SERVADA CHRONICLES - HUNTER SEASON
BAB XIX: GUNUNG PYRE
Episode 130: Ulang Tahun Ke-19


Aku berada di sebuah kapal pesiar yang mewah dan besar. Kulihat seorang wanita berambut merah dengan jambul jingga sedang berdiri bersandar di tepian kapal. Itu kan Flame! Benar-benar suatu kebetulan bisa bertemu dengan Flame di kapal yang sama. Aku tak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Selama ini aku belum pernah punya kekasih, karena itulah kali ini akan menyatakan cintaku tak peduli apa jawaban Flame. Aku pun berjalan mendekatinya.
”Hai Flame!” sapaku saat sudah berada di dekatnya.
Flame menoleh. Dia melihatku dan kemudian tersenyum. Senyumannya benar-benar menawan, membuatku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama!
”Lunar, aku sudah lama menunggumu,” balasnya menyapaku ramah. ”Apa ada yang ingin kau bicarakan padaku?”
”Ah, iya... tentu saja!” jawabku mantap, walaupun terdengar sangat gugup.
”Kau gugup sekali, memangnya apa yang ingin kau katakan?”
Sial, Flame menyadari kegugupanku! Baiklah, kau sudah kepalang tanggung Lunar, kalau mau mengatakannya... katakan sekarang!
”Flame... aku mau bilang... aku mau bilang,” aku tergagap,” aku mau bilang kalau... kalau... Aku cinta padamu!” Huff, akhirnya kukatakan juga tiga kata yang sangat susah itu.
Flame tersenyum, pipinya bersemu merah. ”Lalu?”
”Lalu.... maukah kau menjadi kekasihku?” lanjutku dengan tangan gemetaran. Aku tak berani mendengar jawabannya, pasti akan sangat menyakitkan.
Tapi di luar dugaan Flame mengangguk dan kembali tersenyum. Oh Tuhan, tolong simpan senyum itu untukku, biarkan aku menyimpannya ibarat aku menyimpan ROM Pokemon yang baru aku unduh di internet ke dalam flashdisk!
”Aku juga mencintaimu, Lunar...” jawab Flame manja. Ampun! Ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan!
”Be... benarkah?” tanyaku tak percaya.
Flame mengangguk mengiyakan. “Apa aku pernah berbohong padamu?” tanyanya. Aku menggeleng cepat. Flame tersenyum lagi. Dia lalu menatapku erat. ”Sebagai bukti kalau aku serius, kau boleh menciumku sekarang ini.”
”Men... menciummu... sekarang?” aku terkejut... benar-benar tidak bisa dipercaya!
Aku lalu mendekati Flame sementara Flame juga mendekatkan tubuhnya padaku. Kami berpelukan, saling mendekatkan bibir... dan... dan...
.....................................................
”Kamu benar-benar mengerikan!” teriak suara kakakku keras. Kakakku? Kenapa dia bisa....
Aku membuka mata dan mendapati diriku sedang memeluk dan berciuman dengan... dengan Sandslash!
”HUEKK! Bah! Bah!” spontan aku langsung bangun dan membersihkan bibirku cepat dengan telapak tanganku. Sial, rupanya tadi hanya mimpi!
”Aku kasihan padamu Lunar...” komentar kak Lydia sambil geleng-geleng kepala. Kulihat dia berdiri di depan pintu kamar dengan berkacak pinggang. ”Jangan karena kamu tidak punya kekasih lalu kamu bisa menjalin hubungan dengan Pokemon. Cis, itu sangat menjijikkan!”
”Hei, aku gak tau...” belaku. Aku menoleh ke arah Sandslash dan kulihat dia sedang membersihkan mulutnya juga. ”Sandslash... maaf, aku tadi sedang bermimpi...”
Sandslash melihat ke arahku dan menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu mengangkat kedua bahunya.
(Komentar Sandslash, “Cis, pelatih macam apa yang tega mencium Pokemonnya sendiri seperti itu. Eike kan cowok! Ih, jijay Bo!”)
”Sudahlah Lunar, kau tak harus bermimpi lagi, berhentilah bermimpi!” sahut kakakku. Dia mengeluarkan sebuah kotak dari dalam saku pakaiannya yang lebar dan melemparkannya begitu saja ke arahku yang masih terduduk di tempat tidur dengan rambut acak-acakan. ”Ambil hadiah ini dan gunakan untuk mencari kekasih yang nyata, jangan cuma bisa bermimpi.”
