SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 01 Agustus 2012

L's Diary: Eps.408 - Pukulan Penghisap Penghabisan

PhotobucketEpisode 408. Pukulan Penghisap Penghabisan

“DarDoom, pukulan penghisap!” teriak Guy dengan mantapnya pada giliran berikutnya. Pada giliran ini Dian memang akan keluar dari dalam tanah menghantam Houndoom, sehingga tentunya Guy akan langsung memerintahkan serangan itu yang akan mendarat dengan tepat.
Kini yang bisa kulakukan tinggal berharap pada keberuntungan. Semoga saja Dian masih mampu bertahan dari serangan pukulan penghisap penghabisan ini… atau semoga saja kemampuan Dian akan bisa…. Aktif.
“Dian! Tunjukkan kemampuanmu! Tunjukkan kemampuan kita!!!”
KRETAKK!
Tanah di bawah Houndoom retak, bergetar dan berikutnya Dian muncul hendak menghantam Houndoom. Serta merta Houndoom mengambil kuda-kuda yang langsung diteruskan dengan menerjang cepat ke arah Dian di bawahnya. Tetapi… terjangan itu gagal!
“Yes! Selubung pasir aktif!” seruku girang saat terjangan Houndoom gagal. Selubung pasir adalah kemampuan tubuh yang dimiliki oleh Sandslash, yang akan membuat tingkat hindarannya meningkat di dalam badai pasir. Itulah kenapa aku mengeluarkan kemampuanku, kemampuan sungai pasir agar bisa mengaktifkan kemampuan milik Sandslash ini. Inilah strategiku untuk memenangkan pertarungan ini. Kalau begitu sekarang tinggal…
“Jangan senang dulu Lunar!” gertak Guy menyahut seruanku. “Lihatlah itu!” dia menunjuk pada Dian yang… APA?!!
Aku terperanjat saat menyadari serangan galian Dian gagal, tidak berhasil mengenai Houndoom. Sial! Kalau begitu strategi selubung pasirku jadi sia-sia… tidak, ini akan jadi sulit…
“Hehehe… lihatlah sekarang Lunar, strategimu sia-sia semua,” Guy terkekeh mengejekku. “Apa kau pikir di giliran berikutnya kau masih akan mendapatkan keberuntungan selubung pasir aktif? Sepertinya tidak…”
“Si… Sial kau Guy!” balasku kesal.
“Apa? Kau mau mengulang tarian pedang lagi? Sampai kapan kau akan membuat pertarungan ini semakin lama saja? Terimalah kekalahanmu… segera berikan perintah… eh?”
 

BRUKKK!
Secara tiba-tiba Houndoom jatuh ke tanah. Pokemon terakhir Guy itu jatuh dengan kerasnya, dan perlahan menutup matanya.
“A… Apa yang terjadi?!” teriak Guy terkejut. “Ke… kenapa Dar….terjatuh? Bukankah serangan Sandslash gagal?”
Aku ikut terperangah melihat kejadian itu. Serangan Sandslash tadi memang gagal, tapi kenapa Houndoom terjatuh pingsan? Kenapa…
“Badai pasir, dasar bodoh!” kudengar kembali suara RedClaw Groudon di kepalaku. “Bagi Houndoom itu menyakitkan.
Badai Pasir? Oh iya! Itu dia! Itu dia jawabannya kenapa Houndoom terjatuh!
Aku lalu mengambil beberapa pasir yang terhembus dari badai pasir yang mengelilingiku. Kugenggam erat pasir-pasir itu seraya menunjukkan kepalanku pada Guy. “Inilah alasannya!” seruku langsung mengagetkan Guy. Guy terkesiap dan melihat kepalan tangan kananku. Aku kemudian membuka kepalan tanganku perlahan, membuat butiran-butiran pasir jatuh dan langsung berhamburan tertiup angin, menyatu dengan badai pasir yang masih saja berhembus di arena. “Karena badai pasir ini melukai Houndoom…. Sedikit demi sedikit!”
“Ja… jadi aku…. Kalah?”
Aku mengangguk mengiyakan. Badai pasir atau Sandstorm memang akan melukai Pokemon di setiap gilirannya, mengurangi HP Pokemon tersebut perlahan-lahan. Hanya Pokemon bertipe batu, tanah, dan besi saja yang tidak terluka akibat salah satu efek cuaca ini. Mengingatkanku pada perjalananku dulu di rute 111 saja…
“Houndoom milik Guy terjatuh dan tidak dapat melanjutkan pertarungan… pemenangnya adalah Lunar Servada!
Seruan Flame langsung disambut gemuruh suara penonton di tribun. Langsung saja teriakan-teriakan yang mengelu-elukan namaku terdengar di seantero Battle Dome. Sebenarnya bukan namaku, melainkan julukanku… si Pincang. Okelah, kupikir tidak apa-apa, toh itu yang membuatku dikenal disini, hehehe…
Perlahan-lahan badai pasir mulai menghilang dari arena pertarungan. Kulihat Guy berjalan pelan ke arahku seraya mengulurkan tangan kanannya hendak menjabat tanganku.
“Selamat Lunar… kamu menang,” katanya menyunggingkan seulas senyum tulus. “Benar-benar permainan yang bagus… walaupun aku masih tak mengerti darimana datangnya pasir-pasir ini…”
Aku menerima jabatan tangannya dan balas tersenyum. “Terima kasih Guy… Terima kasih telah bertarung dengan kemampuan terbaikmu… pertarungan kita yang tertunda waktu itu pun tuntas sudah….”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...