Episode 455: Mengkhawatirkan Legenda
“Kau... kau ini...”
“Sudahlah Lunar, tak usah bersikeras lagi!” seru Volta tampaknya mulai kehabisan kesabaran. “Keluarkan raksasamu dan aku takkan menghabisimu! Atau bela dirimu dengan dia, mari kita buktikan siapa yang terkuat di antara keduanya, di antara kita berdua sebagai pengendalinya! Keluarkan Groudonmu sekarang!” perintahnya kasar.
“Kau... kau ini...”
“Sudahlah Lunar, tak usah bersikeras lagi!” seru Volta tampaknya mulai kehabisan kesabaran. “Keluarkan raksasamu dan aku takkan menghabisimu! Atau bela dirimu dengan dia, mari kita buktikan siapa yang terkuat di antara keduanya, di antara kita berdua sebagai pengendalinya! Keluarkan Groudonmu sekarang!” perintahnya kasar.
![]() |
sumber gambar dari sini. |
Jadi begitu ya... jadi Volta terus memaksaku hingga batas, agar aku mengeluarkan Groudon untuk melindungi diriku dari serangan Rayquaza ini. Dia ingin mendapatkan Groudon, dan dia masih tetap saja ingin membuktikan siapa yang terkuat di antara kami berdua. Dia benar-benar penasaran, dia benar-benar gila.
“Kenapa tidak kamu biarkan saja aku keluar?” Suara dalam hatiku itu akhirnya terdengar. “Kamu hanya akan melukai dirimu sendiri bila menghadapi Rayquaza begitu saja. Pokemon-Pokemonmu takkan mampu mengatasinya. Hanya legenda seperti aku yang sanggup menandinginya,” urai RedClaw, Groudon yang bersemayam di lenganku itu.
“Maaf RedClaw, tapi aku tidak bisa,” jawabku. “Aku tidak bisa membiarkan Volta mendapatkanmu. Dia itu orang gila, dia bisa memanfaatkanmu untuk kehancuran dunia.”
“Apa kamu mau mati, Lunar? Kamu bisa mati!” nada bicara RedClaw berubah tinggi. “Hanya Pokemon Legenda seperti aku yang bisa menandingi Rayquaza, GreenTail.”
GreenTail? Jadi Rayquaza ini namanya GreenTail?
Sekarang aku jadi bimbang. Di satu sisi aku mengkhawatirkan RedClaw, tapi di satu sisi aku juga mengkhawatirkan diriku sendiri. Aku tidak bisa membiarkan Volta merebut RedClaw dariku, walaupun aku belum tahu bagaimana pertemuan Groudon dengan Rayquaza nantinya. Tapi bila mendengar kata RedClaw, sepertinya semua Pokemonku takkan bisa menghadapi si hijau panjang ini, yang artinya hanya RedClaw yang bisa menghentikannya. Tapi...
“Lunar, apa kamu ingat janjimu saat memasukkanku ke dalam lenganmu? Apa kamu ingat bahwa aku bisa keluar kapan saja bila aku menemukan lawan yang sepadan? Sekarang inilah saatnya Lunar, inilah saatnya aku bertarung, GreenTail adalah lawan sepadanku!”
Aku terdiam. Aku ingat janji itu. Aku pun bukan tipe orang yang mengingkari janji. Tapi bila melihat kegilaan Volta, aku tidak berani. Aku takut RedClaw jatuh ke tangannya, menambahkan kekuatan dahsyat Pokemon legendaris ke tangannya. Aku takut bila itu terjadi, itu bisa mengancam kedamaian dunia dan menyebabkan kehancuran yang tak terhindarkan. Kekuatan Pokemon legenda terlalu besar untuk dipegang oleh manusia!
Entah kenapa baru sekarang aku menyadari hal itu setelah beberapa waktu bersama Groudon. Memang aku telah menangkap Groudon dan memasukkannya ke dalam lengan kiriku. Tapi kenyataannya aku belum benar-benar bisa mengendalikannya. Groudon mengamuk dengan dahsyatnya saat dia keluar dari tubuhku. Dia begitu tak terkendali dan membutuhkan tenaga yang begitu banyak untuk bisa menenangkannya. Pokemon legenda memang memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari Pokemon biasa, membuatnya jauh lebih sulit untuk dikendalikan dibandingkan Pokemon biasa.
“Maaf RedClaw, tapi kita belum siap untuk pertarungan ini,” kataku kemudian.
“Apa? Apa maksudmu manusia?” RedClaw terdengar kaget. “Kamu bilang belum siap? Aku sudah menunggu seumur hidupku, menunggu berabad-abad lamanya untuk pertemuan ini dan kamu dengan seenaknya mengatakan aku belum siap? Siapa kamu? Apa kamu pengendaliku?”
“Mengertilah RedClaw, ini demi kebaikanmu,” sergahku. “Apa kamu tidak ingat apa yang terjadi di New Cinnabar? Apa kamu lupa dengan apa yang terjadi di Pasifidlog? Kamu hampir menghancurkan semuanya!”
RedClaw terdiam. Suaranya lalu kembali terdengar. “New Cinnabar dan Pasifidlog? Ya, aku ingat itu. Saat kamu memintaku membangun kembali Pulau Cinnabar? Dan saat kamu memintaku menghentikan Tentacruel raksasa itu? Ya... Ya... rupanya sudah dua permintaanmu yang kukabulkan. Dan sekarang kamu memintaku untuk menahan diri, adalah permintaanmu yang terakhir?”
