
Aku terduduk di tempat tidurku memandangi sabuk Servada hadiah ulang tahunku yang misterius itu. Sabuk itu tetap sama, tetap bermotif cakram hijau dengan latar hitam. Seingatku motif cakram yang ada pada sabuk ini berputar ketika aku bertarung melawan Lavender di babak perdelapan final waktu itu, tapi kenapa sekarang motif ini diam saja?
Aku menyentuh motif cakram itu perlahan, memastikan bahwa itu benar-benar motif yang tergambar pada sabuk itu. Itu memang motif dan tidak memiliki bagian lain yang memungkinkannya untuk berputar. Tapi waktu itu kok…
“WOOP!” tiba-tiba Mangrove, Wooper kesayanganku itu datang menghampiriku dengan menggigit selembar kertas. Kuambil kertas itu perlahan dan Mangrove seolah mengerti membuka rahangnya membiarkanku mengambil kertas itu. Kupikir kasihan sekali Pokemonku itu. Wooper tidak memiliki lengan, membuatnya memegang benda-benda menggunakan mulutnya. Tapi kalau tidak salah perubahan Wooper memiliki lengan, kalau tidak salah dia berubah menjadi… apa ya?
Kulihat dan kuperhatikan kertas yang dibawa Mangrove baik-baik. Hmm… itu jadwal pertarungan untuk babak perempat final. Sepertinya Mangrove tidak ingin aku melupakan pertarunganku sebagaimana yang dia lakukan pada babak sebelumnya. Benar-benar Pokemon yang loyal. Aku pun membelai kepala bulatnya lembut, membuat Mangrove memejamkan matanya seperti merasa keenakan. Tanpa menghentikan belaianku, kupandangi tulisan pada kertas itu. Disitu tertulis…
Hari 1
Reaper Vs. Henry
Guy Vs. Lunar
Hari 2
Darko Vs. Badut
Yura Vs. Yuki
Reaper Vs. Henry
Guy Vs. Lunar
Hari 2
Darko Vs. Badut
Yura Vs. Yuki
Tinggal tersisa delapan peserta… Semakin sengit saja nih sepertinya. Si misterius Reaper itu melawan kekasih Lavender, si Henry di hari yang sama dimana aku akan melawan Guy. Di hari kedua Darko akan melawan Badut pada pertarungan pertama, sementara untuk pertarungan kedua aku tidak tahu siapa dua orang yang bertarung itu. Babak ini sepertinya menarik, kuharap akan terjadi pertarungan yang seru. Tentunya aku pun akan berusaha sebaik mungkin untuk memenangkan pertarunganku melawan Guy…
*
Hari pertarungan pun tiba. Aku dan Guy sudah berada di Battle Dome, tapi bukan di arena melainkan di tribun penonton untuk menyaksikan pertarungan perempat final pertama yang akan digelar hari itu antara Reaper melawan Henry. Pertarunganku melawan Guy akan dilangsungkan setelah pertarungan pertama itu selesai digelar.
“Tidak apa-apa nih kita duduk bersebelahan seperti ini?” tanya Guy melirik ke arahku yang duduk di sampingnya.
“Tidak apa-apa, bukan masalah bagiku,” jawabku tanpa mengalihkan pandangan dari arena. “Tapi mungkin itu masalah buatmu. Aku cukup percaya diri mengalahkanmu nanti.”
“Uh… aku jadi takut nih,” sahut Guy sambil tersenyum. “Wajar si kalau aku takut karena nanti yang akan kuhadapi adalah si Pincang yang legendaris itu, yang…”
“Sudahlah, kita bicarakan itu nanti di pertarungan kita,” selaku memotong ucapan Guy. “Aku tidak mau melewatkan pertarungan antara Reaper dan kekasihnya Lavender. Aku penasaran bagaimana kemampuan Reaper, siapa tahu aku akan menghadapinya di semifinal nanti.”
“Eh, kenapa kau bisa begitu yakin kalau dia yang akan memenangkan pertarungan ini?” tanya Guy terheran. “Lagipula bukankah belum ditentukan pemenang pertarungan kita?”
“Inikan hanya untuk jaga-jaga, sebagai persiapan saja,” jawabku santai. Sedetik kemudian terdengar suara Flame keras di seisi Battle Dome yang disambut sorakan para penonton yang tak kalah kerasnya. Pertarungan antara Reaper dan Henry akan segera dimulai!
“Hei Lunar! Kau belum menjawab pertanyaanku, kenapa kau bisa begitu yakin kalau Reaper yang akan menang?” ulang Guy setengah berteriak di sela-sela ramainya sorakan penonton.
Aku tak menjawab. Aku sendiri tidak tahu alasan pasti kenapa aku mengatakan seolah Reaper yang akan memenangkan pertarungan ini. Kupandangi sesosok manusia, entah dia benar manusia atau bukan, yang perlahan memasuki arena pertarungan Battle Dome dengan lekat. Sosok misterius bertudung berjubah hitam panjang yang menutupi seluruh tubuhnya…. Reaper.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...