
“Ayo Henry! Kamu pasti menang!” kudengar sebuah teriakan keras dari tepi arena Battle Dome. Tampak seorang gadis berambut hitam panjang lurus dengan bandana dan gaun merah muda berdiri disana. Itu Lavender. Gadis itu tampak menyemangati kekasihnya, lelaki bernama Henry yang telah memasuki arena pertarungan. Henry sendiri tersenyum melihat Lavender lalu berjalan mantap menuju tengah arena. Lelaki itu kini telah berhadapan dengan sosok misterius yang tak lain adalah Reaper. Yeah, sosok menyebalkan itu benar-benar misterius hingga aku sangat ingin berlari ke arahnya dan membuka tudung yang menutupi kepalanya untuk melihat siapa sebenarnya orang aneh itu. Dia pasti aneh!
“Pertarungan pertama perempat final Frontier Festival tahun ini akan segera dimulai!” seru Flame yang telah berada di tepian tengah arena memberikan komentar jelang pertarungan. “Siapakah yang merebut tiket semifinal pertama? Apakah Reaper yang misterius… ataukah Henry dari provinsi nun jauh di Sinnoh? Kita akan segera menyaksikannya!!!”
Suasana seketika menjadi hening. Perhatian para penonton tertuju begitu lekat ke arena dimana disana Reaper dan Henry telah bersiap untuk mengeluarkan Pokemon pertama mereka masing-masing. Demikian pula denganku dan Guy yang menatap tak sabar kedua peserta tersebut.
“Baiklah…” seru Flame memecah keheningan. “Pertarungan Reaper melawan Henry… DIMULAI!!!”
“Majulah Manectric!” seru Henry seraya melemparkan PokeBall di udara, memunculkan seekor Pokemon menyerupai anjing besar berwarna biru dan kuning, Manectric.
“Telan dia dengan cepat… Haunter!” sahut Reaper dengan suara bergetar seraya menggerakkan tanganya menunjuk ke arah Manectric. Bersamaan dengan itu tiba-tiba sebuah bayangan seperti muncul dari tubuh Reaper dan bergerak cepat ke arah Manectric. Manectric tampak terkejut dengan kemunculan bayangan itu yang langsung membuat Pokemon pertama Henry berhenti berlari begitu saja.
“Wow! Kemunculan tiba-tiba Haunter membuat Manectric Henry ketakutan… Apa yang akan terjadi selanjutnya?” komentar Flame melihat suasana itu.
“Da… darimana Pokemon itu muncul?” tanya Henry tercekat.
“Henry! Jangan takut… kalahkan dia!” teriak Lavender memberi semangat.
Henry menoleh pada kekasihnya itu, tersenyum dan kembali melihat ke Reaper. “Tenang saja Lavender, aku pasti akan mengalahkannya,” kata Henry dengan nada meyakinkan. “Manectric, taring halilintar!” perintahnya kemudian. Manectric pun berlari cepat menyongsong bayangan yang ternyata adalah Pokemon bernama Haunter itu. Saat sudah mendekati Pokemon pertama Reaper itu, Manectric pun melompat dan bergerak menerjangnya. Akan tetapi Manectric seperti menerjang angin saja. Tiba-tiba Haunter menghilang!
“Ke… kemana dia?” tanya Henry terkejut. Para penonton juga tampak terkejut. Pokemon itu sama sekali lenyap dari pandangan!
“Kemana? Dia sebenarnya tidak kemana-mana!” jawab Reaper masih dengan suara bergetar, tapi kali ini terdengar menggelegar. Tiba-tiba saja Haunter muncul di belakang Manectric, langsung melayangkan pukulan tangannya cepat. Manectric langsung terhempas jatuh akibat pukulan mendadak itu.
“Apa?!” Henry begitu kaget melihat Manectricnya jatuh terhempas. “Manectric! Cepat bangun dan ba…”
“Haunter, JILAT!” Reaper berteriak keras memotong perintah Henry. Haunter miliknya kemudian bergerak cepat dan menjilat tubuh Manectric yang masih terbaring lemah di lantai arena. Manectric langsung mengerang keras saat lidah Haunter menjilat tubuhnya. Pokemon listrik itu lalu pingsan tak sadarkan diri.
“Oh tidak….” Henry memekik. Dikembalikannya Manectric ke dalam PokeBall seraya mengeluarkan PokeBall keduanya. “Sekarang aku tidak akan main-main lagi!” teriaknya marah. Dia langsung melemparkan PokeBallnya, memunculkan Pokemon keduanya yang menyerupai singa besar berwarna hitam dan biru. “Aku memilihmu, Luxray!”
“Luxray atau Pokemon manapun bukan masalah untukku,” kata Reaper tenang. “Cukup Haunterku ini saja bisa menjatuhkannya dengan mudah.”
“Oh ya? Kalau gitu terimalah ini! Luxray, Wild Charge!”
Luxray memunculkan kilatan listrik besar yang menyelimuti tubuhnya, lalu bergerak cepat menghantam Haunter. Akan tetapi Haunter mendadak lenyap, membuat Luxray terpelanting dan menabrak pagar pembatas arena karena tidak mampu menahan laju gerakan tubuhnya sendiri.
“APA?!” Henry berteriak keras menyadari serangan Pokemonnya kembali meleset. “Hei, kalau berani hadapi aku secara jantan! Jangan hanya bisa menghindar saja!”
“Siapa yang menghindar? Aku dari tadi mengawasimu!” jawab Reaper menyanggah tudingan Henry. “Sekarang hadapilah kenyataan! Haunter, bola bayangan!”
Berikutnya Haunter muncul di depan Luxray dan langsung menembakkan bola hitam ke arah Luxray. Bola bayangan itu langsung mengenai Luxray dan menghempaskan Pokemon serigala besar itu untuk kali kedua. Kali ini Luxray mengerang keras lalu tak sadarkan diri. Luxray pingsan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...