SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Selasa, 01 Februari 2011

L's Diary: Eps.213 - Flygon

wooper gifEpisode 213: Flygon

Kami semakin mendekati suara nyanyian misterius tersebut. Suara nyanyian itu semakin terdengar keras, kali ini suaranya semakin menyayat dan terdengar sedih. Lebih dari itu, suaranya terdengar berjalan mendekati kami! Aku pun kini merasakan panas yang lebih besar dari sebelumnya.
”Yang jelas ini bukan Groudon,” ujar Profesor kemudian. Wajahnya terlihat mulai panik. ”Lunar, siapkan Sandslash... lawan kita semakin dekat...”
”Tapi Profesor... hawa panas ini...”
”Sandslash memiliki selubung pasir, bukan masalah baginya untuk menghindarinya.”
Selubung pasir? Oh iya... Sandslash memiliki kemampuan selubung pasir yang membuatnya hampir tak tampak dalam badai pasir sehingga serangan yang terarah padanya ada kemungkinan meleset. Tapi bukankah saat ini aku sedang tidak berhadapan dengan Pokemon?
Aku masih belum mengerti dengan perintah Profesor, tapi aku sudah menyiapkan PokeBall Dian di tanganku bila sesuatu terjadi nanti. Kami pun terus melangkah dan hawanya terasa semakin panas hingga kurasakan pakaian anti panasku mulai meleleh... membuatku teringat pada misi di gunung Kanon waktu itu.
”Ap... apa itu?” tanyaku tercekat melihat sosok bayangan hitam di kejauhan. Sosok itu duduk di sebuah batu besar dan terlihat angin-angin panas itu berasal darinya. Apakah itu... hantu?
”Diam, jangan bersuara,” ujar Profesor menenangkan.
”Apakah itu hantu wanita penunggu gurun pasir ini?” tanyaku berbisik. Terus terang saja aku mulai ketakutan... aku ketakutan setengah mati!
Tiba-tiba terlihat cahaya merah menyala dari sosok bayangan hitam itu. Rupanya sosok itu menyadari keberadaanku dan Profesor. Ini artinya...
”Lunar, keluarkan Sandslash sekarang!” perintah Profesor saat mendadak sosok itu bergerak melayang ke arah kami.
”Ta... tapi...”
”Lakukan!”
Aku sudah terlebih dulu dirasuki ketakutan, tapi perintah Profesor langsung aku lakukan dengan cepat. Dengan tangan dan kaki bergetar kulemparkan PokeBallku, Dian langsung muncul di depan kami berdua.
”Berikan perintah!” teriak Profesor begitu sosok misterius bergerak cepat dan kini akan menabrak kami.
”Ba... baik... Dian, sayatan!” dengan tergagap kuberikan perintah dan Dian langsung melompat menyayatkan cakarnya yang tajam pada sosok itu. Sosok itu langsung mundur dan terlihat kesakitan. Perlahan aku bisa melihat wujud dari sosok itu... sosok itu adalah Pokemon berwarna hijau bersayap dan memiliki antena serta mata berwarna merah bening. Itu Pokemon!
”Profesor, apa itu?” tanyaku cukup lega karena ternyata sosok itu bukan hantu. Well, kalau yang aku hadapi adalah Pokemon, selama aku memiliki Pokemonku bukanlah menjadi masalah. Tapi kalau hantu... maaf-maaf saja...
”Itu Flygon, Pokemon mistik,” jawab Profesor. ”Sedari tadi aku mengamati pola udara panas di gurun ini dan aku menyadarinya sebagai angin... angin panas yang membuat hawa gurun ini berubah menjadi begitu panas. Dan alam tidak akan merubahnya begitu drastis di daerah ini, kecuali hal itu dilakukan oleh Pokemon.”
”Pokemon yang melakukannya?”
”Saat mendengar suara nyanyian, aku teringat akan sebuah legenda di kampung halamanku.... alkisah dahulu kala...”
”Profesor sekarang bukan saatnya untuk bercerita!” potongku cepat karena Pokemon hijau yang disebut Flygon itu kembali bergerak ke arah kami. Tapi tanpa diduga Pokemon yang terbang dengan cepat itu berhenti di udara dan melihat ke arah kami dengan sorot mata yang tajam. Tampaknya Pokemon itu marah karena wilayah kekuasaannya telah dilanggar. Pokemon itu lalu mengibaskan sayapnya pelan berangsur-berangsur cepat dan badai pasir bertiup sangat kencang di depan kamu, membuatku harus berusaha keras untuk tetap berdiri. Kudengar jelas kini suara nyanyian yang ternyata berasal dari kibasan sayap Flygon!

”Nyanyian gurun, roh dari gurun... begitu yang kudengar dalam legenda tersebut,” jelas Profesor. ”Dan semua itu berasal dari kibasan sayapnya yang bisa memunculkan badai pasir yang sangat kuat. Kibasannya sangat kuat hingga memunculkan suara berisik mirip nyanyian seorang wanita. Di tempatku, konon ada seseorang yang....”
”Profesor, AWAS!” teriakku sambil mendorong tubuh Profesor jatuh ke tanah saat Flygon membuka mulutnya lebar, mengeluarkan gelombang merah menyala yang begitu panas.
”Terima kasih Lunar, itulah tadi serangan gelombang panas yang membuat hawa di gurun ini menjadi semakin panas dan yang melakukannya adalah Flygon, karena itulah aku memintamu mempersiapkan Sandslash.”
”Oke, tapi ceritakan semuanya setelah kita pergi dari sini karena.... Flygon akan memanggang kita kalau Profesor masih terus bercerita!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...