SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 01 April 2012

L's Diary: Eps.373 - Permintaan Lavender

PhotobucketEpisode 373. Permintaan Lavender

Di kamar Volta, tanpa kutahu…

Volta tengah berdiri menatap keluar jendela kamar hotel saat tiba-tiba pintu kamarnya terbuka perlahan. Seorang lelaki pendek masuk ke dalamnya. Rambut lelaki itu sama pirangnya dengan rambut Volta.
“Jadi kamu datang juga…” kata Volta tanpa berpaling.
Lelaki bertubuh pendek tersenyum sinis dan menyahut, “Ya saudaraku, aku datang untuk membantumu.”
“Cis, aku tak pernah berharap meminta bantuan darimu, Nanta!” kata Volta langsung berbalik menatap lelaki bertubuh pendek yang ternyata adalah Nanta Paciolo, saudara sepupunya.
Nanta hanya tersenyum misterius sambil memainkan PokeBall di tangannya. Sedetik kemudian dua orang bertubuh besar dengan pakaian serba hitam muncul dari belakangnya dan berdiri di sampingnya.
“Aku tahu kau akan mengatakan hal itu, tapi terimalah kenyataannya, Alle…” ujar Nanta angkuh. “Kau tidak punya cukup personel untuk menjalankan rencanamu, jadi mau tak mau kau harus meminta bantuan kelompok kami. Berterimakasihlah pada kakek untuk ini.”
Volta menggeram. Kedua tangannya mengepal erat di samping tubuhnya. “Kalau bukan karena kakek, aku tidak akan sudi menerima bantuanmu… Nanta!”
“Ayolah Alle… mari kita lupakan sejenak perselisihan kita… bagaimanapun ini untuk nama keluarga kita… keluarga Voltalesque.”
Volta terdiam. Dia kembali berbalik menatap keluar jendela. Dia tampak menenangkan dirinya sendiri lalu berkata, “Baiklah Nanta, untuk kali ini saja…”

*

Kembali ke diariku, di kamarku…

“Jadi kamu yang akan menjadi lawanku di babak enam belas besar?” tanyaku setelah Lavender menjelaskan maksud kedatangannya. Lavender mengangguk pelan. “Aku tak menyangka kita akan bertarung di Frontier Festival, kebetulan sekali. Tapi untuk apa kamu repot-repot datang dan memberitahukannya padaku?”
“Hanya untuk memastikan kakak mengetahui siapa yang akan kakak hadapi,” jawab Lavender. “Tapi sebenarnya ada hal lain di luar itu.”
“Apa?”
Lavender terdiam. Dia tampak ragu-ragu, tapi akhirnya dia berkata, “Bisakah kak Lunar tidak serius dalam pertarungan nanti?”
“Tidak serius? Apa maksudmu?” tanyaku tak mengerti.
Lavender kembali terdiam. Sepertinya dia tampak ragu mengutarakan keinginannya. Dia menunduk sesaat lalu mendongak melihatku. “Aku ingin membuat Henry bangga padaku,” katanya kemudian. “Henry telah melatihku bertarung Pokemon. Dia melakukannya dengan sepenuh hati. Tentunya dia sangat ingin melihatku memenangkan pertarungan. Hal ini kulihat jelas saat aku berhasil melaju ke fase gugur. Saat itu Henry terlihat sangat senang dan memelukku berkali-kali. Aku merasa sangat senang melihatnya.”
“Lalu?”
“Sebenarnya aku tidak mau mengatakan hal ini pada kak Lunar, takut membuat kak Lunar tersinggung,” lanjut Lavender. “Aku tahu akan tidak mungkin bagiku untuk bisa menang melawan kak Lunar, tapi aku juga tidak ingin melihat Henry sedih bila aku gugur di fase ini. Aku telah mengatakan padanya kalau aku akan berhadapan dengannya di babak final, walaupun sebenarnya itu tidak mungkin. Aku mengatakan hal itu hanya untuk membuatnya senang.”
“Jadi?” tanyaku tak sabar.
“Aku mungkin kalah saat melawan kak Lunar nanti, tapi aku ingin kekalahanku tidak terlalu memalukan,” jawab Lavender. “Jadi bisakah kak Lunar membiarkan dua Pokemon pertama kak Lunar kalah oleh Pokemonku, lalu berikutnya menggunakan Pokemon terakhir kak Lunar untuk mengalahkanku? Maksudku… bisakah kak Lunar mengalah hingga Pokemon terakhir kak Lunar?”
Apa? Permintaan konyol apa ini? Apa aku tidak salah dengar? Aku bertarung dalam turnamen Pokemon dengan sekuat tenaga dan sekarang seorang gadis datang padaku, memintaku untuk mengalah membiarkan dua Pokemonku kalah begitu saja? Ini tidak bisa dipercaya…
“Bagaimana kak Lunar? Apa Kakak setuju? Kalau Kakak tidak mau juga tidak apa-apa, aku tidak memaksa kok…” kata Lavender sambil tersenyum.
Duh, aku jadi bingung nih. Di satu sisi aku selalu ingin bertarung secara sportif dan menunjukkan kemampuan terbaikku, tapi di satu sisi aku tidak tega melihat Lavender bersedih. Dia pasti ingin sekali membuat Henry senang dengan berhasil menjatuhkan dua Pokemonku. Aku tidak mau membuatnya patah hati, apalagi setelah melihat senyumannya tadi. Oh God! Kenapa Engkau menciptakan senyuman? Itu… itu membuatku tidak tahu mesti berbuat apa…
Tapi tunggu dulu… hanya membiarkan dua Pokemonku kalah mudah, selanjutnya Pokemon terakhirku bebas bertarung dengan kemampuan terbaiknya… Well, untuk trainer hebat seperti si Pincang ini, hal itu mestinya bukan menjadi menjadi masalah… tapi pada akhirnya aku pasti akan menang… Hahaha…
(Komentar Mangrove, “Bos, takabur itu tidak baik lho…”)
“Oke, aku setuju!” jawabku mantap. Berikutnya kalian pasti sudah tahu sendiri apa yang terjadi… another hug #PLAK!
(Komentar Mangrove, “Duh, bener-bener deh bosku nih…”)
(Komentar Treasure, “Cradily Used Rock Slide!!! Si bos mesum fainted!”)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...