SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 19 Februari 2011

L's Diary: Eps. 222 - Pastoria Aftermath

wooper gifEpisode 222: Pastoria Aftermath

Pesawat besar milik tim Voltase kini bergerak meninggalkan provinsi Sinnoh. Tim Voltase akhirnya berhasil mendapatkan Pokemon yang mereka incar, Rayquaza. Rayquaza itu sendiri dikurung di sebuah ruangan besar yang ada di pesawat itu. Volta dan kedua anak buahnya memandang Rayquaza dengan sangat puas.
”Kalian lihat sendiri kan, akhirnya kita berhasil mendapatkan Rayquaza,” ujar Volta bangga.
”Ya Tuan Volta, kami tak menyangka kita berhasil mendapatkan Pokemon ini,” sahut Curie senang.
”Semuanya bisa terjadi karena kehebatan Tuan Volta, Tuan Volta sendirilah yang menangkapnya... luar biasa,” puji Bochel.
”Sudahlah, hal ini takkan terjadi tanpa bantuan kalian. Aku bangga memiliki anak buah seperti kalian,” balas Volta.
”Lalu, apa langkah kita setelah ini?” tanya Curie ingin tahu.
”Seperti yang aku katakan sebelumnya, tujuan kita adalah mendapatkan semua Pokemon legenda, dan hal itu akan menjadi bila mudah bila kita memiliki Rayquaza. Kini Rayquaza sudah ada di genggaman kita, selanjutnya kita akan...uhuk...” perkataan Volta terhenti saat dia tiba-tiba batuk keras.
”Anda tidak apa-apa, Tuan?” tanya Curie khawatir.
”Aku... aku tidak apa-apa.. aku hanya...” lagi-lagi ucapan Volta terputus saat mendadak Volta muntah, memuntahkan darah. Tubuhnya oleng lalu terjatuh di lantai.
”Tuan Volta!!!”




*

Rumah sakit kota Pastoria

Max terduduk lemah di tempat tidur rumah sakit. Dia merasa sangat sedih karena gagal melindungi Rayquaza dari Tim Voltase. Kini dia hanya termenung menyesali nasibnya.
”Jangan suka melamun, itu tidak baik,” tiba-tiba terdengar suara lelaki. Max menoleh dan melihat Wake berdiri di pintu. Wake lalu berjalan mendekatinya.
”Tapi aku telah gagal Tuan Wake, aku telah gagal sebagai seorang ranger,” kata Max. ”Aku telah gagal, melindungi Rawa Besar, melindungi Pastoria, melindungi Rayquaza.”
”Max, kamu telah melakukan yang terbaik, semuanya bangga padamu,” hibur Wake. ”Kamu harus bangga karena kamu berjuang hingga terakhir, kamu berjuang dengan sekuat tenaga. Semua warga berhutang padamu.”
”Tapi Rayquaza... para penjahat itu berhasil mendapatkannya,” sahut Max sedih. ”Mereka mungkin akan menggunakan Rayquaza untuk rencana jahat mereka, seperti yang dilakukan tim penjahat lainnya.”
Wake menepuk bahu Max lembut. ”Aku mengerti perasanmu, Rayquaza pastilahsudah menjadi sahabat bagi seorang ranger sepertimu. Kita semua takkan membiarkannya dimanfaatkan oleh orang jahat. Kita akan mendapatkan kembali Rayquaza, kita akan membebaskan Rayquaza, kita akan melakukannya bersama-sama.”
Max mengangguk pelan. ”Ya, aku akan membebaskan Rayquaza... karena aku adalah seorang ranger, karena aku adalah Pokemon Ranger Rawa Besar!”

*

Kembali ke diariku, L’s Diary...

Kota Verdanturf, Hoenn


Luka-luka karena serangan Sandslash di gurun pasir memaksaku berbaring lama di kamarku. Profesor Hurr bilang kalau luka itu parah dan membutuhkan waktu istirahat untuk menyembuhkannya. Aku setuju dengan saran Profesor karena memang itulah yang kurasakan saat ini. Tubuhku terasa sangat sakit, bahkan setelah seminggu rasa sakitnya belum juga hilang. Serangan luncuran dari Guardian, Sandslash milikku itu memang sangat menyakitkan, terlebih serangan itu sudah maksimal. Profesor mengatakan kalau aku beruntung karena tidak meninggal akibat serangan itu. Aku sendiri tidak tahu kenapa aku begitu nekat melindungi Flygon dari serangan Dian. Bukankah aku sendiri yang memerintahkan Dian untuk menyerang Flygon? Entahlah, aku tidak tahu... kadang aku suka aneh...
”Lama tak jumpa, Tuan Lunar Servada,” tiba-tiba terdengar suara lelaki dari arah jendela kamarku. Aku menoleh dan terkejut mendapati seorang lelaki berambut putih kehijau-hijauan yang mengenakan rompi ranger duduk di daun jendela kamarku. Hei, sejak kapan orang itu ada di kamarku?
”Kau... kau inikan...”
”Ingatanmu memang payah, aku tidak heran,” potong lelaki berompi ranger itu cepat. ”Aku Celly, Ranger Celly.”
Ah, iya! Aku ingat, dia adalah ranger yang mengaku datang dari masa depan. Kami bertemu di kota Lilycove saat aku masih menjadi anggota Tim Magma.
”Ba... bagaimana bisa kau masuk ke dalam kamarku? Bagaimana bisa kau ada disitu?”
Bukannya menjawab pertanyaanku, Celly justru melemparkan sebuah surat kabar. Aku mengambil dan membaca surat kabar yang ternyata bertanggal hari ini itu. Pada headline surat kabar itu tertulis jelas...

Serangan Besar di Kota Pastoria

BAB XXXII Selesai....

Keterangan alih bahasa:

Rawa Besar – Great Marsh
Kilatan Petir – Thunderbolt
Gelombang Pengejut – Shock Wave
Positif – Plus
Negatif – Minus
Penjagaan Ajaib – Wonder Guard
Cakar Bayangan – Shadow Claw
Bola Api – Ember
Sungai Pasir – Sand Stream
Pukulan Terfokus – Focus Punch
Gigitan – Bite
Tembakan Air – Water Gun
Pukulan Karate – Karate Chop
Bantingan Seisimik – Seissmic Toss
Angin Puyuh – Twister
Teleportasi – Teleport
Gelombang Petir – Thunder Wave
Ledakan – Explosion

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...