SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 03 Januari 2015

Lunar's Diary: Eps.441 - Berakhir Serie


Episode 441: Berakhir Serie

Suasana Battle Dome yang menjadi arena final Frontier Festival tampak hening. Semua penonton terdiam, termasuk Flame. Semuanya menghela napas, menantikan pemenang dari duel kedua dalam final ini. Antara Pokemonku, Flygon atau Pokemonnya Volta, Magmortar. Setelah melalui duel yang sangat sengit, kini keduanya berdiri menjejak tanah, belum bergerak sekalipun. Sulit bagi penonton untuk menebak siapa yang menang. Tetapi, bagiku dan Volta, hasil duel ini telah diketahui, yaitu...
BLUK!
BLUK!
Secara bersamaan, Flygon dan Magmortar jatuh ke tanah, pingsan. Tapi para penonton masih diam, menunggu apakah ada di antara kedua Pokemon itu yang bergerak bangkit. Tapi cukup waktu untuk memastikan keduanya takkan bangkit lagi di arena. Itu artinya, pertarungan ini...
Seri!” seru Flame memutuskan hasil pertarungan. “Kedua Pokemon pingsan dan tak dapat melanjutkan pertarungan. Artinya, duel ini berakhir seri alias draw!

--Lunar XXO VS OXX Badut--



0%

Flygon

0%

Magmortar


“Yeeee!!!” sorakan para penonton langsung bergema di seantero Battle Dome. Teriakan mengelu-elukan pun kembali terdengar.
“BADUT! BADUT! BADUT!”
“PINCANG! PINCANG! PINCANG!” aku benci mengakuinya, tapi aku senang mendengar teriakan itu lagi.
---------------------
“Aku tak menyangka hasilnya akan seri. Pertarungan ini benar-benar sulit diprediksi,” komentar Guy.
“Yeah, itu lebih baik daripada Lunar kalah,” sahut Flint.
“Tapi Flint, aku heran kenapa Volta memaksakan kilatan api. Padahal kan dia sudah akan menang. Sekali saja efek terbakar atau putaran api bekerja, Flygon pasti akan langsung pingsan,” kata Guy penasaran.
“Tidak Guy, kemenangan Volta masih belum ditentukan. Itulah kenapa dia memaksakan kilatan api sebagai serangan terakhir,” jawab Flint.
“Eh? Kenapa?”
“Memang kelihatannya Volta akan menang dengan bergantung pada efek pusing atau terbakar atau putaran api yang diderita Flygon. Tapi apa yang akan terjadi bila serangan biadab fase kedua Flygon mampu menembus efek pusing, dan menjatuhkan Magmortar terlebih dulu sebelum semua perangkapnya aktif? Justru Volta yang akan kalah,” terang Flint.
“Karenanya memaksakan hasil pertarungan imbang adalah satu-satunya jalan menghindari kekalahan?” tebak Guy.
Flint mengangguk. “Pada awalnya, Lunar yang berpotensi menang dengan statistik Pokemon yang dimilikinya. Lalu kemudian berbalik Volta yang berpotensi menang dengan empat perangkap yang dipasangnya. Tapi perangkap ini pun masih memiliki celah bila Lunar memiliki keberuntungan dalam mendaratkan serangan. Karenanya, baik Lunar dan Volta tak punya jalan lain kecuali memaksakan hasil seri. Bagaimanapun, seri lebih baik dibandingkan kalah yang tentunya akan memalukan baik bagi Lunar ataupun Volta, menilik pada peluang yang mereka miliki sebelumnya,” jelasnya panjang lebar.
“Jadi bisa dikatakan bahwa pemenang sesungguhnya dari duel ini adalah strategi dari kedua trainer tersebut,” simpul Guy. “Wah wah... final ini benar-benar sengit ya. Aku belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya. Tapi aku yakin Lunar yang akan memenangkan final ini. Apa kau setuju denganku Flint?”
“Entahlah,” jawab Flint. “Aku tak bisa menebak. Duel terakhir setelah inilah, yang akan memastikannya.”
------------------------------
“Luar biasa Lunar.... Luar biasa!” seru Volta sambil menepuk-nepukkan tangannya. “Kamu telah memaksaku menunjukkan kemampuanku yang sesungguhnya. Kamu telah membuatku kewalahan hingga pertarungan ini. Sepertinya, inilah saatnya menunjukkan kemampuanku yang sebenarnya untuk mengalahkanmu... memenangkan turnamen ini!”
“Setali tiga uang denganku, Volta,” sahutku seraya menyunggingkan senyum misterius. “Sudah lama kutunggu momen ini. Sudah lama aku ingin mengalahkanmu dalam pertarungan akbar. Bukan sekadar pertarungan dalam gua atau pertarungan dalam gelap. Aku ingin mengalahkanmu di hadapan orang banyak seperti ini. Agar bisa kukatakan pada dunia bahwa akulah yang lebih hebat darimu... Volta!”
“Oke, sepertinya kita sudah sepakat,” sahut Volta. “Inilah waktunya untuk mengeluarkan Pokemon terakhir kita. Inilah waktunya untuk mengulang pertarungan kita di masa lalu. Untuk mengulang kemenanganku!”
“Bukan Volta, bukan mengulang kemenanganmu,” sanggahku cepat. “Tetapi... untuk mengulang kemenanganku... kekalahanmu!”
Dengan cepat kukeluarkan Pokeball terakhirku. Bersamaan dengan itu Volta menggerakkan telapak tangan kanannya, memunculkan sebuah Pokeball. Tanpa dikomando, kami saling mengarahkan Pokeball di genggaman kami.
“Sekaranglah saatnya pembuktian!” seruku bersemangat.
“Saatnya untuk Pokemon terakhir!” balas Volta tak kalah bersemangat. “Kelihatannya kita sama-sama tak sabar untuk segera memulainya, bukankah begitu temanku?”
Aku mengangguk mantap. “Ya Volta, aku sudah tidak sabar melemparkan Pokeballku ini,” jawabku menggenggam erat Pokeball di tanganku. “Tapi sebelum itu ada yang ingin kulakukan terlebih dahulu...”
“Oh ya? Memangnya apa yang mau kamu lakukan Lunar? Apa kamu mau pergi ke toilet untuk kencing karena ketakutan akan kekalahanmu?” tanya Volta meledek.
“Bukan Volta,” jawabku menggeleng. “Tapi aku ingin.... aku ingin minum Luwak White Koffie dulu!” (eaaaaa promosi lagi!)
GUBRAK!
--------------------------------------------------
Akhirnya, pertarunganku melawan Volta di turnamen Frontier Festival mencapai duel terakhir. Pastinya ini akan jadi pertarungan yang sulit. Akan tetapi, aku tidak akan menyerah... aku akan bertarung dengan sekuat tenagaku... untuk membuktikan bahwa akulah yang terkuat di antara kami berdua!

BAB LXIII SELESAI

Keterangan alih bahasa:

-          Tanah: ground
-          Naga: dragon
-          Api: fire
-          Serangga: bug
-          Ledakan api: fire blast
-          Gempa bumi: Earthquake
-          Sinar membingungkan: confuse ray
-          Putaran api: fire spin
-          Kilatan api: fire blitz
-          Pusing: confuse
-          Mengamuk/serangan biadab: outrage
-          Terbakar: burned
-          Permen langka: rare candy
-          Giliran: turn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...