SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 16 April 2011

L's Diary: Eps.251 - Berbincang dengan Groudon


PhotobucketEpisode 251: Berbincang dengan Groudon

Aku... aku tidak bisa merasakan kaki kiriku... Tanpa terasa air mata menetes di pipiku... aku tak menyangka perburuanku menjadi begitu mengerikan seperti ini. Seharusnya aku mendengar ucapan kakakku... seharusnya aku tahu kalau mengincar Pokemon legenda hanya akan berbuah petaka...
”KURANG AJAR!!!” aku mengumpat keras sekali dan menggerakkan tangan kananku yang masih memegang Master Ball, berniat melemparkan bola itu dan menyudahi semuanya. Namun saat itu kusadari Groudon untuk kesekian kalinya melontarkan bola api raksasa dari mulutnya ke arahku. Dengan cepat aku menarik tangan kanan dan menggerakkan tangan kiriku ke depan, menjadikannya tameng untuk melindungi tubuhku dan juga Master Ball. Praktis bola api itu langsung menghempaskanku ke belakang, meninggalkan gumpalan api besar yang membakar tangan kiriku. Kurasakan panas yang menyengat di tangan kiriku dan aku mengguling-gulingkan tubuhku berusaha memadamkan api tersebut. Rasanya begitu panas... dan tangan kiriku terbakar hebat. Dengan susah payah aku berhasil memadamkan api tersebut, meninggalkan bekas luka bakar hebat di tangan kiriku. Berikutnya kurasakan tubuhku melemah drastis, begitu melemah sehingga pandanganku mulai kabur dan sepertinya aku akan segera pingsan. Meskipun begitu kurasakan tangan kananku masih erat menggenggam Master Ball... satu-satunya harapan terakhirku untuk mendapatkan Groudon.
Kini aku tersungkur tak berdaya. Kusesali semua keputusanku, kutangisi semua kebodohanku. Aku benar-benar bodoh, membahayakan orang lain dan kini barulah kusadari aku membahayakan diriku sendiri.
”Aku... belum gagalkan?” tanyaku meracau. ”Hahaha... aku belum gagalkan?” Kulihat Master Ball dan kupandangi lekat lalu tersenyum sendiri seolah aku sudah kehilangan kewarasanku. ”Lihatlah... aku masih punya Master Ball... aku bisa menangkap Pokemon apapun dengan ini...”

”Kenapa kamu begitu keras kepala?”

Kudengar sebuah suara berat dan bergetar. Aku melihat ke sekeliling dan tak mendapati orang lain kecuali diriku, Parmin yang tak sadarkan diri dan Groudon yang terdiam dan tampak mendesis-desis. Kupikir aku benar-benar sudah gila karena gagal mendapatkan Groudon dan tidak memiliki keberanian untuk menggunakan Master Ball sehingga kini bisa kudengar suara-suara aneh yang biasanya memang didengar oleh orang gila.

”Memangnya apa yang kamu inginkan dari mendapatkanku?”

Kudengar kembali suara bergetar itu. Aku mendengarnya dua kali, pertanyaan yang berbeda. Tidak... aku belum gila... aku yakin ada seseorang yang mengatakan hal itu. Tapi disini kan hanya ada... Groudon?
Aku langsung melihat ke arah Groudon yang menatapku. Entah kenapa aku bisa merasakan tatapannya begitu sedih. ”Apa... Apa kau yang berbicara tadi barusan?” tanyaku penasaran.

”Apa kamu pikir aku tidak bisa berbicara?”

Ternyata suara berat dan bergetar itu berasal dari Groudon, aku tak salah dengar. Aku tak menduga kalau Pokemon bisa berbicara dengan bahasa manusia. Aku sangat terkejut dengan kenyataan ini.


”Kenapa kamu ingin mendapatkanku?”

Aku terdiam mendengar pertanyaan Groudon. Semua impianku saat kecil, impianku untuk menciptakan daratan, untuk menciptakan duniaku sendiri tanpa ada seorangpun yang mengganggu kembali terbayang-bayang di benakku. Pertemuan dengan Flame, kisah sedih warga pulau Cinnabar, janjiku pada Flame juga turut muncul di kepalaku. Semua itu... semua itulah yang menjadi alasanku selama ini... alasanku untuk bisa mendapatkan Groudon.
”Maafkan aku... aku baru menyadari semua kekeliruanku... aku baru menyadari kalau menangkapmu berarti bencana.... maafkan aku...”

”Baguslah kalau akhirnya kamu mengerti hal itu... Keberadaanku di dunia luar adalah sebuah bencana, karena itulah aku tertidur lama di gua ini... di gua Terra... demi kepentingan umat manusia dan juga Pokemon...”

”Sudah cukup bagiku atas pertarungan melawan Kyogre... sudah cukup bagiku menciptakan bencana di dunia... biarlah manusia menentukan nasib mereka sendiri...” ”Aku salut padamu... aku tak mengira ada seseorang yang begitu berambisi untuk bisa mendapatkanku... untuk bisa memilikiku... tapi ketahuilah bahwa bencana ada di setiap kemunculanku... kekeringan panjang akan melanda dunia, menciptakan penderitaan tiada akhir bagi manusia dan juga Pokemon.... Kamu pikir aku suka dengan hal itu?”

Aku mendengarnya dengan takjub. Aku tak menyangka Groudon begitu tenang dibalik penampilannya yang mengerikan. Entah kenapa aku bisa merasakan kesedihan di setiap ucapannya.

”Jadi kupikir... sekarang kamu pasti sudah menemukan waktu yang tepat untuk berhenti... untuk berhenti mencariku... untuk berhenti berpikiran ingin mendapatkanku...”

”Kami Pokemon legenda berbeda dengan Pokemon yang lain... kami ikut menentukan keseimbangan dunia... keselamatan dunia...”

”Ya, aku berhenti...” sahutku lemah. ”Mulai saat ini aku memutuskan untuk berhenti... aku tidak akan lagi mencarimu... karena aku tahu bahwa yang kulakukan adalah sebuah kesalahan... apapun alasannya.”

”Baguslah... dengan begitu aku tidak akan menyerangmu lagi... dengan begitu aku bisa membiarkanmu pergi dari gua ini untuk selamanya dan tak pernah kembali kesini....”

Aku terdiam... aku tertegun... akhirnya pencarianku berakhir sudah... akhirnya aku berhasil menuntaskan perburuanku... walaupun aku gagal mendapatkan yang aku inginkan... tetapi paling tidak aku telah berhasil menyelesaikannya... sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Profesor Hurr... Tak peduli apapun hasil yang akan kita raih, yang terpenting kita telah berusaha keras untuk menyelesaikannya... sesuatu yang sudah dimulai, pantang untuk tidak diselesaikan...


BAB XXXVI Selesai...
Keterangan Alih Bahasa:
Gua Terra – Terra Cavern
Luncuran Menggelinding - Rollout
Gelombang air – Surf
Tembakan es – Ice Beam
Tembakan surya – SolarBeam
Bola Api Raksasa – Fire Blast
Serangan Cermin – Mirror Move
Kilatan Cahaya – Flash
Bola Bayangan – Shadow Ball
Paruh Pengebor – Drill Peck
Tarian Pedang – Swords Dance
Kutukan – Curse
Luncuran Batu – Rock slide
Gempa Bumi – Earthquake
Retakan - Fissure

2 komentar:

Anda sopan, Sandslash pun segan...