SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 16 Januari 2010

L's Diary: Eps. 20 - Pengumuman Ujian Khusus

wooper gifEpisode 20: Pengumuman Ujian Khusus


Tak terasa telah satu bulan aku mengenakan seragam Tim Magma. Selama satu bulan itulah Tabitha, Admin Tim Magma mengajariku berbagai macam hal yang perlu aku ketahui dan aku pahami sebagai dasar menjadi anggota Tim Magma kelas Grunt, tingkatan terendah dalam Tim Magma. Dan memang saat ini aku berada di tingkatan Grunt atau prajurit biasa.



Rencananya, Maxie akan membentuk sebuah regu elit yang akan ditugaskan dalam misi-misi khusus Tim Magma. Untuk membentuk regu elit tersebut, Maxie akan mengadakan ujian yang disebut ujian regu khusus. Sistem ujian ini yaitu akan dibentuk empat regu terbaik dari tingkatan Grunt yang mana setiap regu terdiri dari tiga orang Grunt. Hanya Grunt terbaik yang bisa mengikuti ujian ini dan hanya regu terbaik yang bisa menjadi regu elit.

Pengumuman nama-nama Grunt yang lolos mengikuti ujian khusus akan diumumkan hari ini. Semua anggota Tim Magma pun berkumpul di Magstadium. Aku yang yang belum punya teman akrab di dalam Tim Magma pun memilih duduk menyendiri di sudut tribun. Hanya Flame yang akrab denganku, tapi aku tak bisa bercengkerama dengan leluasa dengannya karena dia selalu mengikuti Maxie. Sementara anggota-anggota yang lain memandang sinis padaku. Mereka menganggap bahwa seharusnya aku tak bisa masuk ke dalam Tim Magma karena aku telah kalah melawan Brodie.

Perlahan Maxie memasuki arena Magstadium dengan disambut riuh rendah suara anggota Tim yang berada di tribun. Di belakangnya tampak Tabitha dan Courtney, dua Admin Tim Magma pengawal setia Maxie. Tapi dimana Flame? Kenapa dia tidak mengikuti Maxie?

Aku melihat ke sekeliling Magstadium. Setelah cukup lama mengamati sosok-sosok yang duduk di tribun penonton, aku berhasil menemukan dimana Flame berada. Dia tampak duduk sendiri di barisan terdepan tribun. Melihat dia duduk sendiri, aku berniat menghampirinya. Namun niatku itu segera aku urungkan saat aku membayangkan apa yang akan dilakukan anggota-anggota lain bila melihatku mendekati Flame. Mereka mungkin akan mencemooh atau mengolok-olokku.

”Baiklah semuanya!” terdengar suara lantang Tabitha. Tampaknya pengumuman peserta ujian khusus akan segera dimulai. ”Saya akan menyampaikan nama-nama Grunt yang terpilih untuk mengikuti ujian khusus beserta regunya.” Seketika riuh-rendah suara di tribun mulai lenyap. Mereka semua mulai memperhatikan dengan serius apa yang akan dikatakan oleh Tabitha. ”Bagi Grunt yang namanya disebut, harap maju ke depan arena Magstadium. Baiklah, segera saya mulai. Regu pertama, regu M. Grunt yang terpilih adalah Casey, M......” Tabitha terus melanjutkan pengumumannya disambut oleh hiruk-pikuk anggota saat beberapa nama telah disebutkan. Beberapa Grunt yang namanya telah disebut mulai maju ke arena. Aku sendiri tak terlalu memperhatikan apa yang dikatakan oleh Tabitha. Aku memang ingin terpilih dalam regu khusus itu, tapi mengingat kekalahanku dari Brodie membuat aku tak terlalu mengharapkannya lagi. Mana mungkin aku terpilih untuk mengikuti ujian tersebut?



