SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 18 Agustus 2010

L's Diary: Eps.124 - Kunjungan ke Rumah Sammon

wooper gifEpisode 124: Kunjungan ke Rumah Sammon

Saat ini aku berada di ruang tamu sebuah rumah di kota Mauville. Rumah itu cukup besar, tak sebesar rumahku di Verdanturf. Sammon mengajakku mampir ke rumahnya setelah kami menyelamatkan kakek nenek pemilik DayCare.
”Sudah lama kita tidak bertemu... Lunar, bagaimana kabarmu?” tanya Sammon padaku sambil menuangkan minuman ke dalam cangkir. Cangkir itu lalu disodorkannya padaku.


”Aku tak tahu, mungkin buruk,” jawabku seadanya.
”Buruk? Kenapa?”
”Ya, aku terkena demam yang bisa mendadak kambuh. Dokter bilang aku tidak sakit, tapi aku benar-benar kena demam,” jawabku lagi. Itu adalah jawaban yang jujur.
”Kalau begitu kau butuh banyak istirahat dan aku hanya bisa berharap kau cepat sembuh,” sahut Sammon bersimpati.
”Selama enam bulan ini yang kulakukan hanya istirahat dan itu membuatku semakin sakit.”
”By the way and the busway… apa kau masih memikirkan tentang Groudon?” Tanya Sammon mengalihkan pembicaraan.
“Groudon? Apa maksudmu?” tanyaku tak mengerti. Entah mengapa aku merasa mengenal nama itu.
“Iya, Groudon,” sambung Sammon. ”Pokemon legendaris Hoenn, yang bisa menciptakan daratan. Apa kau lupa kau pernah memintaku untuk menelitinya?”
”Aku... pernah memintamu menelitinya?” tanyaku heran, ”untuk apa?”
Sammon terlihat kaget. Dahinya berkerut, seolah mengatakan ada yang salah denganku. ”Lunar, kau kenapa? Apa kau lupa dengan keinginanmu menangkap Groudon dan memperluas daratan?”
Keinginan menangkap Groudon? Keinginan memperluas daratan? Sial, kenapa kepalaku tiba-tiba terasa sakit? Kenapa aku sama sekali tak bisa mengingatnya? Ada apa... ada apa denganku....
”Maaf Sammon, tapi... semenjak aku terserang demam aneh itu, beberapa bagian dalam ingatanku agak terganggu. Aku tak bisa mengingat semuanya secara jelas,” jawabku kemudian. Memang itulah kenyataannya. Entah mengapa aku tak bisa mengingat secara jelas kejadian-kejadian yang terjadi sebelum kepulanganku ke Verdanturf, tepatnya setelah aku memutuskan pergi untuk menjadi pelatih Pokemon. Aku hanya ingat kalau selama hampir satu tahun aku pergi berkelana untuk menjadi pelatih Pokemon yang hebat, dan ketika kembali aku telah memiliki seekor Tropius. Tidak.... sepertinya aku memiliki Pokemon yang lain. Tapi, kenapa hanya ada Tropius?
Sammon terdiam. Sepertinya dia terkejut dengan keadaanku. Ya, aku tak heran. Akulah orang pertama yang seharusnya sedih dengan keadaanku ini. Aku tak ingat apa-apa persis seperti para penderita Alzheimer. Tapi dokter tidak menemukan kerusakan di kepalaku. Lalu... lalu apa yang sebenarnya telah terjadi?
”Maaf Lunar, aku... aku tidak tahu kalau kau seperti itu,” ujar Sammon kemudian. ”Kupikir aku akan membantumu sedikit. Ikutlah denganku.”
Sammon lalu berjalan ke sebuah ruangan. Aku berdiri dan mengikutinya di belakang. Rupanya dia membawaku ke sebuah ruangan dingin menyerupai laboratorium. Ada tiga komputer dan beberapa alat penelitian disana. Aku ingat, Sammon adalah seorang peneliti yang cerdas. Dia lulusan terbaik sekolah Pokemon.
”Ini laboratoriumku, disini aku meneliti hal-hal baru yang menarik,” Sammon memperkenalkan laboratoriumnya padaku.
”Lalu kenapa lantai itu rusak?” tanyaku menunjuk pada sebuah bagian lantai yang tampak rusak.
”Seorang penjahat merusaknya dan merebut hasil penelitianku, kupikir mereka adalah Tim Magma, dan kupikir salah satunya adalah kau,” jawab Sammon panjang.
”Tim Magma?” aku terheran. ”Sepertinya aku pernah mendengar nama itu...”
”Tentu saja kau pernah,” sela Sammon. ”Mereka berniat memperluas daratan Hoenn dengan menggunakan Groudon. Lima bulan yang lalu terjadi pertarungan sengit di kota Sootopolis antara Groudon dan Kyogre. Kedua Pokemon itu muncul kembali dan membuat Hoenn dalam cuaca yang sangat buruk, beruntung muncul Rayquaza yang menghentikan pertempuran itu. Gym Leader dan Elite Four juga ikut membantu menghentikan kekacauan itu. Kemunculan kedua Pokemon itu diakibatkan oleh Tim Magma dan Tim Aqua. Mereka benar-benar dalam masalah besar. Kudengar setelah pertarungan besar itu, kedua kelompok penjahat itu membubarkan diri. Mereka mungkin sadar bahwa membangkitkan kedua Pokemon super purba tersebut adalah sebuah kesalahan besar.”
”Hahaha... siapa orang bodoh yang ingin melakukan hal seperti itu?” aku tertawa kecil mendengarnya.
”Tapi kupikir kau ingin melakukannya,” kata Sammon kemudian. ”Kau pernah menceritakan keinginanmu menangkap Groudon.”
”Oh Sammon... ayolah, menangkap Groudon itu tidak mungkin. Kakakku berkali-kali mengatakannya, hal tersebut sangat berbahaya. Untungnya aku bukan salah satu dari kedua kelompok tersebut. Kau lihat sendiri kan apa yang terjadi?”
”Ya, seperti itu...” sahut Sammon datar. Entah mengapa ada keragu-raguan dalam ucapannya tersebut.
”Kau punya banyak komputer rupanya, aku jadi iri,” aku mencoba mengalihkan pembicaraan. Entah mengapa membicarakan mengenai Pokemon legenda membuatku merasa tidak nyaman.
”Ah, itu...sebenarnya punyaku hanya satu,” jawab Sammon. ”Yang itu punya ayahku,” Sammon menunjuk pada sebuah komputer, ”dan yang itu punya Shed,” katanya sambil menunjuk pada komputer yang lain.
”Shed? Apa dia adikmu?” tanyaku menebak. Aku melihat pada komputer yang ditunjuk Sammon. Disana ada sebuah bingkai kecil terpajang di samping komputer itu. Seorang anak berambut pirang tampak nyengir kuda pada foto yang ada di dalam bingkai.


“Ya, dia adikku. Saat ini dia sedang berpetualang untuk menjadi pelatih Pokemon yang hebat.”
”Dia pasti bisa menjadi pelatih yang hebat,” sahutku berkomentar.
”Oh ya? Kenapa kau bisa yakin?” tanya Sammon penasaran.
”Tentu yakin, karena kakaknya saja sehebat ini... bagaimana dengan adiknya? Pasti dia akan menjadi seorang yang sangat jenius....”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...