SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Jumat, 12 Desember 2014

Lunar's Diary: Eps.435 - Teka-Teki Pokemon Kedua

Episode 435: Teka-Teki Pokemon Kedua

“Treas, kembali!” panggilku mengembalikan Treas kembali ke dalam Pokeball, setelah dia dihajar Magmortar. “Kuakui, Magmortarmu itu luar biasa. Apa itu Pokemon yang diberikan Nanta padamu?”
Volta mengangguk kecil. “Ya, kamu lihat sendiri kan? Magmar yang tak berguna itu kini bisa jadi Pokemon yang sangat mengerikan bagimu. Seperti yang dilakukannya pada Cradily-mu,” terangnya. “Memang Magmortar lemah terhadap serangan tipe batu dari Cradily, tapi kecepatan Cradily sudah sangat berkurang karena jurus mengutuk. HP-nya pun tinggal 30 persen saja. Mudah saja bagi Magmortarku untuk segera mengirimnya kembali masuk dalam Pokeball.”
“Apapun yang kamu katakan... Volta!” sahutku mencoba menggertak. “Tapi pahami satu hal, aku masih ada Pokemon untuk kutunjukkan padamu.”
“Oh ya? Aku tak sabar melihatnya... temanku Lunar...” Volta terkekeh.
-----------------------
“Itu benar Magmar yang Tuan berikan pada Volta?” tanya seorang lelaki besar berjas hitam di tribun VIP. Pertanyaan itu diajukan pada lelaki pirang ber-sweater hitam yang duduk di sampingnya.
“Ya, tentu saja. Siapa lagi?” jawab lelaki pirang yang tak lain adalah Nanta Paciolo itu. “Aku hanya mengembalikannya, karena Magmar itu sebenarnya merupakan milik Volta itu sendiri. Dia meninggalkannya di DayCare,” jelas Nanta. “Kamu tahu tidak Verda? Ternyata menonton pertarungan secara langsung seperti ini seru juga ya. Sepertinya sudah lama sekali aku tidak terlibat dalam tetek bengek liga Pokemon seperti ini.”
“Tentu saja Tuan. Akan lebih seru lagi bila rencana kita dimulai,” kata Verda, lelaki bertubuh besar itu.
“Itu kalimatku, Verda!” sahut Nanta memandang ke arah Verda dengan sinis. Dia lantas menoleh, melihat ke arena. “Memang akan lebih seru lagi bila rencana kita dimulai. Dan memang akan segera dimulai. Apapun hasil pertarungan ini. Tapi tentu saja, dengan Magmar yang kuberikan waktu itu, yang kini telah menjadi Magmortar, aku yakin saudara sepupuku itu yang akan memenangkannya!”
-------------------------------
Pertarungan yang begitu seru antara Lunar dan Badut. Keduanya sama-sama telah kehilangan satu Pokemon. Kini, Pokemon apakah yang akan dikeluarkan oleh Lunar untuk menghadapi Magmortar?” ujar Flame yang suaranya menggema dan terdengar di seantero Battle Dome karena dikeraskan melalui speaker yang ada di setiap sudut bangunan ini.
Ya, seperti kata Flame, kini giliranku untuk mengeluarkan Pokemon keduaku setelah kegagalan Cradily. Sebuah Pokeball telah tergenggam erat di tanganku. Kupandangi Pokeball itu erat-erat, seakan ragu untuk melemparkannya. Tapi aku tak punya pilihan, karena aku menyimpan Guardian itu untuk pertarungan terakhir. Walaupun kuyakin Sandslash-ku itu sanggup menjatuhkan Magmortar dengan cepat.


“Ada apa denganmu, Lunar?” tanya Volta seakan melihat keraguanku. “Apa kamu tidak percaya dengan Pokemon yang ada di tanganmu itu? Apakah Pokeball di tanganmu itu berisi Tropius, Pokemon tipe rumput yang bisa dengan mudah dibakar oleh Magmortar?”
“Oh aku tahu! Kalau tidak salah Tropius-mu yang namanya terdengar seperti BBM itu telah membuatmu kesusahan sendiri saat melawan Guy,” lanjut Volta dengan nada mengejek. “Apa kamu takut kalau Tropius-mu itu tak menuruti perintahmu, atau bahkan malah berbalik menyerang dirimu sendiri?”
“Namanya Solar,” selaku memberitahu.
“Ya, itu dia... Solar,” sahut Volta terkekeh. “Temanku Lunar, sebenarnya bukan masalah nama apa yang akan kamu berikan pada Pokemonmu. Apakah itu Solar, Bensin, Premium, Pertamax, Elpiji, atau LNG, semuanya akan bisa dikalahkan Magmortarku dengan mudah. Selama tentunya Pokemonmu itu bertipe rumput...” mendadak ucapan Volta berhenti. Dia terdiam, seperti sedang berpikir. “...Tapi setelah dipikir-pikir,” sambungnya. “Nama yang kamu pilihkan untuk Tropiusmu itu sangat pas. Karena saat serangan api Magmortar mengenainya, dia pasti akan berubah menjadi api yang sangat besar, seperti api yang menyulut solar. Kamu jenius sekali Lunar...”
“Please deh Volta,” dengusku kesal. “Itu tadi pujian atau hinaan ya?”
“Lupakan saja perkataanku itu,” jawab Volta. “Yang penting sekarang segera keluarkan Pokemonmu, karena aku sudah tak sabar untuk mengalahkanmu!”
Aku diam. Merenung. Kupandangi Pokeball di tanganku. Aku tak tahu apa ini pilihan yang benar, tapi aku harus segera menentukan sikap. Baiklah, aku tak boleh ragu. Aku akan melakukannya. Sekarang... atau tidak sama sekali!
“Symphony.... Aku memilihmu!”

BAB LXII SELESAI

Keterangan alih bahasa:

-          Petarung: fighting
-          Batu: rock
-          Rumput: grass
-          Api: fire
-          Luncuran batu: rock slide
-          Mengutuk: curse
-          Melindur: sleep talk
-          Istirahat: rest
-          Pukulan karate: karate chop
-          Tergelincir: flinched
-          Ledakan api: fire blast
-     Pingsan: fainted

2 komentar:

Anda sopan, Sandslash pun segan...