”.....kini giliran regu G...” tak terasa pembagian regu telah mencapai regu G. Kulihat di arena telah tampak sembilan orang Grunt berdiri dengan membentuk kelompok yang terdiri dari tiga orang. Mereka adalah regu M, regu A, dan regu D. Dengan demikian berarti regu G adalah regu terakhir yang akan dipanggil. Aku penasaran siapa tiga orang Grunt terakhir yang akan maju menjadi anggota regu G.

”Anggota regu G adalah....” Tabitha mulai mengumumkan anggota-anggota regu terakhir. “.....Badut, silakan maju ke depan arena.”

Badut? Nama apa itu? Baru kudengar ada seseorang bernama Badut. Mungkinkah itu nama samarannya? Iya, pasti itu bukan nama asli. Namaku saja Lunar, namun semua yang ada disini mengenalku sebagai L. Berarti aku sama saja dengan si Badut itu. Aku penasaran dengan Grunt bernama Badut. Kulihat seseorang keluar dari tribun penonton dan berjalan ke arena. Lelaki itu tampak seperti Grunt berseragam Tim Magma biasa. Tapi setelah kuamati, ada yang tak biasa di wajahnya. Tampak rona hitam di pipi sebelah kirinya yang menyerupai sebuah tatto.

”Anggota kedua regu G....” Tabitha melanjutkan mengumumkan setelah Badut maju ke arena, ”......adalah Flame!”

Apa? Jadi Flame juga ikut serta dalam ujian khusus? Bukankah ujian khusus hanya diperuntukkan bagi anggota setingkat Grunt? Apakah Flame adalah anggota setingkat Grunt juga? Aku tak percaya, karena kulihat selama ini dia sangat dekat dengan Maxie. Yaiyalah, dia kan keponakan Maxie. Hmm, jadi Flame itu masih setingkat denganku.

Flame berdiri dari tempat duduknya dan melangkah keluar tribun menuju ke arena. Berbeda ketika pertama kali aku melihatnya, kali ini Flame menggenakan seragam Tim Magma seperti kebanyakan Grunt lainnya. Benar, dia memang masih setingkat Grunt, namun akan segera menjadi anggota elit bila berhasil lulus ujian ini. Aku jadi iri. Andai aku ikut terpilih di antara orang-orang yang berdiri di atas arena itu.

”Dan untuk menutup pembentukan regu, maka anggota regu G yang terakhir adalah......” sepertinya Tabitha akan mengumumkan Grunt terakhir yang akan mengikuti ujian. Tapi apa peduliku? Aku akan tetap menjadi seorang Grunt biasa di Tim Magma. Aku ini memang payah. Tapi demi Groudon, aku tak boleh menyerah.

Tiba-tiba saja aku tersadar dari lamunanku. Entah kenapa kini seluruh mata di Magstadium menatap ke arahku. Suasana menjadi sangat hening. Hei, ada apa ini? Kenapa mereka semua memandang kepadaku? Apa tak cukup ejekan mereka karena aku telah kalah saat melawan Brodie?

”L....” kudengar Tabitha memanggilku. Tabitha memanggilku? Aku pun menoleh ke arahnya dan kulihat dia meneruskan perkataannya. ”L, sampai kapan kau akan tetap duduk disitu?” tanyanya. Aku tak mengerti dengan apa yang dimaksudkan Tabitha. Melihat sikapku yang tampak seperti orang bingung, Tabitha terlihat kesal. ”L, kau tak mau mengikuti ujian khusus? Kau adalah anggota terakhir regu G!”

Apa? Apa aku tak salah dengar? Jadi saat aku melamun tadi, Tabitha menyebutkan namaku sebagai Grunt terakhir yang terpilih untuk mengikuti ujian khusus? Aku benar-benar tak percaya ini. Aku pun berdiri dari tempat duduk dengan sangat gugup. Perlahan aku melangkah keluar tribun dengan kaki gemetar. Dan tak lama kudengar riuh suara dari tribun. Anggota-anggota yang lain tampak bertepuk tangan tatkala aku keluar dari tribun. Mereka tidak mengejekku, mereka bahkan berdiri seolah memberi penghormatan kepadaku. Aku tak percaya ini, aku benar-benar tak percaya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...