SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 16 Januari 2011

L's Diary: Eps. 201 - Dilema

wooper gifEpisode 201: Dilema

Sudah dua minggu berlalu dan nona Ester belum juga sadar dari komanya. Apa yang terjadi pada nona Ester membuatku sedih, terlebih karena aku tidak boleh bertemu dengannya. Steven berjanji akan memberitahukan padaku secepat mungkin bila Ester telah sadar, namun dia belum juga menghubungiku. Yang bisa kulakukan saat ini hanyalah berharap agar nona Ester segera sadar dari komanya dan kami bisa kembali berkumpul seperti sedia kala.
”Lunar, apa kamu sudah berhenti mencari Groudon?” tanya kak Lydia membuyarkan semua lamunanku. Saat ini aku memang ada di rumah kecilku di kota Verdanturf. Setelah pertemuan dengan profesor Hurr di bukit itu, aku memutuskan untuk kembali ke Verdanturf guna menenangkan diri. Bisa dibilang serangan terhadap nona Ester sangat menghancurkan diriku, terlebih ucapan Steven di Ever Grande. Saat itu dia mengatakan...

”L, aku tahu apa yang sedang kau kejar, kau mengejar Groudon. Sebagai seorang Champion, aku tak bisa membiarkanmu terus mencari Groudon, karena itu sama saja dengan sebuah bencana. Aku tahu mungkin tujuanmu baik, tapi Groudon adalah bencana dan aku tak bisa membiarkanmu memunculkan kembali bencana di provinsi ini. Sudah cukup penderitaan yang terjadi, biarlah ketenangan dan perdamaian bersemi disini.
”Aku bersama dengan Elite Four susah payah menghentikan pertarungan waktu itu, bahkan mengorbankan nyawaku sendiri. Kuharap kau tidak melakukan sebuah kesalahan. Sebenarnya aku sudah bukan Champion lagi, karena itu akan tidak akan ikut campur dalam urusan Elite Four. Aku takkan melakukan tindakan untuk mencegahmu, tapi Elite Four tidak akan bisa diam saja. Aku menghargai pertemanan kita, saat kita pertama kali bertemu di menara ilusi. Karena itulah aku tak mau kau terluka.
”Aku menyarankan padamu untuk berhenti mencari Groudon, apapun tujuanmu. Ini semua demi kebaikanmu dan juga kebaikan banyak orang. Kumohon kau mendengar saranku ini. Tapi bila kau tetap bersikeras mencarinya, aku tidak bisa melindungimu dari Elite Four. Mereka telah mendapatkan pengalaman dari pertempuran sebelumnya, dan tentu saja mereka tidak ingin pertempuran itu terjadi kembali.
”Elite Four adalah pelatih-pelatih yang kuat, yang terkuat malah. Saat ini kau bukan tandingan mereka. Aku takut mereka akan menyakitimu bila kau tetap mencari Groudon. Mereka akan mencoba menghentikanmu dengan segala cara... sampai kau berhenti. Kumohon Lunar, ikuti saranku ini dan berhentilah mencari Groudon. Kalau kau tidak bisa melakukan hal ini untukku, lakukanlah demi Ester... berhentilah mencari Groudon... demi Ester!”

Kata-kata Steven waktu itu benar-benar menggangguku. Apa benar yang dikatakannya bahwa aku harus berhenti mencari Groudon? Tetapi perkataan profesor Hurr di bukit waktu itu juga mengangguku. Apa benar bahwa aku harus menyelesaikan apa yang telah aku mulai?
”Sepertinya aku perlu memanggil dokter,” ujar kak Lydia kembali membuyarkan lamunanku.
”Kenapa?” tanyaku tak mengerti.
”Adikku ini sudah tuli, Kakak bertanya dari tadi tak juga kamu jawab,” sahut kak Lydia. ”Jadi, apakah kamu berhenti mencari Groudon?”
”Entahlah Kak, aku tidak tahu,” jawabku lemah. ”Di satu sisi aku harus berhenti, tapi di sisi lain aku ingin mencari...”
”Terserah kamu, Kakak tidak bisa mencegahmu yang keras kepala, tapi Kakak akan senang kalau kamu memutuskan berhenti. Mencari Groudon terlalu beresiko dan berbahaya bagimu.”
Kak Lydia benar, apalagi Elite Four akan menyerangku bila aku tetap mencari Groudon. Tapi tunggu dulu.... aku kembali teringat rasa penasaranku kenapa Elite Four dan Steven bisa tahu rencanaku mencari Groudon. Kemungkinan besar hal ini diketahui dari nona Ester, dan kemungkinan besar nona Ester mengetahui hal ini dari....
”Kak, apa Kakak pernah mengatakan rencanaku mencari Groudon pada nona Ester?” tanyaku kemudian.
”Ya, Kakak menceritakannya pada Spectra. Saat itu kamu terjebak di terowongan Rusturf dan Spectra datang kesini, khawatir padamu. Dia menanyakan kenapa kamu pergi dan Kakak menjawab sejujurnya kalau kamu mencari Groudon... demi sahabatmu...”
Sudah kuduga, nona Ester pasti tahu dari kak Lydia. Aku tak bisa menyalahkan kak Lydia karena aku tidak memperingatkannya akan hal ini.
”Lalu bagaimana dengan reaksi nona Ester saat dia mengetahui hal ini?” tanyaku lagi.
”Dia terkejut, tapi dia kemudian tersenyum,” jawab kak Lydia.
”Tersenyum?”
”Iya, dia bilang...

”Aku yakin Lunar punya alasan. Bila itu dilakukannya untuk seorang sahabat, aku hanya berharap dia berhasil dan baik-baik saja...”

”Di... dia bilang begitu?” tanyaku tak percaya.
Kak Lydia mengangguk. ”Ya, itu yang dia katakan.”
Aku tersenyum. Kini aku tahu apa yang akan kulakukan... kini aku bisa memutuskan... aku akan... aku akan kembali mencari Groudon sampai aku benar-benar bisa mendapatkannya!


BAB XXIX Selesai....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...