Episode
451: Masa Lalu Tertinggal
” Apa Anda tahu kalau mereka, Lunar,
Badut, dan Flame.... adalah trio penjahat?” tanya Nanta tajam.
“Apa? Apa katamu?” Scott terhenyak kaget.
“Ya ya ya, tentu saja mereka tidak akan
pernah memberitahukannya pada dirimu atau orang lain. Kalau mereka dulunya
adalah grunt Tim Magma, bahkan mereka kelompok grunt elite yang berbakat,”
jelas Nanta, memandang bergantian ke arahku, Flame, dan Volta. “Aku pernah
berurusan dengan mereka di Kota Lilycove, saat mereka hendak menghentikan
rencanaku membangun mobil kabel di Gunung Chimney. Tapi rupanya mereka itu
mudah sekali diperdaya ya, mau saja percaya dengan ucapanku. Padahal kan tidak
semestinya percaya pada ucapan seorang mafia,” lanjutnya penuh percaya diri.
“Aku heran saja kenapa mereka ini bisa ada di sini. Mungkin mereka sudah
tobat.”
“Apa... apa itu benar? Flame, Lunar?”
tanya Scott memastikan seraya melihat ke arah kami berdua. Aku dan Flame tak
menjawab, membuat Scott tersenyum kecut. “Jadi... jadi itulah kenapa aku merasa
ada yang kalian sembunyikan perihal si Volta itu.”
Ya, itulah kenyataannya, Tuan Scott.
Saat aku bertemu kembali dengan Flame, kami sepakat untuk tidak menceritakan
masa lalu kami demi kebaikan kami sendiri. Tapi sepertinya sekarang hal itu tak
ada gunanya, Nanta telah membocorkan semuanya. Entah apa maksud Nanta dengan
mengatakannya...
“Ya ya ya, siapa lagi kalau bukan
Volta... si Badut yang hampir saja memenangkan turnamen buatanmu ini,” kata
Nanta melirik ke arah Volta. Sementara Volta masih saja terdiam, seakan
menunggu waktu bicara. “Ya, Volta hampir saja memenangkan turnamen ini kalau
saja Electivire-nya tidak dijatuhkan oleh Sandslash kepunyaan si Pincang itu.
Menyebalkan sekali.”
Nanta lalu berjalan menghampiri Volta
dan menepuk bahu sepupunya itu dengan bangga. “Sejak awal saudaraku ini memang
telah berkomplot denganku untuk mengambil alih Battle Frontier. Karena itulah
dia ikut menjadi peserta turnamen ini. Karenanya kalian tidak menyadari
kehadiran kami di sini,” terang Nanta.
“Makanya Tuan Scott,” lanjut Nanta
menatap Scott. “Aku menyimpulkan kalau Anda adalah orang yang tidak suka
menonton siaran berita. Padahal televisi waktu itu menyiarkan bagaimana dia
nyaris saja menghancurkan Kota Pastoria. Kalau saja Rayquaza tidak datang dan
menyelamatkan kota...”
“Ya, itu memang kesalahanku,” aku Scott.
“Kalau saja aku lebih memeriksa latar belakang peserta turnamen ini... aku
pasti tidak akan mengizinkannya ikut bertarung. Ternyata dia sama sepertimu...
dia buronan yang paling dicari satuan ranger!”
Nanta tersenyum jahat. “Tak ada yang
perlu disesali, Tuan Scott,” katanya dengan nada ramah yang dibuat-buat. “Kan
sudah kuberitahu kalau sejak awal pengawalmu telah berkhianat. Jadi ini bukan
salahmu. Buat apa disesali?”
“Ini salahku!” sergah Scott penuh
penyesalan. “Mestinya... mestinya aku memeriksa siapa pengawalku... mestinya
aku.... tidak merekrut dia!” teriak Scott ke arah pengawal Scott yang yang berdiri
tak jauh darinya.
“Benar sekali. Itu memang salahmu,” ucap
Nanta membenarkan. “Dan kupikir sekarang saatnya Anda tahu siapa pengawal itu
sebenarnya.” Nanta melihat ke arah pengawal itu lantas memberi isyarat. “Kamu
bisa buka kedokmu sekarang...”
Pengawal itu mengangguk lantas menarik
wajahnya... benar, dia menarik kulit wajahnya sehingga mengelupas. Kulitnya
yang mengelupas itu lantas berubah menjadi seperti jeli kenyal berwarna ungu...
Ditto! Sementara wajah asli sang pengawal ternyata adalah... Oh tidak, aku
tidak percaya ini...
“Apa kamu terkejut, Lunar Servada?”
tanya lelaki itu seakan mengejekku. Lelaki itu ternyata adalah Aaron, mantan
grunt Tim Aqua yang juga mantan kekasih Melona Bluesea!
“Aa...Aaron? Bagaimana mungkin?” tanyaku
tergagap menyadari siapa sosok pengawal itu sebenarnya.”
“Bukan Aaron, tapi Mickey,” sahut lelaki
yang kukenal sebagai Aaron itu. “Aaron adalah namaku saat bergabung dengan Tim
Aqua. Tapi nama asliku sebenarnya adalah Mickey. Dan di sinilah aku sekarang,
bergabung dengan kelompok mafia hebat, untuk membalaskan dendamku pada dunia...
termasuk pada dirimu! Pincang!”
“Trik Ditto itu... bukankah itu
triknya...”
“Brodie? Ya benar sekali,” sela Mickey
memotong ucapanku. “Aku perlu berusaha keras mengalahkan si keras kepala itu untuk
mendapatkan trik ini. Dan aku berhasil setelah sulit sekali mencemplungkannya
ke dalam jurang. Aku memang hebat.”
“Aaron... tidak, Mickey... kenapa kamu
begitu jahat? Kenapa kamu melakukan semua ini?” tanyaku marah. “Apa belum cukup
perlakuanmu pada Kota Pacifidlog? Apa belum cukup kamu membuat Melona
menderita?!”
Mickey tersentak. Tampaknya nama Melona itu
membuatnya langsung terdiam. “Itu....”
“Wah-wah... Aksi pembajakan ini
tampaknya semakin seru saja. Apalagi diwarnai bumbu konflik pribadi. Ini seperti
menonton sebuah film drama action saja,” ujar Nanta menyela perkataan Mickey.
Dia lantas menoleh ke arah Mickey dan berkata, “Fokuslah pada tujuan kita. Kamu
tak perlu meladeni si Pincang ini.”
“Baik, Tuan Nanta,” jawab Mickey
singkat.
Nanta tersenyum, lantas tertawa dengan
kerasnya. “Lihatlah para penonton yang ada di sini dan yang ada di luar sana.
Lihatlah... LIHATLAH! Lihatlah siapa yang tertawa terakhir... lihatlah siapa
pemenang sebenarnya di sini.... HA HA HA HA! LIHATLAH!”
“HENTIKAN!”
Sebuah teriakan keras tiba-tiba
terdengar. Nanta berhenti tertawa dan menoleh ke asal suara. Itu suara Flame.
“Oh, jadi nona manis yang satu ini juga ingin ikut bicara ya?” ledek Nanta.
“Jangan bercanda!” sergah Flame dengan wajah
geram. “Penjahat sepertimu... tak layak disebut pemenang!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...