah melompat dan melayangkan cakar ke arah Ninjask. Serangan Sandshrew meleset, memberikan ruang yang tepat bagi Ninjask untuk menyerang balik. Dan pukulan beruntun Ninjask berhasil menjatuhkan Sandshrew ke tanah.
”Hahahaha! Kau terjebak Nak!” Jiken tertawa keras mengejekku. ”Kau masih terlalu dini untuk melawanku.”
Sial! Tapi aku tak mau kalah. ”Sandshrew, ayo bangkit!” Sandshrew langsung bangkit dan bersiap untuk menyerang. Bagus, ini berarti X Defend yang aku berikan kepada Sandshrew sewaktu bersembunyi tadi sudah bekerja. Aku memang sengaja memberikan X Defend kepada Sandshrew untuk berjaga-jaga bila aku harus bertarung dengan kelompok ninja ini.
”Huh, kuat juga Sandshrew milikmu, tapi itu takkan lama. Ninjask, gunakan tim ganda!”
Dari tubuh Ninjask kemudian muncul bayangan-bayangan Ninjask lain yang bergerak mengitari Sandshrew. Kini bayangan-bayangan itu mengepung Sandshrew. Sandshrew tampak kebingungan mencari Ninjask yang asli.
”Sandshrew, berkonsentrasilah! Cari Ninjask yang asli,” hanya itu yang bisa kukatakan pada Sandshrew. Aku sendiri tidak tahu yang mana sosok Ninjask yang sebenarnya.
”Haha...sekarang kau bingung kan?” lagi-lagi Jiken tertawa mengejek. ”Walaupun Sandshrew bisa menemukan Ninjask yang asli, tapi dia tetap tidak akan bisa menyerang Ninjask. Terima kasih pada kemampuan peningkatan kecepatan Ninjask.”
Sandshrew mencoba menyerang salah satu bayangan Ninjask, namun itu hanya bayangan dan tiba-tiba saja Ninjask menyerang dari belakang. Sandshrew terjatuh lagi.
”Sandshrew, bertahanlah!” aku bingung harus berbuat apa, tapi yang pasti aku harus cepat mengambil keputusan sebelum efek X Defend habis. Aku pun mencoba untuk menemukan Ninjask yang asli. ”Sandshrew, serangan pasir!”
Sandshrew melemparkan pasir ke arah bayangan-bayangan Ninjask, namun lagi-lagi Ninjask muncul dan menyerang Sandshrew dengan brutal.
”Hahaha....bagaimana? Sepertinya tinggal menunggu waktu saja hingga aku memenangkan pertarungan ini,” ujar Jiken sangat meyakinkan.
Sandshrew mencoba bangkit. Kulihat Sandshrew tampak kelelahan. Sepertinya efek X Defend telah habis. Apa boleh buat, paling tidak Sandshrew bisa bertahan sampai kutemukan cara tepat melumpuhkan Ninjask.
”Sandshrew, gulungan pertahanan!” lagi-lagi aku memerintahkan Sandshrew membentuk tubuhnya menjadi bola. Sandshrew menggelinding sementara Ninjask mengeluarkan serangan beruntun ke arahnya.
Apa tadi yang kukatakan? Menggelinding? Aha! Aku punya ide....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...