”Hadiah? Hadiah apa?” tanyaku tak mengerti.
”Kakak tidak punya waktu bermain-main denganmu, menyaksikanmu mencium Sandslash saja sudah membuat Kakak ingin muntah dan kelewatan nonton perkembangan terbaru kontes super di televisi. Sudah ah, Kakak mau nonton tivi dulu, selamat ulang tahun dan daaaaaahhhhhhhh!” Kakakku kemudian lenyap begitu saja seperti ibu perinya Cinderella.
Tunggu dulu, apa tadi yang kak Lydia bilang? Ulang tahun? Apakah hari ini....
Aku langsung bangkit dari tempat tidur dan melihat kalender. Oh, hari ini kan tanggal 18 Juli? Berarti ini.... hari ini ulang tahunku! Kenapa... kenapa aku bisa lupa ya?
”Sudahlah Lunar, kau tak harus bermimpi lagi, berhentilah bermimpi!” sahut kakakku. Dia mengeluarkan sebuah kotak dari dalam saku pakaiannya yang lebar dan melemparkannya begitu saja ke arahku yang masih terduduk di tempat tidur dengan rambut acak-acakan. ”Ambil hadiah ini dan gunakan untuk mencari kekasih yang nyata, jangan cuma bisa bermimpi.”
”Hadiah? Hadiah apa?” tanyaku tak mengerti.
”Kakak tidak punya waktu bermain-main denganmu, menyaksikanmu mencium Sandslash saja sudah membuat Kakak ingin muntah dan kelewatan nonton perkembangan terbaru kontes super di televisi. Sudah ah, Kakak mau nonton tivi dulu, selamat ulang tahun dan daaaaaahhhhhhhh!” Kakakku kemudian lenyap begitu saja seperti ibu perinya Cinderella.
Tunggu dulu, apa tadi yang kak Lydia bilang? Ulang tahun? Apakah hari ini....
Aku langsung bangkit dari tempat tidur dan melihat kalender. Oh, hari ini kan tanggal 18 Juli? Berarti ini.... hari ini ulang tahunku! Kenapa... kenapa aku bisa lupa ya?
(Komentar Sandslash, ”Aku tidak heran, kamu kan memang pikun seperti nenek-nenek di pemandian air panas kota Lavaridge!”)
Aku lalu membuka kotak berbungkus kertas sampul cokelat murahan yang biasa digunakan untuk sampul buku anak-anak sekolah. Aku penasaran hadiah apa yang diberikan kakakku tahun ini. Tahun lalu kakakku memberikan PokeNav yang berhasil dengan sangat sukses aku lenyapkan, terima kasih pada Tim Magma untuk itu. Tahun ini kakakku memberikan.....
Apa? Sisir? Aku terkejut tatkala membuka kotak dan mendapati sisir hitam panjang yang biasa digunakan tukang cukur ada di dalamnya. Memangnya tidak ada hadiah yang lebih ”keren” lagi dari ini?
Hmm, ada kertasnya, coba aku baca dulu....
“Selamat ulang tahun yang kesembilan belas, adikku Lunar. Kakak sengaja memberikan sisir sebagai hadiah agar kamu bisa menyisir rapi rambutmu yang berantakan dan bau itu. Mana ada cewek yang mau sama kamu kalau rambutmu berantakan gak karuan mirip sapu yang biasa kakak pake membersihkan teras. Hehehe... bercanda :P
Aku lalu membuka kotak berbungkus kertas sampul cokelat murahan yang biasa digunakan untuk sampul buku anak-anak sekolah. Aku penasaran hadiah apa yang diberikan kakakku tahun ini. Tahun lalu kakakku memberikan PokeNav yang berhasil dengan sangat sukses aku lenyapkan, terima kasih pada Tim Magma untuk itu. Tahun ini kakakku memberikan.....
Apa? Sisir? Aku terkejut tatkala membuka kotak dan mendapati sisir hitam panjang yang biasa digunakan tukang cukur ada di dalamnya. Memangnya tidak ada hadiah yang lebih ”keren” lagi dari ini?
Hmm, ada kertasnya, coba aku baca dulu....
“Selamat ulang tahun yang kesembilan belas, adikku Lunar. Kakak sengaja memberikan sisir sebagai hadiah agar kamu bisa menyisir rapi rambutmu yang berantakan dan bau itu. Mana ada cewek yang mau sama kamu kalau rambutmu berantakan gak karuan mirip sapu yang biasa kakak pake membersihkan teras. Hehehe... bercanda :P

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...