Episode 457: Keyakinan Pasti
"Dan aku bisa menyimpulkan, perjalananmu adalah hal terbaik yang pernah kamu lakukan!”
Aku terkejut. Kata-kata RedClaw begitu meresap dalam hatiku. Dia benar, dia sangat benar. Seburuk apapun hasil yang kudapati, semua proses itu menjadikanku semakin kuat. Segala hal yang terjadi dalam perjalananku menjadikanku lebih baik. Semua peristiwa-peristiwa tersebut, semua kenangan-kenangan itu....
Saat aku mengalahkan Jiken. Saat aku bergabung dengan Tim Magma. Saat aku melawan Tim Aqua. Saat aku melawan Volta. Saat aku melawan Elite Four. Saat aku melawan Wallace. Saat aku melawan Groudon. Saat aku melawan Erou. Saat aku melawan Flame. Dan tentunya peristiwa yang mengawali semua perjalananku itu.... saat aku bertemu Sandshrew.
Aku terkejut. Kata-kata RedClaw begitu meresap dalam hatiku. Dia benar, dia sangat benar. Seburuk apapun hasil yang kudapati, semua proses itu menjadikanku semakin kuat. Segala hal yang terjadi dalam perjalananku menjadikanku lebih baik. Semua peristiwa-peristiwa tersebut, semua kenangan-kenangan itu....
Saat aku mengalahkan Jiken. Saat aku bergabung dengan Tim Magma. Saat aku melawan Tim Aqua. Saat aku melawan Volta. Saat aku melawan Elite Four. Saat aku melawan Wallace. Saat aku melawan Groudon. Saat aku melawan Erou. Saat aku melawan Flame. Dan tentunya peristiwa yang mengawali semua perjalananku itu.... saat aku bertemu Sandshrew.
Semua peristiwa itu.... semua kenangan itu... semua itu yang membentuk diriku. Semua itu yang membuatku tiba di sini, untuk membuktikan bahwa semua perjalanan itu tidaklah sia-sia. Aku ada di sini untuk menang, dan sekali lagi akan kubuktikan bahwa aku bisa menang... dengan kekuatanku sendiri.
“RedClaw, percayakan padaku. Apapun yang terjadi padaku nanti, yang terpenting adalah aku sudah berusaha sebaik mungkin. Aku tidak akan membiarkan perjalananku sia-sia. Aku tidak akan membiarkan Volta merebutmu dariku!”
“Lakukan saja, aku sudah bosan dengan basa-basi ini.”
Aku tersenyum. Dengan mantap kutatap Volta di balik lekukan tubuh Rayquaza. Aku tahu sesuatu yang buruk akan terjadi padaku, tapi aku akan berusaha tetap sebaik mungkin menghadapinya. Aku sudah siap!
“Volta..... Takkan kubiarkan kamu merebut GROUDON!”
“Cis, sudah bosan hidup sepertinya kamu Lunar,” sahut Volta menyeringai. “Kalau begitu terimalah takdirmu. RAYQUAZA...
“DIAM KAU VOLTA!” teriakku marah. “Aku tak tahu apa yang membuatmu seperti ini, tapi aku takkan membiarkanmu merebut Groudon begitu saja!”
Volta tersenyum licik mendengar ucapanku. Dia lantas mengangat dagunya dengan angkuh dan berkata, “Jadi kamu sudah memutuskannya? Baiklah, jangan salahkan aku.” Volta melihat ke arah Rayquaza dan berteriak keras. “RAYQUAZA! HABISI DIA!” Seketika itu juga ekor Rayquaza bergerak dengan cepatnya ke arahku.
“Lakukan saja, aku sudah bosan dengan basa-basi ini.”
Aku tersenyum. Dengan mantap kutatap Volta di balik lekukan tubuh Rayquaza. Aku tahu sesuatu yang buruk akan terjadi padaku, tapi aku akan berusaha tetap sebaik mungkin menghadapinya. Aku sudah siap!
“Volta..... Takkan kubiarkan kamu merebut GROUDON!”
“Cis, sudah bosan hidup sepertinya kamu Lunar,” sahut Volta menyeringai. “Kalau begitu terimalah takdirmu. RAYQUAZA...
“DIAM KAU VOLTA!” teriakku marah. “Aku tak tahu apa yang membuatmu seperti ini, tapi aku takkan membiarkanmu merebut Groudon begitu saja!”
Volta tersenyum licik mendengar ucapanku. Dia lantas mengangat dagunya dengan angkuh dan berkata, “Jadi kamu sudah memutuskannya? Baiklah, jangan salahkan aku.” Volta melihat ke arah Rayquaza dan berteriak keras. “RAYQUAZA! HABISI DIA!” Seketika itu juga ekor Rayquaza bergerak dengan cepatnya ke arahku.