“Ya! Katakanlah seperti itu!” jawabku tegas. Entah kenapa sekarang aku jadi begitu emosional. Rasanya... rasanya aku tidak ingin kehilangan RedClaw. Waktu kami bersama bisa dibilang belum terlalu lama, tapi entah kenapa dia sudah begitu menyatu dengan diriku. Apa karena aku menjadi inangnya? Apa karena itu kini aku tidak mau kehilangan dia, Pokemon yang telah kuincar sejak aku masih kanak-kanak?
“Kenapa tidak kamu biarkan saja aku keluar?” Suara dalam hatiku itu akhirnya terdengar. “Kamu hanya akan melukai dirimu sendiri bila menghadapi Rayquaza begitu saja. Pokemon-Pokemonmu takkan mampu mengatasinya. Hanya legenda seperti aku yang sanggup menandinginya,” urai RedClaw, Groudon yang bersemayam di lenganku itu.
“Maaf RedClaw, tapi aku tidak bisa,” jawabku. “Aku tidak bisa membiarkan Volta mendapatkanmu. Dia itu orang gila, dia bisa memanfaatkanmu untuk kehancuran dunia.”
“Apa kamu mau mati, Lunar? Kamu bisa mati!” nada bicara RedClaw berubah tinggi. “Hanya Pokemon Legenda seperti aku yang bisa menandingi Rayquaza, GreenTail.”
GreenTail? Jadi Rayquaza ini namanya GreenTail?
Sekarang aku jadi bimbang. Di satu sisi aku mengkhawatirkan RedClaw, tapi di satu sisi aku juga mengkhawatirkan diriku sendiri. Aku tidak bisa membiarkan Volta merebut RedClaw dariku, walaupun aku belum tahu bagaimana pertemuan Groudon dengan Rayquaza nantinya. Tapi bila mendengar kata RedClaw, sepertinya semua Pokemonku takkan bisa menghadapi si hijau panjang ini, yang artinya hanya RedClaw yang bisa menghentikannya. Tapi...
“Lunar, apa kamu ingat janjimu saat memasukkanku ke dalam lenganmu? Apa kamu ingat bahwa aku bisa keluar kapan saja bila aku menemukan lawan yang sepadan? Sekarang inilah saatnya Lunar, inilah saatnya aku bertarung, GreenTail adalah lawan sepadanku!”
Aku terdiam. Aku ingat janji itu. Aku pun bukan tipe orang yang mengingkari janji. Tapi bila melihat kegilaan Volta, aku tidak berani. Aku takut RedClaw jatuh ke tangannya, menambahkan kekuatan dahsyat Pokemon legendaris ke tangannya. Aku takut bila itu terjadi, itu bisa mengancam kedamaian dunia dan menyebabkan kehancuran yang tak terhindarkan. Kekuatan Pokemon legenda terlalu besar untuk dipegang oleh manusia!
Entah kenapa baru sekarang aku menyadari hal itu setelah beberapa waktu bersama Groudon. Memang aku telah menangkap Groudon dan memasukkannya ke dalam lengan kiriku. Tapi kenyataannya aku belum benar-benar bisa mengendalikannya. Groudon mengamuk dengan dahsyatnya saat dia keluar dari tubuhku. Dia begitu tak terkendali dan membutuhkan tenaga yang begitu banyak untuk bisa menenangkannya. Pokemon legenda memang memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari Pokemon biasa, membuatnya jauh lebih sulit untuk dikendalikan dibandingkan Pokemon biasa.
“Maaf RedClaw, tapi kita belum siap untuk pertarungan ini,” kataku kemudian.
“Apa? Apa maksudmu manusia?” RedClaw terdengar kaget. “Kamu bilang belum siap? Aku sudah menunggu seumur hidupku, menunggu berabad-abad lamanya untuk pertemuan ini dan kamu dengan seenaknya mengatakan aku belum siap? Siapa kamu? Apa kamu pengendaliku?”
“Mengertilah RedClaw, ini demi kebaikanmu,” sergahku. “Apa kamu tidak ingat apa yang terjadi di New Cinnabar? Apa kamu lupa dengan apa yang terjadi di Pasifidlog? Kamu hampir menghancurkan semuanya!”
RedClaw terdiam. Suaranya lalu kembali terdengar. “New Cinnabar dan Pasifidlog? Ya, aku ingat itu. Saat kamu memintaku membangun kembali Pulau Cinnabar? Dan saat kamu memintaku menghentikan Tentacruel raksasa itu? Ya... Ya... rupanya sudah dua permintaanmu yang kukabulkan. Dan sekarang kamu memintaku untuk menahan diri, adalah permintaanmu yang terakhir?”
“Ya! Katakanlah seperti itu!” jawabku tegas. Entah kenapa sekarang aku jadi begitu emosional. Rasanya... rasanya aku tidak ingin kehilangan RedClaw. Waktu kami bersama bisa dibilang belum terlalu lama, tapi entah kenapa dia sudah begitu menyatu dengan diriku. Apa karena aku menjadi inangnya? Apa karena itu kini aku tidak mau kehilangan dia, Pokemon yang telah kuincar sejak aku masih kanak-kanak?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...