SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Kamis, 12 Februari 2015

Lunar's Diary: Eps.451 - Masa Lalu Tertinggal

Episode 451: Masa Lalu Tertinggal

” Apa Anda tahu kalau mereka, Lunar, Badut, dan Flame.... adalah trio penjahat?” tanya Nanta tajam.
“Apa? Apa katamu?” Scott terhenyak kaget.
“Ya ya ya, tentu saja mereka tidak akan pernah memberitahukannya pada dirimu atau orang lain. Kalau mereka dulunya adalah grunt Tim Magma, bahkan mereka kelompok grunt elite yang berbakat,” jelas Nanta, memandang bergantian ke arahku, Flame, dan Volta. “Aku pernah berurusan dengan mereka di Kota Lilycove, saat mereka hendak menghentikan rencanaku membangun mobil kabel di Gunung Chimney. Tapi rupanya mereka itu mudah sekali diperdaya ya, mau saja percaya dengan ucapanku. Padahal kan tidak semestinya percaya pada ucapan seorang mafia,” lanjutnya penuh percaya diri. “Aku heran saja kenapa mereka ini bisa ada di sini. Mungkin mereka sudah tobat.”
“Apa... apa itu benar? Flame, Lunar?” tanya Scott memastikan seraya melihat ke arah kami berdua. Aku dan Flame tak menjawab, membuat Scott tersenyum kecut. “Jadi... jadi itulah kenapa aku merasa ada yang kalian sembunyikan perihal si Volta itu.”
Ya, itulah kenyataannya, Tuan Scott. Saat aku bertemu kembali dengan Flame, kami sepakat untuk tidak menceritakan masa lalu kami demi kebaikan kami sendiri. Tapi sepertinya sekarang hal itu tak ada gunanya, Nanta telah membocorkan semuanya. Entah apa maksud Nanta dengan mengatakannya...
“Ya ya ya, siapa lagi kalau bukan Volta... si Badut yang hampir saja memenangkan turnamen buatanmu ini,” kata Nanta melirik ke arah Volta. Sementara Volta masih saja terdiam, seakan menunggu waktu bicara. “Ya, Volta hampir saja memenangkan turnamen ini kalau saja Electivire-nya tidak dijatuhkan oleh Sandslash kepunyaan si Pincang itu. Menyebalkan sekali.”
Nanta lalu berjalan menghampiri Volta dan menepuk bahu sepupunya itu dengan bangga. “Sejak awal saudaraku ini memang telah berkomplot denganku untuk mengambil alih Battle Frontier. Karena itulah dia ikut menjadi peserta turnamen ini. Karenanya kalian tidak menyadari kehadiran kami di sini,” terang Nanta.
“Makanya Tuan Scott,” lanjut Nanta menatap Scott. “Aku menyimpulkan kalau Anda adalah orang yang tidak suka menonton siaran berita. Padahal televisi waktu itu menyiarkan bagaimana dia nyaris saja menghancurkan Kota Pastoria. Kalau saja Rayquaza tidak datang dan menyelamatkan kota...”
“Ya, itu memang kesalahanku,” aku Scott. “Kalau saja aku lebih memeriksa latar belakang peserta turnamen ini... aku pasti tidak akan mengizinkannya ikut bertarung. Ternyata dia sama sepertimu... dia buronan yang paling dicari satuan ranger!”
Nanta tersenyum jahat. “Tak ada yang perlu disesali, Tuan Scott,” katanya dengan nada ramah yang dibuat-buat. “Kan sudah kuberitahu kalau sejak awal pengawalmu telah berkhianat. Jadi ini bukan salahmu. Buat apa disesali?”
“Ini salahku!” sergah Scott penuh penyesalan. “Mestinya... mestinya aku memeriksa siapa pengawalku... mestinya aku.... tidak merekrut dia!” teriak Scott ke arah pengawal Scott yang yang berdiri tak jauh darinya.
“Benar sekali. Itu memang salahmu,” ucap Nanta membenarkan. “Dan kupikir sekarang saatnya Anda tahu siapa pengawal itu sebenarnya.” Nanta melihat ke arah pengawal itu lantas memberi isyarat. “Kamu bisa buka kedokmu sekarang...”
Pengawal itu mengangguk lantas menarik wajahnya... benar, dia menarik kulit wajahnya sehingga mengelupas. Kulitnya yang mengelupas itu lantas berubah menjadi seperti jeli kenyal berwarna ungu... Ditto! Sementara wajah asli sang pengawal ternyata adalah... Oh tidak, aku tidak percaya ini...


“Apa kamu terkejut, Lunar Servada?” tanya lelaki itu seakan mengejekku. Lelaki itu ternyata adalah Aaron, mantan grunt Tim Aqua yang juga mantan kekasih Melona Bluesea!
“Aa...Aaron? Bagaimana mungkin?” tanyaku tergagap menyadari siapa sosok pengawal itu sebenarnya.”
“Bukan Aaron, tapi Mickey,” sahut lelaki yang kukenal sebagai Aaron itu. “Aaron adalah namaku saat bergabung dengan Tim Aqua. Tapi nama asliku sebenarnya adalah Mickey. Dan di sinilah aku sekarang, bergabung dengan kelompok mafia hebat, untuk membalaskan dendamku pada dunia... termasuk pada dirimu! Pincang!”
“Trik Ditto itu... bukankah itu triknya...”
“Brodie? Ya benar sekali,” sela Mickey memotong ucapanku. “Aku perlu berusaha keras mengalahkan si keras kepala itu untuk mendapatkan trik ini. Dan aku berhasil setelah sulit sekali mencemplungkannya ke dalam jurang. Aku memang hebat.”
“Aaron... tidak, Mickey... kenapa kamu begitu jahat? Kenapa kamu melakukan semua ini?” tanyaku marah. “Apa belum cukup perlakuanmu pada Kota Pacifidlog? Apa belum cukup kamu membuat Melona menderita?!”
Mickey tersentak. Tampaknya nama Melona itu membuatnya langsung terdiam. “Itu....”
“Wah-wah... Aksi pembajakan ini tampaknya semakin seru saja. Apalagi diwarnai bumbu konflik pribadi. Ini seperti menonton sebuah film drama action saja,” ujar Nanta menyela perkataan Mickey. Dia lantas menoleh ke arah Mickey dan berkata, “Fokuslah pada tujuan kita. Kamu tak perlu meladeni si Pincang ini.”
“Baik, Tuan Nanta,” jawab Mickey singkat.
Nanta tersenyum, lantas tertawa dengan kerasnya. “Lihatlah para penonton yang ada di sini dan yang ada di luar sana. Lihatlah... LIHATLAH! Lihatlah siapa yang tertawa terakhir... lihatlah siapa pemenang sebenarnya di sini.... HA HA HA HA! LIHATLAH!”
“HENTIKAN!”
Sebuah teriakan keras tiba-tiba terdengar. Nanta berhenti tertawa dan menoleh ke asal suara. Itu suara Flame. “Oh, jadi nona manis yang satu ini juga ingin ikut bicara ya?” ledek Nanta.
“Jangan bercanda!” sergah Flame dengan wajah geram. “Penjahat sepertimu... tak layak disebut pemenang!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...