“GUARDIAN!” aku pun bertindak cepat. Kukeluarkan Sandslash yang masih sadarkan diri. Dengan cepat Pokemon utamaku itu melompat dan menahan ekor Rayquaza yang besar. Melihat ekornya tertahan Sandslash, Rayquaza tampak marah. Dia semakin menguatkan kibasan ekornya, membuat Guardian terlihat begitu kepayahan.
“HA! Apa kamu pikir Pokemon kecilmu itu bisa menahan ekor raksasa Rayquaza? Yang benar saja! Dalam hitungan detik saja dia bakal jadi sandwich!” ejek Volta. “Rayquaza.... habisi sekarang!”
“GROAAAN!”
Rayquaza mengeluarkan suara keras, begitu keras hingga membangunkan Flame yang sedari tadi pingsan. Perempuan berambut merah itu terkejut melihat apa yang terjadi di depannya. Dia kaget mendapati Pokemon legendaris Rayquaza mengamuk di hadapannya. Tapi yang membuatnya semakin terkejut adalah apa yang sedang diamuk Pokemon naga raksasa itu. Dan segera saja dia menyadari sebuah kenyataan yang mengerikan. Sahabat karibnya, Lunar tengah dalam kondisi yang membahayakan diserang sahabat karibnya yang lain, Volta!
“VOLTA! HENTIKAN!” teriak Flame parau. Volta terkesiap mendengarnya dan langsung melihat ke arah Flame. “Apa yang kau lakukan Volta? Apa kau mau membunuh Lunar?”
Volta tersenyum. “Apakah belum jelas apa yang terlihat di matamu, Nona Festival,” jawabnya angkuh. “Ya, aku akan membunuhnya, dan menyelesaikan apa yang selama ini terjadi antara kami berdua. Jadi lebih baik kamu tidak usah ikut campur.”
“Apa katamu? Apa aku tidak salah dengar?” tanya Flame terperangah. “Kau mau membunuh sahabatmu sendiri? Dia yang telah bersamamu saat...”
“DIAM!” bentak Volta memotong perkataan Flame. “Flame, mau sampai kapan kamu akan terus mengungkit soal persahabatan kita? Persahabatan kita sudah berakhir sejak aku mengkhianati kalian. Apa kamu tidak bisa menerima hal itu?”
“Oh, begitu. Jadi menurutmu kami ini sekarang sampah yang tidak berguna lagi? Begitu?” tukas Flame marah. “Jadi maksudmu apa yang terjadi antara kita bertiga selama ini tidak ada artinya sama sekali bagimu?”
“Ya! Iya itu benar!” jawab Volta kesal. “Bagiku.... kalian adalah penghalang yang mesti disingkirkan!”
“HA! Apa kamu pikir Pokemon kecilmu itu bisa menahan ekor raksasa Rayquaza? Yang benar saja! Dalam hitungan detik saja dia bakal jadi sandwich!” ejek Volta. “Rayquaza.... habisi sekarang!”
“GROAAAN!”
Rayquaza mengeluarkan suara keras, begitu keras hingga membangunkan Flame yang sedari tadi pingsan. Perempuan berambut merah itu terkejut melihat apa yang terjadi di depannya. Dia kaget mendapati Pokemon legendaris Rayquaza mengamuk di hadapannya. Tapi yang membuatnya semakin terkejut adalah apa yang sedang diamuk Pokemon naga raksasa itu. Dan segera saja dia menyadari sebuah kenyataan yang mengerikan. Sahabat karibnya, Lunar tengah dalam kondisi yang membahayakan diserang sahabat karibnya yang lain, Volta!
“VOLTA! HENTIKAN!” teriak Flame parau. Volta terkesiap mendengarnya dan langsung melihat ke arah Flame. “Apa yang kau lakukan Volta? Apa kau mau membunuh Lunar?”
Volta tersenyum. “Apakah belum jelas apa yang terlihat di matamu, Nona Festival,” jawabnya angkuh. “Ya, aku akan membunuhnya, dan menyelesaikan apa yang selama ini terjadi antara kami berdua. Jadi lebih baik kamu tidak usah ikut campur.”
“Apa katamu? Apa aku tidak salah dengar?” tanya Flame terperangah. “Kau mau membunuh sahabatmu sendiri? Dia yang telah bersamamu saat...”
“DIAM!” bentak Volta memotong perkataan Flame. “Flame, mau sampai kapan kamu akan terus mengungkit soal persahabatan kita? Persahabatan kita sudah berakhir sejak aku mengkhianati kalian. Apa kamu tidak bisa menerima hal itu?”
“Oh, begitu. Jadi menurutmu kami ini sekarang sampah yang tidak berguna lagi? Begitu?” tukas Flame marah. “Jadi maksudmu apa yang terjadi antara kita bertiga selama ini tidak ada artinya sama sekali bagimu?”
“Ya! Iya itu benar!” jawab Volta kesal. “Bagiku.... kalian adalah penghalang yang mesti disingkirkan!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...